Koalisi Nasdem, Demokrat, dan PKS Dinilai Sulit Terwujud

Kamis, 27 Oktober 2022 - 16:19 WIB
Ketua Dewan Pembina LGP Mochtar Mohamad menilai koalisi Nasdem, Demokrat, dan PKS sulit terwujud. FOTO/IST
JAKARTA - Koalisi Pilpres 2024 yang sedang dibangun oleh Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dinilai akan alot. Sebab, jika benar terbentuk koalisi, maka ada salah satu partai yang harus dikalahkan untuk posisi calon wakil presiden (cawapres).

Untuk diketahui, Partai Nasdem telah lebih dulu mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai Capres 2024. Adapun Partai Demokrat dan PKS sama-sama menyodorkan satu nama untuk menjadi pendamping Anies. Demokrat menawarkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sedangkan PKS menyorongkan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher).

"Tampaknya kompromi agak sulit dicapai karena salah satu partai harus dikalahkan untuk posisi cawapres," kata Ketua Dewan Pembina Laskar Ganjar Puan (LGP) Mochtar Mohamad, Kamis (27/10/2022).



Melihat situasi itu, kata Mochtar, masih ada kemungkinan salah satu partai mendapatkan tawaran posisi cawapres dari poros lain. Peluang yang cukup terbuka adalah PKS merapat ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), sedangkan Demokrat merapat ke Partai Gerindra untuk mendapatkan posisi cawapres bagi AHY.

Di sisi lain, Presiden Jokowi juga dinilai sedang berpacu dengan waktu di sisa 2 tahun masa jabatannya. Masih banyak persoalan yang perlu ditangani segera seperti krisis ekonomi/moneter, krisis pangan, inflasi akibat kenaikan BBM, dan lainnya. Dalam situasi ini, PKS dinilai bisa masuk menggantikan Nasdem dalam formasi koalisi pemerintah.

"Jokowi dan 3 poros yang ada di koalisi pemerintah harus kompak untuk menindaklanjuti program yang sudah didesain Kabinet Jokowi agar bisa dituntaskan," katanya.
(abd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More