Rilis Hasil Hisab, LF PBNU Tetapkan 1 Muharram 1444 H Jatuh pada 30 Juli 2022
Jum'at, 29 Juli 2022 - 20:20 WIB
JAKARTA - Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) telah merilis hasil perhitungan (hisab) ketinggian bulan pada akhir 29 Dzulhijjah 1443 H dalam Surat Instruksi Nomor 025/LF–PBNU/VII/2022 yang ditandatangani Ketua dan Sekretaris LF PBNU KH Sirril Wafa dan H Asmui Mansur, Jumat (29/7/2022). Dalam rilis tersebut ditetapkan awal Muharram 1444 H jatuh pada Sabtu, 30 Juli 2022.
LF PBNU memperkirakan hilal awal Muharram 1444 H saat ini sudah berada di atas ufuk, tepatnya +6 derajat 58 menit 19 detik dan lama hilal 31 menit 33 detik, dengan markaz Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT. Sementara konjungsi atau ijtimak bulan terjadi pada Jumat Legi 29 Juli 2022 pukul 00:53:41 WIB.
"Sebagai tindak lanjutnya maka awal bulan Muharram 1444 H bertepatan dengan Sabtu Pahing 30 Juli 2022 M (mulai malam Sabtu) atas dasar rukyah," bunyi surat yang diterima MNC Portal, Jumat (29/7/2022).
Sementara itu, letak matahari terbenam berada pada posisi 18 derajat 40 menit 06 detik utara titik barat, sedangkan letak hilal pada posisi 22 derajat 25 menit 08 detik utara titik barat. Adapun kedudukan hilal berada pada 3 derajat 45 menit 02 detik utara matahari dalam keadaan miring ke utara dengan elongasi 8 derajat 09 menit 55 detik.
Berdasarkan metode falak yang sama pula, maka diketahui parameter hilal terkecil terjadi di Kota Merauke Provinsi Papua dengan tinggi hilal mar’i 5 derajat 51 menit, dengan elongasi hilal haqiqy 7 derajat 17 menit dan lama hilal di atas ufuk 26 menit 50 detik. Sementara parameter hilal terbesar terjadi di Kota Lhoknga Provinsi Aceh dengan tinggi hilal mar’i 7 derajat 59 menit, elongasi hilal haqiqy 8 derajat 35 menit, dan lama hilal di atas ufuk 35 menit 10 detik.
Dari data tersebut, dapat diketahui, bahwa hilal awal bulan Muharram 1443 H ini sudah berada di atas kriteria Imkanurrukyah (kemungkinan hilal dapat terlihat) yang ditetapkan Menteri-menteri Agama Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS), yakni tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Hal ini berarti hilal mungkin dapat terlihat ketika matahari sudah terbenam.
Atas hasil tersebut, pihak LF PBNU meminta agar disebarkan kepada wilayah maupun cabang LF PBNU di seluruh Indonesia.
"Jajaran Lembaga Falakiyah PWNU dan PCNU se–Indonesia diharapkan bertindak aktif untuk menyebarluaskan pengumuman awal bulan Muharram 1444 H ini kepada warga Nahdlatul Ulama khususnya jajaran pengurus di wilayah / cabangnya masing–masing," ujarnya.
LF PBNU memperkirakan hilal awal Muharram 1444 H saat ini sudah berada di atas ufuk, tepatnya +6 derajat 58 menit 19 detik dan lama hilal 31 menit 33 detik, dengan markaz Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT. Sementara konjungsi atau ijtimak bulan terjadi pada Jumat Legi 29 Juli 2022 pukul 00:53:41 WIB.
"Sebagai tindak lanjutnya maka awal bulan Muharram 1444 H bertepatan dengan Sabtu Pahing 30 Juli 2022 M (mulai malam Sabtu) atas dasar rukyah," bunyi surat yang diterima MNC Portal, Jumat (29/7/2022).
Sementara itu, letak matahari terbenam berada pada posisi 18 derajat 40 menit 06 detik utara titik barat, sedangkan letak hilal pada posisi 22 derajat 25 menit 08 detik utara titik barat. Adapun kedudukan hilal berada pada 3 derajat 45 menit 02 detik utara matahari dalam keadaan miring ke utara dengan elongasi 8 derajat 09 menit 55 detik.
Berdasarkan metode falak yang sama pula, maka diketahui parameter hilal terkecil terjadi di Kota Merauke Provinsi Papua dengan tinggi hilal mar’i 5 derajat 51 menit, dengan elongasi hilal haqiqy 7 derajat 17 menit dan lama hilal di atas ufuk 26 menit 50 detik. Sementara parameter hilal terbesar terjadi di Kota Lhoknga Provinsi Aceh dengan tinggi hilal mar’i 7 derajat 59 menit, elongasi hilal haqiqy 8 derajat 35 menit, dan lama hilal di atas ufuk 35 menit 10 detik.
Dari data tersebut, dapat diketahui, bahwa hilal awal bulan Muharram 1443 H ini sudah berada di atas kriteria Imkanurrukyah (kemungkinan hilal dapat terlihat) yang ditetapkan Menteri-menteri Agama Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS), yakni tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Hal ini berarti hilal mungkin dapat terlihat ketika matahari sudah terbenam.
Atas hasil tersebut, pihak LF PBNU meminta agar disebarkan kepada wilayah maupun cabang LF PBNU di seluruh Indonesia.
"Jajaran Lembaga Falakiyah PWNU dan PCNU se–Indonesia diharapkan bertindak aktif untuk menyebarluaskan pengumuman awal bulan Muharram 1444 H ini kepada warga Nahdlatul Ulama khususnya jajaran pengurus di wilayah / cabangnya masing–masing," ujarnya.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda