BREAKING NEWS, Istri Ferdy Sambo Tersangka
Jum'at, 19 Agustus 2022 - 14:12 WIB
JAKARTA - Polri menetapkan istri Irjen Pol Ferdy Sambo, Putri Candrawathi sebagai tersangka kasus pembunuhan Brigadir Nopryansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
"Penyidik menetapkan saudari PC sebagai tersangka," kata Irwasum Komjen Agung Budi Maryoto dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jumat (19/8/2022). Ikut mendampingi Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto dan Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo.
Sebelumnya Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menolak permohonan perlindungan Putri Candrawathi. Penolakan itu didasari atas hasil penelaahan yang dilakukan terhadap Putri.
"LPSK memutuskan menolak karena tidak bisa diberikan perlindungan," kata Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta Timur, Senin (15/8/2022).
Hasto menjelaskan, penolakan perlindungan itu akibat kasus dugaan pelecehan seksual telah dihentikan oleh kepolisian. Di samping itu, Hasto merasa ada kejanggalan dari permohonan perlindungan untuk Putri. Setidaknya, kejanggalan itu terlihat LPSK dari dua permohonan perlindungan itu.
"Sejak awal ada kejanggalan dalam permohonan ini," ucapnya. "Pertama, ada dua permohonan lain yang diajukan P tanggal 8 Juli 2022 dan didasarkan permohonan dari LP yang diajukan Polres Jaksel tanggal 9 Juli. Dua laporan ini beda tanggal, tetapi nomor sama," kata Hasto.
Sementara, Wakil Ketua LPSK Susilaningtias menjelaskan berdasarkan pemeriksaan medis berupa tes psikiatris dan psikologis pada Selasa, 9 Agustus 2022, LPSK menemukan adanya gangguan PTSD pada Putri Candrawathi. Sebagai informasi, PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) adalah gangguan kejiwaan berupa stres akibat peristiwa yang menyebabkan trauma mendalam.
"Ditemukan potensi risiko keberbahayaan terhadap diri sendiri yang ditandai dengan kondisi psikilogis menjadi PTSD disertai kecemasan dan depresi," kata Susi kepada wartawan, Selasa (16/8/2022).
"Penyidik menetapkan saudari PC sebagai tersangka," kata Irwasum Komjen Agung Budi Maryoto dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jumat (19/8/2022). Ikut mendampingi Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto dan Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo.
Sebelumnya Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menolak permohonan perlindungan Putri Candrawathi. Penolakan itu didasari atas hasil penelaahan yang dilakukan terhadap Putri.
"LPSK memutuskan menolak karena tidak bisa diberikan perlindungan," kata Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta Timur, Senin (15/8/2022).
Hasto menjelaskan, penolakan perlindungan itu akibat kasus dugaan pelecehan seksual telah dihentikan oleh kepolisian. Di samping itu, Hasto merasa ada kejanggalan dari permohonan perlindungan untuk Putri. Setidaknya, kejanggalan itu terlihat LPSK dari dua permohonan perlindungan itu.
"Sejak awal ada kejanggalan dalam permohonan ini," ucapnya. "Pertama, ada dua permohonan lain yang diajukan P tanggal 8 Juli 2022 dan didasarkan permohonan dari LP yang diajukan Polres Jaksel tanggal 9 Juli. Dua laporan ini beda tanggal, tetapi nomor sama," kata Hasto.
Sementara, Wakil Ketua LPSK Susilaningtias menjelaskan berdasarkan pemeriksaan medis berupa tes psikiatris dan psikologis pada Selasa, 9 Agustus 2022, LPSK menemukan adanya gangguan PTSD pada Putri Candrawathi. Sebagai informasi, PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) adalah gangguan kejiwaan berupa stres akibat peristiwa yang menyebabkan trauma mendalam.
"Ditemukan potensi risiko keberbahayaan terhadap diri sendiri yang ditandai dengan kondisi psikilogis menjadi PTSD disertai kecemasan dan depresi," kata Susi kepada wartawan, Selasa (16/8/2022).
(abd)
tulis komentar anda