Tragedi Kanjuruhan Coreng Citra Sepak Bola Indonesia
Minggu, 02 Oktober 2022 - 21:50 WIB
Untuk diketahui, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan pecah saat Arema FC dikalahkan 2-3 oleh Persebaya. Suporter Arema FC yang tak rela klub kesayangannya tumbang di kandang sendiri, melakukan kericuhan dengan memasuki arena lapangan. TNI dengan sigap segera memukul mundur para suporter fanatik tersebut.
Tak berapa lama terlihat asap mengepul di pinggiran lapangan. Asap tersebut berasal dari gas air mata yang dilemparkan oleh aparat ke suporter yang turun ke lapangan. Namun karena melempar terlalu pinggir, para penonton yang tak terprovokasi malah terkena asap kimia tersebut yang menyebabkan mereka panik dan berusaha menyelamatkan diri. Kepanikan dan tak adanya pintu evakuasi membuat penonton berdesak-desakan agar bisa keluar.
Asap yang membuat mata perih dan menyesakkan napas tak pelak membuat penonton yang berdesakan itu lemas dan diketahui 125 orang meninggal dalam insiden tersebut.
Mengacu pada aturan FIFA yang melarang penggunaan gas air mata di dalam stadion, Amnesty International mengkritik aparat dan mendesak pihak pemerintah untuk melakukan penyelidikan yang cepat, menyeluruh, dan independen. Mereka yang terbukti melanggar diadili di pengadilan terbuka dan tidak semata-mata menerima sanksi internal atau administratif.
"Hilangnya nyawa ini tidak bisa dibiarkan begitu saja," kata Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid.
Sejalan dengan ucapan Usman Hamid, Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid meminta agar pemerintah mencopot dan memberi sanksi tegas pada pemimpin aparat.
Tak berapa lama terlihat asap mengepul di pinggiran lapangan. Asap tersebut berasal dari gas air mata yang dilemparkan oleh aparat ke suporter yang turun ke lapangan. Namun karena melempar terlalu pinggir, para penonton yang tak terprovokasi malah terkena asap kimia tersebut yang menyebabkan mereka panik dan berusaha menyelamatkan diri. Kepanikan dan tak adanya pintu evakuasi membuat penonton berdesak-desakan agar bisa keluar.
Asap yang membuat mata perih dan menyesakkan napas tak pelak membuat penonton yang berdesakan itu lemas dan diketahui 125 orang meninggal dalam insiden tersebut.
Mengacu pada aturan FIFA yang melarang penggunaan gas air mata di dalam stadion, Amnesty International mengkritik aparat dan mendesak pihak pemerintah untuk melakukan penyelidikan yang cepat, menyeluruh, dan independen. Mereka yang terbukti melanggar diadili di pengadilan terbuka dan tidak semata-mata menerima sanksi internal atau administratif.
"Hilangnya nyawa ini tidak bisa dibiarkan begitu saja," kata Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid.
Sejalan dengan ucapan Usman Hamid, Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid meminta agar pemerintah mencopot dan memberi sanksi tegas pada pemimpin aparat.
(abd)
tulis komentar anda