Ahli Epidemiologi: Haruskah COVID-19 Menang?

Minggu, 05 Juli 2020 - 07:09 WIB
Ahli Epidemiologi, Pandu Riono mengatakan dukungan anggaran ternyata tidak bisa menggerakan kinerja kementerian dan lembaga dalam memaksimalkan penanganan pandemi virus Corona (COVID-19). Foto/Istimewa
JAKARTA - Dukungan anggaran ternyata tidak bisa menggerakan kinerja kementerian dan lembaga dalam memaksimalkan penanganan pandemi virus Corona ( COVID-19 ). Begitu juga dengan kemarahan Presiden Joko Widodo yang dinilai juga tidak bisa mendorong kinerja kementerian dalam mengatasi COVID-19.

Hal itu diungkapkan Ahli Epidemiologi Pandu Riono melalui akun Twitternya, @drpriono, Sabtu 4 Juli 2020. Menurut Pandu, kedaruratan pandemi yang berdampak keterpurukan sosial ekonomi terjadi karena solusi yang ragu-ragu dan tidak serius. (Baca juga: Penambahan Kasus COVID-19 Masih Tinggi, Yuri Minta Protokol Kesehatan Diperketat)

"Kinerja kementerian dan lembaga ternyata tak cukup digerakkan dengan duit. Juga tak dapat digerakkan oleh kemarahan dari seorang presiden sekalipun dalam masa kedaruratan pandemi dan berdampak pada kepurukan sosial-ekonomi akibat solusi yang ragu dan tidak serius. Haruskah Covid-19 menang?" tulis Pandu.

Dalam cuitan sebelumnya, Pandu juga mengajak wartawan untuk lebih kritis menyikapi informasi seputar obat-obatan atau cara lain dalam penanganan Corona. Hal itu diutarakan Pandu menyikapi informasi tentang keberhasilan Indonesia mematenkan formula antivirus Corona dalam bentuk inhaler, diffuser oil, kalung anticorona. (Baca juga: Pakar Gugus Tugas Sebut 66 Kabupaten/Kota Belum Terdampak Covid-19)

"Ayo jurnalis perlu bisa lebih kritis, tidak ada keajaiban dalam menangani Covid-19, termasuk obat, atau cara-cara seperti inhaler ini. Jangan mau ikut menyebarkan klaim yang potensial bohong pada publik walaupun itu dari otoritas kesehatan atau pemerintah," tandas Pandu.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(kri)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More