Angka Kesembuhan COVID-19 Terus Naik, Yuri Ungkap Dua Penyebabnya
Kamis, 02 Juli 2020 - 13:44 WIB
JAKARTA - Angka kesembuhan pasien COVID-19 di Tanah Air semakin meningkat. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 25.595, dari jumlah kasus positif corona 57.770 orang, dinyatakan sembuh. Artinya tingkat kesembuhan secara nasional menyentuh persentase rata-rata sebesar 44%.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan sekaligus Juru Bicara Pemerintah Penanganan COVID-19 , Achmad Yurianto mengatakan, ada 13 provinsi yang angka kesembuhannya di atas 70%. Ini jauh lebih tinggi dari rata-rata angka kesembuhan secara global yakni sebesar 54,23%.
"Mungkin kita melihat datanya dulu ya, bahwa angka 44% itu adalah angka nasional. Tapi kalau kita mau breakdown lagi angkanya ada lebih dari 13 provinsi yang angka sembuhnya itu sudah di atas 70% malah, ada beberapa yang sudah 86%," kata Yuri dalam diskusi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Graha BNPB, Jakarta (2/7/2020). ( )
Provinsi dengan angka kesembuhan di atas 70% antara lain Sumatera Barat (81,1%), Riau (73,5%), Bengkulu (71,2%), Lampung (79,3%), Bangka Belitung (86,8%), Kepulauan Riau (81,6%), Yogyakarta (85,3%), Kalimantan Barat (81,9%). Kemudian Kalimantan Timur (73,7%), Kalimantan Utara (75,5%), Sulawesi Tengah (82,3%), Gorontalo (80,2%), dan Sulawesi Barat (72,8%).
Meski begitu, kata Yuri, masih ada provinsi yang angka sembuhnya baru 12% atau hampir 13%. "Artinya bahwa kita harus melihat angka Indonesia akumulasi rata-rata dari keseluruhan provinsi ini," katanya.
Yuri menjelaskan, kenaikan angka kesembuhan COVID-19 di Tanah Air. "Kita bersyukur bahwa banyak sekali yang sudah menjadi sembuh. Karena memang, satu rawatannya lebih bagus lagi. Perhatian rumah sakit di dalam memberikan perawatan kepada pasien ini menjadi lebih baik. Ini disebabkan karena kalau kita lihat beban layanan rumah sakit salah satu indikatornya BOR (bed occupancy rate) tingkat hunian rumah sakit yang tempat tidurnya itu rata-rata nasional kan sekitar 55,6%," katanya.( )
"Artinya bahwa resource yang ada, sumber daya yang ada, tenaga kesehatan dan sebagainya bisa memberikan layanan perawatan secara optimal, tidak terlalu capek ya kalau misalnya BOR-nya lebih dari 70% ke 80% pasti ada layanannya kualitasnya tentu juga akan terpengaruh," ujar Yuri.
Kemudian yang kedua, kata Yuri, masyarakat semakin bagus merespons, sehingga yang masuk rumah sakit pada umumnya adalah kasus-kasus yang ringan hingga sedang. "Itu ya nggak sampai berat. Dan kemudian untuk kelompok-kelompok yang memiliki komorbid sebelumnya mereka sudah betul-betul menyadari bahwa mereka harus dilindungi bersama. Sehingga yang jatuh menjadi sakit untuk kelompok yang sudah dengan penyakit komorbid ini juga relatif lebih sedikit," katanya.
"Inilah menjadi faktor kenapa kok kemudian angka sembuh ini semakin banyak. Memang tidak akan bisa cepat, karena pasti ada proses untuk menyembuhkan. Jadi tidak mungkin hari ini masuk terus besok sudah sembuh, itu sangat tidak mungkin. Saya kita inilah faktor yang menentukan," kata Yuri.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan sekaligus Juru Bicara Pemerintah Penanganan COVID-19 , Achmad Yurianto mengatakan, ada 13 provinsi yang angka kesembuhannya di atas 70%. Ini jauh lebih tinggi dari rata-rata angka kesembuhan secara global yakni sebesar 54,23%.
"Mungkin kita melihat datanya dulu ya, bahwa angka 44% itu adalah angka nasional. Tapi kalau kita mau breakdown lagi angkanya ada lebih dari 13 provinsi yang angka sembuhnya itu sudah di atas 70% malah, ada beberapa yang sudah 86%," kata Yuri dalam diskusi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Graha BNPB, Jakarta (2/7/2020). ( )
Provinsi dengan angka kesembuhan di atas 70% antara lain Sumatera Barat (81,1%), Riau (73,5%), Bengkulu (71,2%), Lampung (79,3%), Bangka Belitung (86,8%), Kepulauan Riau (81,6%), Yogyakarta (85,3%), Kalimantan Barat (81,9%). Kemudian Kalimantan Timur (73,7%), Kalimantan Utara (75,5%), Sulawesi Tengah (82,3%), Gorontalo (80,2%), dan Sulawesi Barat (72,8%).
Meski begitu, kata Yuri, masih ada provinsi yang angka sembuhnya baru 12% atau hampir 13%. "Artinya bahwa kita harus melihat angka Indonesia akumulasi rata-rata dari keseluruhan provinsi ini," katanya.
Yuri menjelaskan, kenaikan angka kesembuhan COVID-19 di Tanah Air. "Kita bersyukur bahwa banyak sekali yang sudah menjadi sembuh. Karena memang, satu rawatannya lebih bagus lagi. Perhatian rumah sakit di dalam memberikan perawatan kepada pasien ini menjadi lebih baik. Ini disebabkan karena kalau kita lihat beban layanan rumah sakit salah satu indikatornya BOR (bed occupancy rate) tingkat hunian rumah sakit yang tempat tidurnya itu rata-rata nasional kan sekitar 55,6%," katanya.( )
"Artinya bahwa resource yang ada, sumber daya yang ada, tenaga kesehatan dan sebagainya bisa memberikan layanan perawatan secara optimal, tidak terlalu capek ya kalau misalnya BOR-nya lebih dari 70% ke 80% pasti ada layanannya kualitasnya tentu juga akan terpengaruh," ujar Yuri.
Kemudian yang kedua, kata Yuri, masyarakat semakin bagus merespons, sehingga yang masuk rumah sakit pada umumnya adalah kasus-kasus yang ringan hingga sedang. "Itu ya nggak sampai berat. Dan kemudian untuk kelompok-kelompok yang memiliki komorbid sebelumnya mereka sudah betul-betul menyadari bahwa mereka harus dilindungi bersama. Sehingga yang jatuh menjadi sakit untuk kelompok yang sudah dengan penyakit komorbid ini juga relatif lebih sedikit," katanya.
"Inilah menjadi faktor kenapa kok kemudian angka sembuh ini semakin banyak. Memang tidak akan bisa cepat, karena pasti ada proses untuk menyembuhkan. Jadi tidak mungkin hari ini masuk terus besok sudah sembuh, itu sangat tidak mungkin. Saya kita inilah faktor yang menentukan," kata Yuri.
(abd)
tulis komentar anda