Mayoritas Pendukung Puan Warga Perdesaan, Hendri Satrio: Wajar Kalah di Sosmed
Jum'at, 09 September 2022 - 21:34 WIB
JAKARTA - Pendiri lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio menilai wajar jika saat ini Ketua DPR RI Puan Maharani kalah dalam sentimen di media sosial (medsos).
Sebab, berdasarkan survei terbaru KedaiKOPI 3-18 Agustus 2022, mayoritas pendukung Puan adalah warga wilayah perdesaan yang tidak aktif di media sosial.
Peneliti Senior Lembaga Survei KedaiKOPI Ashma Nur Afifah mengatakan, dari total 100% responden, ada 19,1% warga perdesaan yang memilih Puan Maharani dalam Pilpres 2024. Jumlah itu jauh lebih besar dengan jumlah responden dari wilayah urban atau perkotaan yang memilih Puan, yakni hanya 9,2%.
“Persetujuan terhadap Puan Maharani lebih banyak di daerah perdesaan dibanding urban,” kata Ashma saat merilis hasil surveinya, Jumat (9/9/2022).
Hal berbeda terlihat pada pemilih Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang lebih banyak berasal dari perkotaan sebesar 29,5% dibandingkan warga perdesaan 18,9%. Sementara calon lainnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo cukup seimbang pendukungnya antara wilayah perkotaan dan perdesaan.
Di sisi lain, pendiri lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio juga menilai Puan selama ini belum optimal melakukan kampanye dan pencitraan melalui media sosial. Hal itu berbeda dengan rekan separtainya Ganjar Pranowo yang dianggap sudah melakukan berbagai pencitraan untuk meningkatkan elektabilitas pribadi.
“Puan Maharani tegak lurus dengan partai karena dia tahu keputusan untuk menentukan calon presiden ada di tangan Bu Megawati (Ketua Umum PDIP). Jadi dia kerja aja tuh jadi anggota DPR, sehingga agak tertinggal elektabilitasnya meskipun sudah ada peningkatan,” kata Hendri.
Jika nantinya sudah optimal berkampanye melalui media sosial, ia meyakini elektabilitas Puan meningkat. Peningkatan suara itu bisa didapatkan dari warga yang saat ini masih belum menentukan pilihan, atau pun warga yang masih hendak merubah pilihannya.
Sebab, dalam survei itu juga diketahui sebanyak 53,8 responden mengaku pilihan capresnya masih bisa berubah. “Mereka mengaku akan mengubah pilihan capres saat sudah ada penetapan calon presiden dan wakil presiden oleh partai politik,” kata Hendri.
Sebab, berdasarkan survei terbaru KedaiKOPI 3-18 Agustus 2022, mayoritas pendukung Puan adalah warga wilayah perdesaan yang tidak aktif di media sosial.
Peneliti Senior Lembaga Survei KedaiKOPI Ashma Nur Afifah mengatakan, dari total 100% responden, ada 19,1% warga perdesaan yang memilih Puan Maharani dalam Pilpres 2024. Jumlah itu jauh lebih besar dengan jumlah responden dari wilayah urban atau perkotaan yang memilih Puan, yakni hanya 9,2%.
“Persetujuan terhadap Puan Maharani lebih banyak di daerah perdesaan dibanding urban,” kata Ashma saat merilis hasil surveinya, Jumat (9/9/2022).
Hal berbeda terlihat pada pemilih Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang lebih banyak berasal dari perkotaan sebesar 29,5% dibandingkan warga perdesaan 18,9%. Sementara calon lainnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo cukup seimbang pendukungnya antara wilayah perkotaan dan perdesaan.
Di sisi lain, pendiri lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio juga menilai Puan selama ini belum optimal melakukan kampanye dan pencitraan melalui media sosial. Hal itu berbeda dengan rekan separtainya Ganjar Pranowo yang dianggap sudah melakukan berbagai pencitraan untuk meningkatkan elektabilitas pribadi.
“Puan Maharani tegak lurus dengan partai karena dia tahu keputusan untuk menentukan calon presiden ada di tangan Bu Megawati (Ketua Umum PDIP). Jadi dia kerja aja tuh jadi anggota DPR, sehingga agak tertinggal elektabilitasnya meskipun sudah ada peningkatan,” kata Hendri.
Jika nantinya sudah optimal berkampanye melalui media sosial, ia meyakini elektabilitas Puan meningkat. Peningkatan suara itu bisa didapatkan dari warga yang saat ini masih belum menentukan pilihan, atau pun warga yang masih hendak merubah pilihannya.
Sebab, dalam survei itu juga diketahui sebanyak 53,8 responden mengaku pilihan capresnya masih bisa berubah. “Mereka mengaku akan mengubah pilihan capres saat sudah ada penetapan calon presiden dan wakil presiden oleh partai politik,” kata Hendri.
(cip)
tulis komentar anda