Sejarah Munculnya Londo Ireng di KNIL, Pasukan Belanda Berkulit Hitam dari Afrika

Rabu, 03 Agustus 2022 - 22:12 WIB
KNIL merupakan akronim dari Koninklijke Nederlands(ch) Indische Leger, atau biasa disebut Tentara Kerajaan Hindia Belanda. Foto DOK SINDOnews
JAKARTA - KNIL merupakan akronim dari Koninklijke Nederlands(ch) Indische Leger, atau biasa disebut Tentara Kerajaan Hindia Belanda . Pasukan tersebut didirikan sekitar tahun 1830.

Pada fungsinya, pembentukan KNIL ditujukan untuk meredam dan melawan perlawanan pasukan pribumi Indonesia. Meskipun berstatus sebagai pelayan Belanda, cukup banyak anggota yang berasal dari warga asli Indonesia.

Baca juga : Kisah Gundik dan Nyai Pribumi di Tangsi Tentara KNIL Masa Kolonial Belanda

Dalam perkembangan KNIL, muncul sebuah istilah Zwarte Hollanders atau Londo Ireng. Jika melihat artinya dalam bahasa Indonesia, istilah tersebut berarti Belanda Hitam. Lantas, siapakah Londo Ireng ini?.

Dikutip dari Military History, Zwarte Hollanders atau Londo Ireng merupakan nama untuk orang Afrika yang direkrut menjadi Tentara Kerajaan Hindia Belanda atau KNIL.



Melihat dari sejarahnya, semua berawal setelah kemerdekaan Belgia pada 1830. Saat itu, populas Belanda berkurang. Hal ini membuat mereka mulai merekrut orang-orang dari negara lain untuk dijadikan pasukan.

Salah satu pilihan jatuh kepada orang Afrika. Menurut Belanda, tentara Afrika sudah terbiasa dengan iklim tropis dibandingkan orang-orang Eropa. Pertama kali, mereka merekrut orang Afrika di Elmina.

Dari 150 orang yang direkrut, 44 diantaranya berstatus sebagai keturunan keluarga Euro-Afrika di Elmina. Setelahnya, Belanda membuat kontrak dengan Raja Ashanti di Ghana untuk perekrutan orang-orangnya yang sebagian besar berstatus bekas budak.

Sampai pada tahun 1872, ada sekitar 3.000-an orang Afrika yang direkrut sebagai prajurit KNIL. Pada tugasnya sebagai tentara kerajaan Hindia Belanda, Londo Ireng ini turut serta dalam berbagai pertempuran melawan pribumi Indonesia. Salah satunya adalah Perang Aceh.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More