Kasus COVID-19 Bertambah 1.198, Yuri: Protokol Kesehatan Belum Dilaksanakan dengan Baik
Minggu, 28 Juni 2020 - 16:42 WIB
JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah Penanganan virus Corona (COVID-19), Achmad Yurianto melaporkan penambahan kasus positif COVID-19 sebanyak 1.198 orang. Sehingga akumulasi kasus positif COVID-19 di Tanah Air hingga 28 Juni 2020 sebanyak 54.010 orang.
“Mari kita pahami bersama bahwa penambahan kasus ini menggambarkan sekali lagi menggambarkan bahwa disiplin kepatuhan untuk melaksanakan protokol kesehatan masih belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik,” ujarnya di Media Center Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Minggu (28/6/2020). (Baca juga: Update Kasus COVID-19: Positif 54.010 Orang, 22.936 Sembuh dan 2.754 Meninggal)
Artinya, kata Yuri, masih ada orang yang sakit yang terkonfirmasi positif tetapi tidak melaksanakan isolasi diri dengan baik. “Masih ada kontak tracing dari kasus konfirmasi positif yang kita rawat belum bisa diperiksa laboratoriumnya dan kemudian belum bisa melaksanakan isolasi dengan baik. Masih ada kelompok yang rentan untuk tertular karena tidak patuh untuk menjaga jarak, tidak menggunakan masker dan tidak rajin mencuci tangan,” paparnya.
Yuri pun mengingatkan tempat-tempat yang sangat rawan dan memungkinkan terjadi penularan. Salah satunya adalah di tempat dimana orang akan memungkinkan untuk bertemu berkumpul dengan waktu yang cukup lama misalnya di kantor.
“Kita harus memperhatikan betul pengaturan tempat kerja sehingga physical distancing atau menjaga jarak bisa dilaksanakan. Pastikan sekalipun sudah berada di kantor tetap menggunakan masker dengan benar,” kata Yuri.
Kemudian, lanjut Yuri, yakni di pasar yang juga satu tempat yang paling rawan untuk terjadinya penularan. “Oleh karena itu pasti Gugus Tugas Daerah akan melakukan pengaturan terhadap operasional pasar agar dipastikan semua pengunjung pasar, semua penjual yang berada di pasar bisa menjalankan protokol kesehatan dengan baik,” jelas dia.
Selain itu, di rumah makan ataupun di warung. Yuri mengatakan dengan mulai banyaknya aktivitas yang dilaksanakan di perkantoran, harus diperhatikan betul saat jam makan siang yang dilaksanakan bersama-sama. “Ini yang harus disadari bahwa inilah tempat-tempat rawan yang memungkinkan terjadinya penularan,” katanya.
Oleh karena, Yuri mengingatkan untuk mencari cara, mencari upaya agar aman dari COVID-19 ini. “Ingat apabila saudara-saudara yang aktif bekerja kemudian terinfeksi dan ada pula yang berada di tengah-tengah keluarga, maka sangat mungkin kontak Anda dengan anggota keluarga yang lain dengan anak-anak kita, dengan saudara-saudara kita, dengan orang tua kita akan sangat memungkinkan terjadinya penularan.” (Baca juga: Enam Bulan, BP2MI Terima 222 Jenazah Pekerja Migran Indonesia)
“Inilah pentingnya mengapa kita harus bersama-sama memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga agar kita tetap aman, agar kita tetap produktif, agar keluarga kita aman. Komitmen yang kita butuhkan, yakin kita bisa melaksanakan ini. Oleh karena itu saudara-saudara sekali lagi mari dengan bergotong-royong kita hadapi bersama, kita tanggulangi bersama penyebaran COVID-19 ini. Kita pasti bisa,” tegas Yuri.
“Mari kita pahami bersama bahwa penambahan kasus ini menggambarkan sekali lagi menggambarkan bahwa disiplin kepatuhan untuk melaksanakan protokol kesehatan masih belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik,” ujarnya di Media Center Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Minggu (28/6/2020). (Baca juga: Update Kasus COVID-19: Positif 54.010 Orang, 22.936 Sembuh dan 2.754 Meninggal)
Artinya, kata Yuri, masih ada orang yang sakit yang terkonfirmasi positif tetapi tidak melaksanakan isolasi diri dengan baik. “Masih ada kontak tracing dari kasus konfirmasi positif yang kita rawat belum bisa diperiksa laboratoriumnya dan kemudian belum bisa melaksanakan isolasi dengan baik. Masih ada kelompok yang rentan untuk tertular karena tidak patuh untuk menjaga jarak, tidak menggunakan masker dan tidak rajin mencuci tangan,” paparnya.
Yuri pun mengingatkan tempat-tempat yang sangat rawan dan memungkinkan terjadi penularan. Salah satunya adalah di tempat dimana orang akan memungkinkan untuk bertemu berkumpul dengan waktu yang cukup lama misalnya di kantor.
“Kita harus memperhatikan betul pengaturan tempat kerja sehingga physical distancing atau menjaga jarak bisa dilaksanakan. Pastikan sekalipun sudah berada di kantor tetap menggunakan masker dengan benar,” kata Yuri.
Kemudian, lanjut Yuri, yakni di pasar yang juga satu tempat yang paling rawan untuk terjadinya penularan. “Oleh karena itu pasti Gugus Tugas Daerah akan melakukan pengaturan terhadap operasional pasar agar dipastikan semua pengunjung pasar, semua penjual yang berada di pasar bisa menjalankan protokol kesehatan dengan baik,” jelas dia.
Selain itu, di rumah makan ataupun di warung. Yuri mengatakan dengan mulai banyaknya aktivitas yang dilaksanakan di perkantoran, harus diperhatikan betul saat jam makan siang yang dilaksanakan bersama-sama. “Ini yang harus disadari bahwa inilah tempat-tempat rawan yang memungkinkan terjadinya penularan,” katanya.
Oleh karena, Yuri mengingatkan untuk mencari cara, mencari upaya agar aman dari COVID-19 ini. “Ingat apabila saudara-saudara yang aktif bekerja kemudian terinfeksi dan ada pula yang berada di tengah-tengah keluarga, maka sangat mungkin kontak Anda dengan anggota keluarga yang lain dengan anak-anak kita, dengan saudara-saudara kita, dengan orang tua kita akan sangat memungkinkan terjadinya penularan.” (Baca juga: Enam Bulan, BP2MI Terima 222 Jenazah Pekerja Migran Indonesia)
“Inilah pentingnya mengapa kita harus bersama-sama memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga agar kita tetap aman, agar kita tetap produktif, agar keluarga kita aman. Komitmen yang kita butuhkan, yakin kita bisa melaksanakan ini. Oleh karena itu saudara-saudara sekali lagi mari dengan bergotong-royong kita hadapi bersama, kita tanggulangi bersama penyebaran COVID-19 ini. Kita pasti bisa,” tegas Yuri.
(kri)
tulis komentar anda