Mengenal Intel Polisi, Tak Selalu Nyamar Jadi Tukang Bakso
Kamis, 10 November 2022 - 04:57 WIB
Kedua, pelaksanaan kegiatan operasional intelijen keamanan guna terselenggaranya deteksi dini (early detection) dan peringatan dini (early warning), pengembangan jaringan informasi melalui pemberdayaan personel pengemban fungsi intelijen.
Ketiga, pengumpulan, penyimpanan, dan pemutakhiran biodata tokoh formal atau informal organisasi sosial, masyarakat, politik, dan pemerintah daerah.
Keempat, pendokumentasian dan penganalisisan terhadap perkembangan lingkungan strategik serta penyusunan produk intelijen untuk mendukung kegiatan Polres.
Kelima, penyusunan prakiraan intelijen keamanan dan menyajikan hasil analisis setiap perkembangan yang perlu mendapat perhatian pimpinan.
Keenam, penerbitan surat izin untuk keramaian dan kegiatan masyarakat antara lain dalam bentuk pesta (festival, bazar, dan konser), pawai, pasar malam, pameran, pekan raya, dan pertunjukkan atau permainan ketangkasan.
Ketujuh, penerbitan Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP) untuk kegiatan masyarakat, antara lain dalam bentuk rapat, sidang, muktamar, kongres, seminar, sarasehan, temu kader, diskusi panel, dialog interaktif, outward bound, dan kegiatan politik.
Kedelapan, pelayanan SKCK serta rekomendasi penggunaan senjata api dan bahan peledak. "Intel dari Polri ya dia adalah anggota Polri punya pangkat yang ditugaskan dalam fungsi intelijen, untuk tugas mencari data dan informasi yang diolah dengan kaidah intelijen sehingga menjadi informasi intelijen," kata Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta kepada SINDOnews, Rabu (9/11/2022).
Sedangkan informan polisi, kata dia, orang yang menjadi sumber informasi bagi Polri. Informan ini, lanjut dia, bisa siapa saja misalkan masyarakat biasa yang mempunyai informasi.
"Intelijen, mau Polri, TNI, atau lembaga lain intinya bertugas mencari informasi, yang biasanya adalah informasi tentang suatu potensi ancaman, kemudian diolah untuk menjadi bahan pendukung pengambilan keputusan, terutama keputusan yang terkait pencegahan atau penanganan suatu ancaman. Intelijen juga bisa suatu operasi untuk mencegah suatu ancaman terjadi," tuturnya.
Sementara itu, sebagian masyarakat mengetahuinya bahwa intelijen itu orang yang menyamar sebagai tukang bakso atau nasi goreng yang membawa Handy Talky. Stanislaus Riyanta pun menanggapi hal tersebut.
Ketiga, pengumpulan, penyimpanan, dan pemutakhiran biodata tokoh formal atau informal organisasi sosial, masyarakat, politik, dan pemerintah daerah.
Keempat, pendokumentasian dan penganalisisan terhadap perkembangan lingkungan strategik serta penyusunan produk intelijen untuk mendukung kegiatan Polres.
Kelima, penyusunan prakiraan intelijen keamanan dan menyajikan hasil analisis setiap perkembangan yang perlu mendapat perhatian pimpinan.
Keenam, penerbitan surat izin untuk keramaian dan kegiatan masyarakat antara lain dalam bentuk pesta (festival, bazar, dan konser), pawai, pasar malam, pameran, pekan raya, dan pertunjukkan atau permainan ketangkasan.
Ketujuh, penerbitan Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP) untuk kegiatan masyarakat, antara lain dalam bentuk rapat, sidang, muktamar, kongres, seminar, sarasehan, temu kader, diskusi panel, dialog interaktif, outward bound, dan kegiatan politik.
Kedelapan, pelayanan SKCK serta rekomendasi penggunaan senjata api dan bahan peledak. "Intel dari Polri ya dia adalah anggota Polri punya pangkat yang ditugaskan dalam fungsi intelijen, untuk tugas mencari data dan informasi yang diolah dengan kaidah intelijen sehingga menjadi informasi intelijen," kata Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta kepada SINDOnews, Rabu (9/11/2022).
Sedangkan informan polisi, kata dia, orang yang menjadi sumber informasi bagi Polri. Informan ini, lanjut dia, bisa siapa saja misalkan masyarakat biasa yang mempunyai informasi.
"Intelijen, mau Polri, TNI, atau lembaga lain intinya bertugas mencari informasi, yang biasanya adalah informasi tentang suatu potensi ancaman, kemudian diolah untuk menjadi bahan pendukung pengambilan keputusan, terutama keputusan yang terkait pencegahan atau penanganan suatu ancaman. Intelijen juga bisa suatu operasi untuk mencegah suatu ancaman terjadi," tuturnya.
Sementara itu, sebagian masyarakat mengetahuinya bahwa intelijen itu orang yang menyamar sebagai tukang bakso atau nasi goreng yang membawa Handy Talky. Stanislaus Riyanta pun menanggapi hal tersebut.
tulis komentar anda