Pertemuan Puan dan Surya Paloh Akan Pengaruhi Dinamika Koalisi 2024
Senin, 22 Agustus 2022 - 17:03 WIB
"Bila tetap menduetkan Puan-Airlangga atau sebaliknya Airlangga-Puan, maka semakin mempersempit ceruk massa yang akan diraih, karena kedua tokoh ini kental sebagai figur nasionalis," kata Agung.
Skenario kedua, jika PDIP bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, maka Puan kemungkinan diposisikan sebagai cawapres karena Prabowo adalah kandidat capres terkuat dari koalisi ini. Posisi tawar Prabowo sangat kuat karena bersama PKB atau tanpa PDIP, KIR telah memenuhi presidential threshold.
"Namun skema cawapres inipun semakin sulit, menimbang Prabowo lebih membutuhkan figur cawapres dari kalangan santri atau sosok yang berasal dari partai-partai Islam sebagaimana kebutuhan KIB," katanya.
Sementara skenario ketiga adalah PDIP ikut dalam Poros Gondangdia yang belum resmi digagas Nasdem bersama Demokrat dan PKS. Apabila Puan ikut bergabung, maka akan lebih leluasa maju sebagai Capres. Dengan kapasitas sebagai pemenang Pemilu 2019, PDIP bisa memimpin koalisi ini. Namun, PKS dan Demokrat hampir dapat dipastikan akan kembali berhitung apakah tetap bersama Nasdem atau lebih memilih KIB atau KIR.
Jika PDIP masuk dalam Poros Gondangdia, maka capres rekomendasi Rakernas Nasdem yang berpeluang mendampingi Puan adalah Anies Baswedan atau Jenderal Andika Perkasa karena Ganjar berasal dari PDIP juga. Nama Anies lebih berpotensi kuat mendampingi Puan karena saat ini dianggap merepresentasikan Islam konservatif.
"Duet Puan-Anies atau sebaliknya Anies-Puan lebih rasional untuk merangkul semua segmen ideologi, demografi, dan geografi," katanya.
Lihat Juga: Dukungan Prabowo untuk Luthfi-Taj Yasin, PDIP: Sebagai Presiden Diharapkan Jadi Pengayom Seluruh Kandidat
Skenario kedua, jika PDIP bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, maka Puan kemungkinan diposisikan sebagai cawapres karena Prabowo adalah kandidat capres terkuat dari koalisi ini. Posisi tawar Prabowo sangat kuat karena bersama PKB atau tanpa PDIP, KIR telah memenuhi presidential threshold.
"Namun skema cawapres inipun semakin sulit, menimbang Prabowo lebih membutuhkan figur cawapres dari kalangan santri atau sosok yang berasal dari partai-partai Islam sebagaimana kebutuhan KIB," katanya.
Sementara skenario ketiga adalah PDIP ikut dalam Poros Gondangdia yang belum resmi digagas Nasdem bersama Demokrat dan PKS. Apabila Puan ikut bergabung, maka akan lebih leluasa maju sebagai Capres. Dengan kapasitas sebagai pemenang Pemilu 2019, PDIP bisa memimpin koalisi ini. Namun, PKS dan Demokrat hampir dapat dipastikan akan kembali berhitung apakah tetap bersama Nasdem atau lebih memilih KIB atau KIR.
Jika PDIP masuk dalam Poros Gondangdia, maka capres rekomendasi Rakernas Nasdem yang berpeluang mendampingi Puan adalah Anies Baswedan atau Jenderal Andika Perkasa karena Ganjar berasal dari PDIP juga. Nama Anies lebih berpotensi kuat mendampingi Puan karena saat ini dianggap merepresentasikan Islam konservatif.
"Duet Puan-Anies atau sebaliknya Anies-Puan lebih rasional untuk merangkul semua segmen ideologi, demografi, dan geografi," katanya.
Lihat Juga: Dukungan Prabowo untuk Luthfi-Taj Yasin, PDIP: Sebagai Presiden Diharapkan Jadi Pengayom Seluruh Kandidat
(abd)
tulis komentar anda