Jujur dan Sederhana, Eks KSAU Ini Tak Mampu Lunasi Cicilan Rumah hingga Akhir Hayatnya
Senin, 12 Desember 2022 - 05:45 WIB
“Selama ini belum pernah ada yang mengembalikan uang perjalanan karena ada policy tidak tertulis bahwa apabila seseorang diberi uang perjalanan maka dianggap terpakai semua. Jadi tidak ada yang mengembalikan,” ucap kasir.
Suryadarma di depan pesawat C-47 Dakota RI-001 Seulawah dari rakyat Aceh. Foto/istimewa
Tidak hanya itu, dalam kesehariannya Suryadarma selalu membawa tempat minum tentara atau velples dan sepotong roti dari rumah sehingga dia jarang sekali jajan di warung atau makan di restoran mewah. Bahkan, Suryadarma juga selalu membawa velbed atau tempat tidur lipat sendiri dan selalu menginap di base operation pangkalan bukan di hotel.
“Suryadi Suryadarma adalah seorang yang berjiwa solitaire atau penyendiri dan merupakan pribadi yang sangat sederhana, tidak mau menggunakan fasilitas negara untuk keperluan pribadi dan serta tidak menjalani hidup dalam kemewahan,” katanya.
Pada 1954, Suryadarma diberi jatah tanah di daerah Kabayoran, Jakarta Selatan oleh Wali Kota atas permintaan Menteri Pertahanan (Menhan) Iwa Kusuma Sumantri. Iwa merupakan rekannya saat mendirikan Badan Keamanan Rakyat (BKR) di Bandung pada 1945.
Namun tanah tersebut justru dihibahkan oleh Suryadarma untuk AURI kini bernama TNI AU. Tanah tersebut kemudian menjadi Wisma Angkasa tempat kediamanan resmi para KSAU setelah Suryadarma.
Iwa yang memahami karakter Suryadarma yang sangat jujur kemudian menggantikannya dengan sebidang tanah di samping Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
Tanah seluas 3.000 meter persegi itu kemudian di bagi dua untuk Iwa dan Suryadarma. “Ini tanah dari saya pribadi, jadi jangan diberikan ke AURI lagi ya,” ucap Iwa kepada Suryadarma.
Sayangnya, tanah tersebut kemudian terkena penggusuran untuk perluasan TMP Kalibata.
Suryadarma di depan pesawat C-47 Dakota RI-001 Seulawah dari rakyat Aceh. Foto/istimewa
Tidak hanya itu, dalam kesehariannya Suryadarma selalu membawa tempat minum tentara atau velples dan sepotong roti dari rumah sehingga dia jarang sekali jajan di warung atau makan di restoran mewah. Bahkan, Suryadarma juga selalu membawa velbed atau tempat tidur lipat sendiri dan selalu menginap di base operation pangkalan bukan di hotel.
“Suryadi Suryadarma adalah seorang yang berjiwa solitaire atau penyendiri dan merupakan pribadi yang sangat sederhana, tidak mau menggunakan fasilitas negara untuk keperluan pribadi dan serta tidak menjalani hidup dalam kemewahan,” katanya.
Pada 1954, Suryadarma diberi jatah tanah di daerah Kabayoran, Jakarta Selatan oleh Wali Kota atas permintaan Menteri Pertahanan (Menhan) Iwa Kusuma Sumantri. Iwa merupakan rekannya saat mendirikan Badan Keamanan Rakyat (BKR) di Bandung pada 1945.
Namun tanah tersebut justru dihibahkan oleh Suryadarma untuk AURI kini bernama TNI AU. Tanah tersebut kemudian menjadi Wisma Angkasa tempat kediamanan resmi para KSAU setelah Suryadarma.
Iwa yang memahami karakter Suryadarma yang sangat jujur kemudian menggantikannya dengan sebidang tanah di samping Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
Tanah seluas 3.000 meter persegi itu kemudian di bagi dua untuk Iwa dan Suryadarma. “Ini tanah dari saya pribadi, jadi jangan diberikan ke AURI lagi ya,” ucap Iwa kepada Suryadarma.
Sayangnya, tanah tersebut kemudian terkena penggusuran untuk perluasan TMP Kalibata.
tulis komentar anda