Dorong Produktivitas Usia Muda

Jum'at, 10 Juli 2020 - 06:24 WIB
Dia kemudian menuturkan banyaknya pengangguran dari kalangan usia muda dan produktif karena mereka minim pengalaman. Hal ini berbeda dengan kalangan tenaga kerja di atas 25 tahun karena umumnya mereka sudah pernah bekerja atau memiliki pengalaman. Di sisi lain, demografi penduduk dengan usia di atas 25 tahun makin sedikit. Salah satu penyebab tingginya pengangguran itu lantaran banyak anak saat ini sudah bisa mengenyam pendidikan sekolah. Dulunya hanya sampai di bangku SD, sekarang sudah banyak yang bersekolah di level SMP dan SMA/SMK.

"Kondisi itu mengerek tingkat pengangguran juga makin naik dari segi tingkat usia. Secara khusus, kenaikan itu terjadi pada usia 20-30 tahun dengan kategori terdidik, pendidikan minimal SMA," katanya.

Pemicu lain yaitu umumnya kalangan muda usia 20 ke atas memiliki ekspektasi memperoleh pekerjaan formal dengan harapan penghasilan lebih baik dan stabil dibandingkan pekerjaan informal. Namun, persaingan di level itu justru semakin ketat. (Baca juga: Lebih Mematikan dari Covid-19, pes Paksa China Tutup Semua Tempat Wisata)

Kondisi itu berbeda dengan usia 15-19 tahun yang sebagian besar berlatar belakang pendidikan lulusan SD/SMP. Menurut Faisal, kelompok terakhir ini tidak punya ekspektasi tinggi untuk pekerjaan. Mereka cenderung berpikir praktis untuk mencari kerja di sektor informal seperti berdagang, sopir, buruh tani, kuli, dan lainnya.

“Jadi, mereka lebih tahu diri, enggak berpikir untuk cari kerja formal. Bagi mereka, yang penting dapat kerjaan. Makanya, golongan ini tingkat penganggurannya lebih rendah,” paparny.

Sebelumnya, Menaker Ida Fauziyah di depan DPR mengungkapkan adanya peningkatan angka pengangguran sebagai dampak pandemi korona. Jika pada Februari 2020 pengangguran terbuka berjumlah 6,88 juta orang atau 4,99% dari angkatan kerja, setelah muncul wabah korona ada penambahan 1,757 juta lebih penganggur.

Mengaca pada data Februari 2020, dari jumlah pengangguran terbuka, 16,8% di antara merupakan usia muda, yakni antara 15-24. "Di sisi pengangguran, penyumbang terbesar di Indonesia merupakan angkatan kerja usia muda, usia 15 sampai 24 tahun dengan tingkat pendidikan SMA dan SMK," ujar Ida di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (8/7/2020).

Mantan Ketua Umum PP Fatayat NU ini juga mengungkapkan, berdasarkan kategori wilayah, daerah yang mempunyai angka pengangguran paling banyak ialah Banten, Jawa Barat, dan Maluku. Hal ini berdasarkan data yang dihimpun oleh Kementerian Ketenagakerjaan hingga 27 Mei 2020 secara total baik pekerja formal maupun informal yang terdampak.

Untuk itu, pemerintah bersama stakeholder ketenagakerjaan berupaya meningkatkan kompetensi dan produktivitas serta menjaga kekondusifan hubungan industrial juga berbagai program perluasan kesempatan kerja di masyarakat. "Ini yang memang kita harapkan," ucapnya.

Sebelum pandemi corona menerjang, upaya menekan tingkat pengangguran terbuka sebenarnya sudah membuahkan hasil. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2020 tingkat pengangguran terbuka turun tipis dari 5,01% menjadi 4,99%. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan itu terjadi di perkotaan 0,15%, di perdesaan malah terjadi kenaikan 0,10% dalam setahun terakhir.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More