KSAL Yudo Margono Temui Mensesneg, Bakal Gantikan Jenderal Andika Perkasa?
Rabu, 23 November 2022 - 09:07 WIB
JAKARTA - Masa jabatan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa tinggal sebulan lagi. Siapa yang akan menggantikan Andika Perkasa belum diumumkan oleh Presiden Joko Widodo ( Jokowi ).
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menemui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno di Gedung Utama Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (21/11/2022). Saat ditemui di Markas Besar TNI AL di Cilangkap, Jakarta Timur pada hari berikutnya, Yudo tidak mau berkomentar banyak soal pertemuannya tersebut.
Diketahui, pertemuan antara kepala staf angkatan dengan Mensesneg juga sempat terjadi menjelang pergantian jabatan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan pihak Istana belum menyampaikan Surat Presiden (Surpres) tentang calon Panglima TNI. Kala itu, Pratikno mengunjungi Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabesad) Jakarta dan bertemu Jenderal TNI Andika Perkasa yang masih menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Lalu apakah pertemuan antara KSAL dan Mensesneg menjadi sinyal kuat bahwa jabatan Panglima TNI akan diemban oleh Yudo Margono?
Pengamat militer dan pertahanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan bahwa pertemuan tersebut tidak bisa menjadi tolok ukur bahwa Yudo Margono akan menggantikan Jenderal Andika Perkasa. "Kalau menurut saya, sangat spekulatif jika dikatakan bahwa kabar pertemuan Laksamana Yudo Margono dan Mensesneg itu bisa jadi sinyal kuat penunjukannya sebagai pengganti Jenderal Andika," kata Fahmi kepada MNC Portal, Rabu (23/11/2022).
Menurut dia, meskipun pertemuan antara KSAL dan Mensesneg sama-sama dilakukan menjelang pergantian jabatan Panglima TNI seperti Andika kala itu, namun tidak serta merta Yudo akan menjabat sebagai panglima usai bertemu Pratikno. "Spekulasi itu kan muncul karena ada situasi serupa ketika Mensesneg Pratikno bertemu Jenderal Andika di Mabesad beberapa waktu sebelum surpres dikirim ke DPR, yang entah kebetulan atau tidak, ternyata memang mengusulkan namanya," katanya.
Jaminan terbesar, kata Fahmi, bukanlah bertemu dengan Mensesneg, melainkan surpres tentang calon Panglima TNI yang diserahkan ke DPR sebelum panglima memasuki masa purnatugas. "Yang bisa kita sebut jaminan itu ya Surpres yang sudah dikirim ke DPR," katanya.
"Nah selama usulan nama belum keluar dari kantong presiden, menurut saya siapa pun boleh berspekulasi, berharap dan berambisi. Publik juga boleh menebak-nebak. Termasuk para jurnalis, politisi, dan purnawirawan," sambungnya.
Kendati demikian, Fahmi menilai pertemuan antara KSAL dan Mensesneg bukan jaminan, namun menurutnya Yudo Margono memang memiliki peluang besar untuk menjabat sebagai Panglima TNI. "Mengacu pada penunjukan Jenderal Andika, Presiden ternyata tidak meletakkan usia dan masa aktif sebagai pertimbangan utama. Artinya, pola ini masih mungkin diterapkan juga pada saat penggantian Jenderal Andika," katanya.
"Memperhatikan hal itu, maka saya kira sepanjang belum pensiun, peluang jelas besar dan kuat untuk Laksamana Yudo Margono," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menemui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno di Gedung Utama Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (21/11/2022). Saat ditemui di Markas Besar TNI AL di Cilangkap, Jakarta Timur pada hari berikutnya, Yudo tidak mau berkomentar banyak soal pertemuannya tersebut.
Diketahui, pertemuan antara kepala staf angkatan dengan Mensesneg juga sempat terjadi menjelang pergantian jabatan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan pihak Istana belum menyampaikan Surat Presiden (Surpres) tentang calon Panglima TNI. Kala itu, Pratikno mengunjungi Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabesad) Jakarta dan bertemu Jenderal TNI Andika Perkasa yang masih menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Lalu apakah pertemuan antara KSAL dan Mensesneg menjadi sinyal kuat bahwa jabatan Panglima TNI akan diemban oleh Yudo Margono?
Pengamat militer dan pertahanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan bahwa pertemuan tersebut tidak bisa menjadi tolok ukur bahwa Yudo Margono akan menggantikan Jenderal Andika Perkasa. "Kalau menurut saya, sangat spekulatif jika dikatakan bahwa kabar pertemuan Laksamana Yudo Margono dan Mensesneg itu bisa jadi sinyal kuat penunjukannya sebagai pengganti Jenderal Andika," kata Fahmi kepada MNC Portal, Rabu (23/11/2022).
Menurut dia, meskipun pertemuan antara KSAL dan Mensesneg sama-sama dilakukan menjelang pergantian jabatan Panglima TNI seperti Andika kala itu, namun tidak serta merta Yudo akan menjabat sebagai panglima usai bertemu Pratikno. "Spekulasi itu kan muncul karena ada situasi serupa ketika Mensesneg Pratikno bertemu Jenderal Andika di Mabesad beberapa waktu sebelum surpres dikirim ke DPR, yang entah kebetulan atau tidak, ternyata memang mengusulkan namanya," katanya.
Jaminan terbesar, kata Fahmi, bukanlah bertemu dengan Mensesneg, melainkan surpres tentang calon Panglima TNI yang diserahkan ke DPR sebelum panglima memasuki masa purnatugas. "Yang bisa kita sebut jaminan itu ya Surpres yang sudah dikirim ke DPR," katanya.
"Nah selama usulan nama belum keluar dari kantong presiden, menurut saya siapa pun boleh berspekulasi, berharap dan berambisi. Publik juga boleh menebak-nebak. Termasuk para jurnalis, politisi, dan purnawirawan," sambungnya.
Kendati demikian, Fahmi menilai pertemuan antara KSAL dan Mensesneg bukan jaminan, namun menurutnya Yudo Margono memang memiliki peluang besar untuk menjabat sebagai Panglima TNI. "Mengacu pada penunjukan Jenderal Andika, Presiden ternyata tidak meletakkan usia dan masa aktif sebagai pertimbangan utama. Artinya, pola ini masih mungkin diterapkan juga pada saat penggantian Jenderal Andika," katanya.
"Memperhatikan hal itu, maka saya kira sepanjang belum pensiun, peluang jelas besar dan kuat untuk Laksamana Yudo Margono," pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda