Kisah Pertempuran Terberat di Natarbora, Dikepung Fretilin hingga 3 Anggota TNI Gugur
Minggu, 30 Oktober 2022 - 06:01 WIB
JAKARTA - Operasi pertempuran di Natarbora, Timor Timur yang sekarang menjadi negara Timor Leste, diakui Mayor Jenderal TNI (Purn) Kivlan Zen merupakan pertempuran terberat. Pasalnya dalam pertempuran melawan Fretilin tersebut, tiga anggota TNI gugur.
Seperti dikutip dari buku Kivlan Zen, Dari Fitnah Ke Fitnah, pria kelahiran 24 Desember 1946 ini menceritakan awal mula timnya terkepung di daerah rawa Natarbora, di pantai selatan Timor Timur.
"Pada 7 Juli 1987, kami mengisi logistik di tepi jalan antara Sungai Letter S melewati Barique dengan pengawalan di sebuah bukit di atas jalan," kata Kivlan Zen, Minggu (30/10/2022).
Baca juga: Ajaib, Wajah Dankorpaskhas Bikin Nyali Pasukan Fretilin Ciut Tak Berani Menembak
Pos pengintai melihat rombongan besar Fretilin dari Aituha melintas ke Gunung Aitana. Pos Kotis dan beberapa tim mengikuti rombongan besar itu ke arah Gunung Aitana selama tiga hari.
"Dukungan logistik menipis, maka bagi tim yang masih memiliki logistik berupa beras dan lauk kering, dikumpulkan dan diserahkan ke tim Letda Putut Winarno, Letd Suyono, Letda Syarifudin Harahap, Letda Raji'un, dan Sertu Chandra Hasan untuk tetap membuntuti rombongan besar Fretilin," jelas Kivlan.
Akhirnya rombongan tersebut menuju rawa Siwalan di Natarbora yang penuh sagu dan berdiam di sana. Berdasarkan info Tenaga Bantuan Operasi (TBO) asli orang Timor Timur yang menggunakan bahasa Tetun, terdengar suara teriakan Xanana ada di dalamnya.
"Semua tim yang mengisi dukungan logistik di selatan Barique siap menusuk dan menyerang rombongan Xanana dari arah barat rawa siwalan Natarbora," ucap Kivlan.
Kivlan dan Poskotis berada di dalam rawa bersama tim Putut Winarno Cs tidak bisa mengendalikan komunikasi dengan radio PRC 77 dengan lima tim yang membuntuti Xanana dan rombongannya.
Seperti dikutip dari buku Kivlan Zen, Dari Fitnah Ke Fitnah, pria kelahiran 24 Desember 1946 ini menceritakan awal mula timnya terkepung di daerah rawa Natarbora, di pantai selatan Timor Timur.
"Pada 7 Juli 1987, kami mengisi logistik di tepi jalan antara Sungai Letter S melewati Barique dengan pengawalan di sebuah bukit di atas jalan," kata Kivlan Zen, Minggu (30/10/2022).
Baca juga: Ajaib, Wajah Dankorpaskhas Bikin Nyali Pasukan Fretilin Ciut Tak Berani Menembak
Pos pengintai melihat rombongan besar Fretilin dari Aituha melintas ke Gunung Aitana. Pos Kotis dan beberapa tim mengikuti rombongan besar itu ke arah Gunung Aitana selama tiga hari.
"Dukungan logistik menipis, maka bagi tim yang masih memiliki logistik berupa beras dan lauk kering, dikumpulkan dan diserahkan ke tim Letda Putut Winarno, Letd Suyono, Letda Syarifudin Harahap, Letda Raji'un, dan Sertu Chandra Hasan untuk tetap membuntuti rombongan besar Fretilin," jelas Kivlan.
Akhirnya rombongan tersebut menuju rawa Siwalan di Natarbora yang penuh sagu dan berdiam di sana. Berdasarkan info Tenaga Bantuan Operasi (TBO) asli orang Timor Timur yang menggunakan bahasa Tetun, terdengar suara teriakan Xanana ada di dalamnya.
"Semua tim yang mengisi dukungan logistik di selatan Barique siap menusuk dan menyerang rombongan Xanana dari arah barat rawa siwalan Natarbora," ucap Kivlan.
Kivlan dan Poskotis berada di dalam rawa bersama tim Putut Winarno Cs tidak bisa mengendalikan komunikasi dengan radio PRC 77 dengan lima tim yang membuntuti Xanana dan rombongannya.
tulis komentar anda