Mengelola Daya Beli dalam Pusaran Inflasi

Rabu, 14 September 2022 - 15:01 WIB
Candra Fajri Ananda (Foto: Ist)


Candra Fajri Ananda

Staf Khusus Menteri Keuangan RI

PASCAPANDEMI , dunia kini berjibaku menghadapi tantangan inflasi di berbagai negara yang terus melaju sehingga memantik potensi perlambatan ekonomi imbas kombinasi pemulihan ekonomi, pengetatan moneter, hingga perang Rusia-Ukraina. Invasi Rusia ke Ukraina telah turut mendorong harga-harga pangan dan energi dunia meningkat tajam. Negara-negara pengimpor pun cukup tak kuasa menahan kenaikan harga komoditas tersebut hingga akhirnya lonjakan harga memicu inflasi di banyak negara.

Inflasi menjadi salah satu kekhawatiran utama bagi berbagai negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Pada perkembangannya, inflasi di banyak negara kini telah melonjak ke level tertinggi multi-tahun yang didorong oleh rebound dalam aktivitas ekonomi pasca pandemi dan gangguan rantai pasokan dampak konflik Rusia-Ukraina. McMahon menyebutkan bahwa tingkat inflasi rata-rata di seluruh dunia saat ini adalah 7,4%. Angka tersebut melonjak tinggi dari tingkat inflasi global sebesar 4,35% pada 2021, dan 3,18% pada 2020.



Inflasi dapat menjadi akar dari dinamika ekonomi yang berisiko menghambat laju pemulihan ekonomi akibat pandemi. IMF menyebutkan bahwa perang Rusia-Ukraina akan memangkas proyeksi perekonomian 143 negara di tahun 2022 atau sebesar 86% pertumbuhan ekonomi global.

IMF memperkirakan bahwa ekonomi dunia di tahun 2022 hanya akan tumbuh sebesar 3,2% dan diperkirakan akan melambat menjadi 2,9% di tahun 2023. Angka tersebut mengalami penurunan masing-masing 0,4% dan 0,7% dari proyeksi yang dikeluarkan di Bulan April 2022.Oleh sebab itu, semua negara perlu membangun kebijakan exit strategy berupa upaya untuk menekan inflasi, sekaligus menahan daya beli tidak sampai anjlog.

Menjaga Keseimbangan “Demand” dan “Supply”

Tingkat harga merupakan salah satu indikator yang sangat penting dalam sistem perekonomian modern, karena bisa menjaga keseimbangan alokasi sumber daya ekonomi dalam suatu negara. Inflasi yang tinggi akan mengaburkan harga sebagai indikator pasar dan bahkan akan mendistorsi harga-harga sebagai dasar pengambil keputusan usaha, investasi bahkan konsumsi.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More