KNKT Ungkap Penyebab Sriwijaya Air SJ 182: Sistem Otomatis Kemudi Tak Berfungsi
Kamis, 10 November 2022 - 16:39 WIB
Keterlambatan CTSM untuk menonaktifkan autothroftte menyebabkan perbedaan tenaga mesin semakin besar, dan pesawat udara berbelok ke kiri yang seharusnya ke kanan. Deviasi berbeloknya pesawat udara tidak sesuai dengan yang diinginkan merupakan indikasi bahwa pesawat udara telah berada pada kondisi upset.
"Perubahan yang terjadi di cockpit, antara lain perubahan posisi thrust level, penunjukan indikator mesin, dan perubahan sikap pesawat yang tergambar pada EADI (Electronic Attitude Direction Indicator) tidak disadari oleh pilot. Hal ini mungkin disebabkan karena kepercayaan (complacency) terhadap sistem otomatisasi," jelasnya.
Nurcahyo menjelaskan pada saat pesawat berbelok ke kanan, dan kemudi miring ke kanan dapat membuat pilot berasumsi pesawat berbelok ke kanan sesuai yang diinginkan.
Kondisi tersebut merupakan konfirmasi bias yaitu kondisi dimana seseorang mempercayai informasi yang mendukung opini atau asumsinya.
Complacency terhadap sistem otomatisasi dan konfirmasi bias kemungkinan telah menyebabkan dikuranginya monitor pada instrumen dan keadaan lain yang terjadi.
"Pada saat kemudi miring ke kanan, sementara itu pesawat berubah menjadi minng dan berbelok ke kiri, kemudian disusul peringatan kemiringan yang berlebih (bank angle warning). Selanjutnya A/P menjadi non aktif (disengaged) dan kemudi dimiringkan ke kiri. Kurangnya monitonng pada instrumen," katanya.
Kata dia, kemudi yang miring ke kanan mungkin telah menimbulkan asumsi bahwa pesawat miring ke anan sehingga tindakan pemulihan tidak sesuai.
"Perubahan yang terjadi di cockpit, antara lain perubahan posisi thrust level, penunjukan indikator mesin, dan perubahan sikap pesawat yang tergambar pada EADI (Electronic Attitude Direction Indicator) tidak disadari oleh pilot. Hal ini mungkin disebabkan karena kepercayaan (complacency) terhadap sistem otomatisasi," jelasnya.
Nurcahyo menjelaskan pada saat pesawat berbelok ke kanan, dan kemudi miring ke kanan dapat membuat pilot berasumsi pesawat berbelok ke kanan sesuai yang diinginkan.
Kondisi tersebut merupakan konfirmasi bias yaitu kondisi dimana seseorang mempercayai informasi yang mendukung opini atau asumsinya.
Complacency terhadap sistem otomatisasi dan konfirmasi bias kemungkinan telah menyebabkan dikuranginya monitor pada instrumen dan keadaan lain yang terjadi.
"Pada saat kemudi miring ke kanan, sementara itu pesawat berubah menjadi minng dan berbelok ke kiri, kemudian disusul peringatan kemiringan yang berlebih (bank angle warning). Selanjutnya A/P menjadi non aktif (disengaged) dan kemudi dimiringkan ke kiri. Kurangnya monitonng pada instrumen," katanya.
Kata dia, kemudi yang miring ke kanan mungkin telah menimbulkan asumsi bahwa pesawat miring ke anan sehingga tindakan pemulihan tidak sesuai.
(muh)
tulis komentar anda