Diplomasi Memuji Jokowi Taklukkan Tokoh Kunci G20
Sabtu, 19 November 2022 - 16:14 WIB
Pemimpin redaksi media nasional yang ikut pertemuan dengan Presiden Jokowi di antaranya Timbo Siahaan (JakTV), Titin Rosmasari (CNN Indonesia), Maria Benyamin (Bisnis Indonesia), Pung Purwanto (Koran SINDO), Ardian Taufik Gesturi (Kontan), Retno Pinasti (SCTV), Kiki Iswara (Rakyat Merdeka), Don Bosco Salamun (Metro TV), Yura Sahrul (katadata), Primus Dorimulu (Investor Daily), dan Anton Aprianto (Tempo.co).
baca juga: G20, Indonesia Pimpin Pembangunan Kolaborasi Global
Sebelum mengakhiri pertemuan, Presiden juga menceritakan bahwa dirinya memantau langsung persiapan acara secara detil, satu persatu untuk memastikan semuanya sesuai rencana. “Entah berapa kali saya bolak balik ke Bali untuk mengecek satu satu. Ada empat kali saya ke Bali hanya untuk ini,” tambahnya.
Di antaranya persiapan yang paling unik adalah menentukan lokasi dan aksi untuk foto bersama para leaders, seperti halnya tradisi di G20 dalam family foto. Lokasi yang dipilih adalah Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai dengan aksi menanam mangrove. Secara pemandangan Tahura sangat elok dan cantik. Secara aktivitas yakni menanam mangrove juga unik dan menarik. “Jangan yang biasa biasa saja. Coba kapan lagi bisa melihat Joe Biden, Macron dan pemimpin dunia mencangkul?,” ujar Jokowi sambil tersenyum.
Aksi menanam mangrove di Tahura memang cukup menarik. Para pemimpin dunia diajak memegang cangkul panjang dalam sesi foto bersama atau biasa disebut family foto. “Sebelumnya sempat diusulkan memegang cetok atau cangkul pendek. Tapi akhirnya diputuskan menggunakan cangkul panjang biar nyaman untuk semua,” kata Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mengungkapkan, bahwa pelaksanaan G20 yang dilaksanakan di tengah musim hujan menjadi tantangan tersendiri, terutama acara jamuan makan malam yang dihelat di Garuda Wisnu Kencana (GWK), pada Selasa (15/11) malam. “Saya sudah putuskan gala dinner di GWK, disiapkan lighting-nya dengan baik. Dan, prakiraan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) pada hari itu akan hujan,” ucap Jokowi.
baca juga: G20 Momentum Tepat Bangkitkan Pariwisata Indonesia
Setelah mendapat informasi bahwa diperkirakan akan hujan, panitia merencanakan untuk melakukan rekayasa cuaca. “Kita menggunakan BMKG dan kita menyiapkan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca),” ujar Presiden.
Beberapa pemimpin redaksi menduga panitia G20 menggunakan jasa pawang hujan. “Enggak, kita ini ilmiah sekali. Setiap ada gumpalan awan yang menimbulkan potensi hujan langsung disergap tim TMC,” tutur Presiden menceritakan proses rekayasa cuaca.
Presiden juga menceritakan bagaimana dirinya dikabarkan adanya hujan yang terjadi sebelum acara jamuan makan malam. “Sore sampai malam, saya dikabari bahwa pesawatnya masih terbang. Jadi tiga hari jelang gala dinner urusan cuaca menjadi fokus panitia,” kata Presiden.
baca juga: G20, Indonesia Pimpin Pembangunan Kolaborasi Global
Sebelum mengakhiri pertemuan, Presiden juga menceritakan bahwa dirinya memantau langsung persiapan acara secara detil, satu persatu untuk memastikan semuanya sesuai rencana. “Entah berapa kali saya bolak balik ke Bali untuk mengecek satu satu. Ada empat kali saya ke Bali hanya untuk ini,” tambahnya.
Di antaranya persiapan yang paling unik adalah menentukan lokasi dan aksi untuk foto bersama para leaders, seperti halnya tradisi di G20 dalam family foto. Lokasi yang dipilih adalah Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai dengan aksi menanam mangrove. Secara pemandangan Tahura sangat elok dan cantik. Secara aktivitas yakni menanam mangrove juga unik dan menarik. “Jangan yang biasa biasa saja. Coba kapan lagi bisa melihat Joe Biden, Macron dan pemimpin dunia mencangkul?,” ujar Jokowi sambil tersenyum.
Aksi menanam mangrove di Tahura memang cukup menarik. Para pemimpin dunia diajak memegang cangkul panjang dalam sesi foto bersama atau biasa disebut family foto. “Sebelumnya sempat diusulkan memegang cetok atau cangkul pendek. Tapi akhirnya diputuskan menggunakan cangkul panjang biar nyaman untuk semua,” kata Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mengungkapkan, bahwa pelaksanaan G20 yang dilaksanakan di tengah musim hujan menjadi tantangan tersendiri, terutama acara jamuan makan malam yang dihelat di Garuda Wisnu Kencana (GWK), pada Selasa (15/11) malam. “Saya sudah putuskan gala dinner di GWK, disiapkan lighting-nya dengan baik. Dan, prakiraan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) pada hari itu akan hujan,” ucap Jokowi.
baca juga: G20 Momentum Tepat Bangkitkan Pariwisata Indonesia
Setelah mendapat informasi bahwa diperkirakan akan hujan, panitia merencanakan untuk melakukan rekayasa cuaca. “Kita menggunakan BMKG dan kita menyiapkan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca),” ujar Presiden.
Beberapa pemimpin redaksi menduga panitia G20 menggunakan jasa pawang hujan. “Enggak, kita ini ilmiah sekali. Setiap ada gumpalan awan yang menimbulkan potensi hujan langsung disergap tim TMC,” tutur Presiden menceritakan proses rekayasa cuaca.
Presiden juga menceritakan bagaimana dirinya dikabarkan adanya hujan yang terjadi sebelum acara jamuan makan malam. “Sore sampai malam, saya dikabari bahwa pesawatnya masih terbang. Jadi tiga hari jelang gala dinner urusan cuaca menjadi fokus panitia,” kata Presiden.
tulis komentar anda