Sekolah Penggerak, Pembelajaran Kian Menyenangkan dengan Kreativitas Guru dan Siswa
Senin, 07 November 2022 - 07:28 WIB
“Awalnya sangat berat karena pembelajaran yang semula tematik kemudian dalam Kurikulum Merdeka ini lebih diberikan kebebasan dengan fokus pembelajaran pada projek. Terasa berat di awal namun setelah masuk semester kedua kami mulai terbiasa dan lebih senang menjalaninya,” ujar wanita yang biasa disapa Ning ini dengan semangat.
Lebih lanjut Ning menceritakan, pada tahun kedua menjadi Sekolah Penggerak, ia banyak terbantu dari Platform Merdeka Mengajar. Dari sana, Ning mendapatkan contoh materi bahan ajar yang memudahkan para guru di sekolahnya untuk pembelajaran. “Tantangan saya waktu itu adalah di sini (SDN 28 Pontianak Utara) banyak guru yang usianya sudah senior, sehingga butuh proses adaptasi yang lebih dalam menggunakan platform digital. Namun sekarang mereka sudah mulai terbiasa,” imbuh Ning.
Menjadi Sekolah Penggerak sejak tahun 2021, Ning merasakan banyak manfaat yang diperoleh, terutama terkait administrasi pembelajaran. Menurut Ning, guru-guru di sekolahnya kini tidak direpotkan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang rumit lagi sehingga mereka lebih banyak inisiatif membuat pembelajaran menjadi semakin menarik.
“Sebagai contoh, saat pembelajaran guru mengajak anak-anak belajar tidak hanya di kelas, tapi menggunakan ruangan lainnya seperti perpustakaan. Nah itu bentuk inisiatif dan kreativitas guru, sehingga anak-anak juga belajar lebih senang dan tidak bosan,” jelas Ning.
Perubahan yang dirasakan bukan hanya bagi Ning dan tenaga pendidik di sekolahnya, namun siswa juga merasa senang dan bersemangat mempelajari hal-hal baru. Ning mengungkapkan, sejak menjadi Sekolah Penggerak, sekolahnya telah menerapkan mata pelajaran (mapel) bahasa Inggris yang dimulai sejak kelas I.
"Perubahan ini menjadi nilai plus juga bagi kami, karena sejak memasukkan mapel bahasa Inggris di semua level (kelas I sampai VI) sekolah kami menjadi diminati banyak orang tua. Mereka ingin menyekolahkan anaknya di sekolah kami,” terang Ning.
Mendapatkan banyak manfaat dari Program Sekolah Penggerak, Ning berharap agar program tersebut dapat terus dilanjutkan. “Sekolah Penggerak dan Kurikulum Merdeka agar terus dijalankan, kami ingin menjadi yang terbaik dan memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak,” harap Ning.
Senada dengan Ning, Eko Widodo, Kepala SMPN 4 Demak, Jawa Tengah menyambut baik Program Sekolah Penggerak. Menjadi Kepala Sekolah Penggerak pada angkatan pertama di tahun pelajaran 2021/2022, Eko mendapatkan banyak manfaat yang diperoleh.
Pembelajaran Berdiferensiasi
Beberapa manfaat yang dirasakan adalah Eko mendapatkan pendampingan dan fasilitasi yang masif dalam menerapkan Sekolah Penggerak. Selain itu, dikatakan Eko, pembelajaran yang dilakukan di sekolahnya kini menjadi lebih variatif dan inovatif, serta dilakukan sesuai karakter siswa (berdiferensiasi).
Lebih lanjut Ning menceritakan, pada tahun kedua menjadi Sekolah Penggerak, ia banyak terbantu dari Platform Merdeka Mengajar. Dari sana, Ning mendapatkan contoh materi bahan ajar yang memudahkan para guru di sekolahnya untuk pembelajaran. “Tantangan saya waktu itu adalah di sini (SDN 28 Pontianak Utara) banyak guru yang usianya sudah senior, sehingga butuh proses adaptasi yang lebih dalam menggunakan platform digital. Namun sekarang mereka sudah mulai terbiasa,” imbuh Ning.
Menjadi Sekolah Penggerak sejak tahun 2021, Ning merasakan banyak manfaat yang diperoleh, terutama terkait administrasi pembelajaran. Menurut Ning, guru-guru di sekolahnya kini tidak direpotkan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang rumit lagi sehingga mereka lebih banyak inisiatif membuat pembelajaran menjadi semakin menarik.
“Sebagai contoh, saat pembelajaran guru mengajak anak-anak belajar tidak hanya di kelas, tapi menggunakan ruangan lainnya seperti perpustakaan. Nah itu bentuk inisiatif dan kreativitas guru, sehingga anak-anak juga belajar lebih senang dan tidak bosan,” jelas Ning.
Perubahan yang dirasakan bukan hanya bagi Ning dan tenaga pendidik di sekolahnya, namun siswa juga merasa senang dan bersemangat mempelajari hal-hal baru. Ning mengungkapkan, sejak menjadi Sekolah Penggerak, sekolahnya telah menerapkan mata pelajaran (mapel) bahasa Inggris yang dimulai sejak kelas I.
"Perubahan ini menjadi nilai plus juga bagi kami, karena sejak memasukkan mapel bahasa Inggris di semua level (kelas I sampai VI) sekolah kami menjadi diminati banyak orang tua. Mereka ingin menyekolahkan anaknya di sekolah kami,” terang Ning.
Mendapatkan banyak manfaat dari Program Sekolah Penggerak, Ning berharap agar program tersebut dapat terus dilanjutkan. “Sekolah Penggerak dan Kurikulum Merdeka agar terus dijalankan, kami ingin menjadi yang terbaik dan memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak,” harap Ning.
Senada dengan Ning, Eko Widodo, Kepala SMPN 4 Demak, Jawa Tengah menyambut baik Program Sekolah Penggerak. Menjadi Kepala Sekolah Penggerak pada angkatan pertama di tahun pelajaran 2021/2022, Eko mendapatkan banyak manfaat yang diperoleh.
Pembelajaran Berdiferensiasi
Beberapa manfaat yang dirasakan adalah Eko mendapatkan pendampingan dan fasilitasi yang masif dalam menerapkan Sekolah Penggerak. Selain itu, dikatakan Eko, pembelajaran yang dilakukan di sekolahnya kini menjadi lebih variatif dan inovatif, serta dilakukan sesuai karakter siswa (berdiferensiasi).
tulis komentar anda