Ahmad Sahroni: Kalau Masyarakat Tidak Bergerak, Ekonomi Mati
Sabtu, 27 Juni 2020 - 09:15 WIB
JAKARTA - Wakil Koordinator Satgas Lawan Covid-19 DPR Ahmad Sahroni menilai, kebijakan new normal atau tatanan kenormalan baru di tengah pandemi corona yang diambil pemerintah sudah tepat. Alasannya, dalam kondisi apa pun, kehidupan harus tetap berjalan.
"Semua aktivitas berjalan seperti biasa saja, cuma jaga jarak. Kalau ada penambahan kasus mungkin sehari seribu kasus, penambahan itu tak bisa dipungkiri, tapi minimal yang meninggal sudah semakin sedikit," ujar Sahroni dalam Live IG SINDOnews Bincang Seru bertajuk Pengawasan Penanganan Covid-19, Jumat (26/6/2020) malam.
Sahroni yang juga Wakil Ketua Komisi III DPR mengatakan, saat ini aktivitas masyarakat sudah mulai berjalan dengan mengikuti aturan pemerintah. "Saya kira ini sangat baik karena roda ekonomi berlahan akan bergerak. Tidak bisa dihindari kalau orang gak bergerak maka ekonomi akan mati. Lebih baik ekonominya bergerak tapi pelan-pelan masyarakatnya menyadari dengan cara menjaga kebersihan, dengan aturan-aturan, pakai masker tentunya," tuturnya.
Karena itu, politikus Partai Nasdem ini meminta agar masyarakat tetap bergerak secara normal sehingga ekonomi juga bergerak. Karena dengan bergeraknya masyarakat maka akan memperbaiki kondisi ekonomi dengan sendirinya. "Kalau nggak bagaimana cara menggerakkan ekonomi tanpa ada gerakan masyarakat. Kita juga gak bisa menuntut pemerintah pergerakan ekonomi ini harus cepat, gak bisa juga. Pemerintah sudah melakukan hal-hal kebijakan-kebijakan yang luar biasa maka masyarakatnya juga penuh dengan kepastian bagaimana aturan-aturan dijalankan," paparnya.
Sahroni menyinggung soal kegiatan Car Free Day (CFD) di Jakarta pada akhir pekan lalu yang diberitakan ada dua orang reaktif ketika diperiksa. Menurutnya, kabar tersebut juga belum bisa dipastikan kebenarannya. "Saya rasa dari puluhan ribu prang karena 2 hingga 3 orang reaktif, itu apakah benar atau hanya isu dibuat supaya orang takut," katanya.
Menurutnya, justru yang berbahaya adalah ketika masyarakat terus menerus dihantui dengan ketakutan-ketakutan sehingga tidak berani bergerak. "Kalau orang takut terus ini bahaya, gak berani bergerak. Kita jangan dihantui dengan rasa takut. Kita duduk saja kalau memang kena itu barang pasti kena. Dalam dunia pasti ada yang mati dan selamat, tapi minimal apa yang dilakukan pemerintah sekarang apresiasi luar biasa karena semakin banyak orang yang kena tapi yang mati semakin sedikit," katanya. (Lihat Grafis: Banyak Terjadi Pelanggaran, Car Free Day Perlu Dievaluasi ).
Sahroni tidak memungkiri potensi adanya gelombang baru menyusul dilakukannya kebijakan new normal, namun masyarakat juga tidak boleh dihantui rasa takut berlebihan. "Jangan dihantui rasa takut. Jangan dihantui dengan rasa curiga kepada orang lain, kan gila ini. Ini harus kita yakinkan kepada masyarakat berita-berita di tv, online, koran, tetaplah fokus pada penyampaian bagaimana bersih-bersih, masker dipakai supaya orang bergerak. Kalau bergerak ekonominya mantap. Ini berita di tv di sini kena, di sana kena, bosan orang," tuturnya.
Menurutnya, tidak mungkin pemerintah bergerak sendiri dalam membangkitkan ekonomi tanpa ada orang yang bergerak. "Nanti dikit-dikit nyalahin pemerintah. Gak bisa. Ada kekurangan pemerintah, tapi ada kelebihan pemerintah melakukan sesuatu hal kebijakan-kebijakan yang menjadi dasar," katanya.
"Semua aktivitas berjalan seperti biasa saja, cuma jaga jarak. Kalau ada penambahan kasus mungkin sehari seribu kasus, penambahan itu tak bisa dipungkiri, tapi minimal yang meninggal sudah semakin sedikit," ujar Sahroni dalam Live IG SINDOnews Bincang Seru bertajuk Pengawasan Penanganan Covid-19, Jumat (26/6/2020) malam.
Sahroni yang juga Wakil Ketua Komisi III DPR mengatakan, saat ini aktivitas masyarakat sudah mulai berjalan dengan mengikuti aturan pemerintah. "Saya kira ini sangat baik karena roda ekonomi berlahan akan bergerak. Tidak bisa dihindari kalau orang gak bergerak maka ekonomi akan mati. Lebih baik ekonominya bergerak tapi pelan-pelan masyarakatnya menyadari dengan cara menjaga kebersihan, dengan aturan-aturan, pakai masker tentunya," tuturnya.
Karena itu, politikus Partai Nasdem ini meminta agar masyarakat tetap bergerak secara normal sehingga ekonomi juga bergerak. Karena dengan bergeraknya masyarakat maka akan memperbaiki kondisi ekonomi dengan sendirinya. "Kalau nggak bagaimana cara menggerakkan ekonomi tanpa ada gerakan masyarakat. Kita juga gak bisa menuntut pemerintah pergerakan ekonomi ini harus cepat, gak bisa juga. Pemerintah sudah melakukan hal-hal kebijakan-kebijakan yang luar biasa maka masyarakatnya juga penuh dengan kepastian bagaimana aturan-aturan dijalankan," paparnya.
Sahroni menyinggung soal kegiatan Car Free Day (CFD) di Jakarta pada akhir pekan lalu yang diberitakan ada dua orang reaktif ketika diperiksa. Menurutnya, kabar tersebut juga belum bisa dipastikan kebenarannya. "Saya rasa dari puluhan ribu prang karena 2 hingga 3 orang reaktif, itu apakah benar atau hanya isu dibuat supaya orang takut," katanya.
Menurutnya, justru yang berbahaya adalah ketika masyarakat terus menerus dihantui dengan ketakutan-ketakutan sehingga tidak berani bergerak. "Kalau orang takut terus ini bahaya, gak berani bergerak. Kita jangan dihantui dengan rasa takut. Kita duduk saja kalau memang kena itu barang pasti kena. Dalam dunia pasti ada yang mati dan selamat, tapi minimal apa yang dilakukan pemerintah sekarang apresiasi luar biasa karena semakin banyak orang yang kena tapi yang mati semakin sedikit," katanya. (Lihat Grafis: Banyak Terjadi Pelanggaran, Car Free Day Perlu Dievaluasi ).
Sahroni tidak memungkiri potensi adanya gelombang baru menyusul dilakukannya kebijakan new normal, namun masyarakat juga tidak boleh dihantui rasa takut berlebihan. "Jangan dihantui rasa takut. Jangan dihantui dengan rasa curiga kepada orang lain, kan gila ini. Ini harus kita yakinkan kepada masyarakat berita-berita di tv, online, koran, tetaplah fokus pada penyampaian bagaimana bersih-bersih, masker dipakai supaya orang bergerak. Kalau bergerak ekonominya mantap. Ini berita di tv di sini kena, di sana kena, bosan orang," tuturnya.
Menurutnya, tidak mungkin pemerintah bergerak sendiri dalam membangkitkan ekonomi tanpa ada orang yang bergerak. "Nanti dikit-dikit nyalahin pemerintah. Gak bisa. Ada kekurangan pemerintah, tapi ada kelebihan pemerintah melakukan sesuatu hal kebijakan-kebijakan yang menjadi dasar," katanya.
(zik)
tulis komentar anda