Kisah Jenderal AH Nasution Selamat dari G30S PKI Setelah Banyak Nyamuk di Kelambu
Rabu, 23 November 2022 - 11:28 WIB
JAKARTA - Jenderal Abdul Haris Nasution atau AH Nasution selamat dari penculikan pasukan Cakrabirawa dalam peristiwa G30S PKI setelah banyak nyamuk dalam kelambu di kamarnya. Bagi PKI, Jenderal AH Nasution yang kala itu menjabat Menteri Pertahanan dan Keamanan merangkap Kepala Staf Angkatan Bersenjata berada di urutan nomor satu dalam daftar orang yang harus dibunuh.
Dalam memoar Jenderal AH Nasution, "Memenuhi Panggilan Tugas, Jilid 6: Masa Kebangkitan Orde Baru, Nasution dan istrinya, Johanna Sunarti menjelaskan dengan terang benderang apa yang terjadi dini hari itu. Pada 1 Oktober 1965 sekitar pukul 03.45 WIB Jenderal AH Nasution terbangun karena banyak nyamuk dalam kelambu.
Saat itu yang berada di dalam kamar tidur adalah AH Nasution, istrinya, dan anak bungsunya, Ade Irma Suryani Nasution. Jenderal AH Nasution beberapa menit sebelum pukul 04.00 WIB kala itu mendengar bunyi banyak kendaraan.
Kemudian, pintu masuk ke kamar tidur dan kamar kerja dibuka secara paksa. Mendengar kegaduhan itu, Johanna Sunarti membuka kamar tidur untuk melihat ke luar dan segera menutup dan mengunci pintu kembali seraya memberitahukan bahwa ada anggota Cakrabirawa.
Johanna Sunarti menganjurkan AH Nasution agar jangan keluar. Ketika mendengar kegaduhan tembakan serta dibuka paksanya kamar kerja, dalam hati istri AH Nasution berkata, "Wah, itulah mereka sudah datang menculik Pak Nas."
Saat itu, Ade Irma Suryani Nasution juga sudah terbangun dan berdiri di dekat ibunya. Johanna Sunarti menghalangi Jenderal AH Nasution yang berniat untuk berbicara sendiri dengan orang-orang yang sudah mengepung rumah di Jalan Teuku Umar Nomor 40, Jakarta Pusat yang kini telah menjadi museum.
Begitu AH Nasution membuka pintu, beberapa anggota pasukan Cakrabirawa langsung melepaskan tembakan dari jarak sekitar 1,5 meter. AH Nasution langsung menutup pintu dan bertiarap.
Istri AH Nasution segera mengunci pintu setelah beradu tenaga dengan salah seorang penculik. Beberapa anggota Cakrabirawa berusaha mendobrak pintu dengan popor senjata hingga mengakibatkan pintu retak-retak.
Dalam memoar Jenderal AH Nasution, "Memenuhi Panggilan Tugas, Jilid 6: Masa Kebangkitan Orde Baru, Nasution dan istrinya, Johanna Sunarti menjelaskan dengan terang benderang apa yang terjadi dini hari itu. Pada 1 Oktober 1965 sekitar pukul 03.45 WIB Jenderal AH Nasution terbangun karena banyak nyamuk dalam kelambu.
Saat itu yang berada di dalam kamar tidur adalah AH Nasution, istrinya, dan anak bungsunya, Ade Irma Suryani Nasution. Jenderal AH Nasution beberapa menit sebelum pukul 04.00 WIB kala itu mendengar bunyi banyak kendaraan.
Kemudian, pintu masuk ke kamar tidur dan kamar kerja dibuka secara paksa. Mendengar kegaduhan itu, Johanna Sunarti membuka kamar tidur untuk melihat ke luar dan segera menutup dan mengunci pintu kembali seraya memberitahukan bahwa ada anggota Cakrabirawa.
Johanna Sunarti menganjurkan AH Nasution agar jangan keluar. Ketika mendengar kegaduhan tembakan serta dibuka paksanya kamar kerja, dalam hati istri AH Nasution berkata, "Wah, itulah mereka sudah datang menculik Pak Nas."
Saat itu, Ade Irma Suryani Nasution juga sudah terbangun dan berdiri di dekat ibunya. Johanna Sunarti menghalangi Jenderal AH Nasution yang berniat untuk berbicara sendiri dengan orang-orang yang sudah mengepung rumah di Jalan Teuku Umar Nomor 40, Jakarta Pusat yang kini telah menjadi museum.
Begitu AH Nasution membuka pintu, beberapa anggota pasukan Cakrabirawa langsung melepaskan tembakan dari jarak sekitar 1,5 meter. AH Nasution langsung menutup pintu dan bertiarap.
Istri AH Nasution segera mengunci pintu setelah beradu tenaga dengan salah seorang penculik. Beberapa anggota Cakrabirawa berusaha mendobrak pintu dengan popor senjata hingga mengakibatkan pintu retak-retak.
tulis komentar anda