Mengenal Kopaska, Pasukan Elite TNI AL yang Harus Melewati Ujian Neraka
Senin, 11 Juli 2022 - 05:33 WIB
JAKARTA - Komando Pasukan Katak (Kopaska) merupakan salah satu pasukan khusus yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) . Kopaska kerap mengemban tugas operasi rahasia seperti, Operasi Amfibi, Operasi Khusus dan dukungan-dukungan lain guna memperlancar Operasi-operasi TNI AL.
Genap berusia 60 tahun, pasukan komando yang memiliki semboyan Tan Hana Wighna Tan Sirna atau tidak ada rintangan yang tak dapat diatasi ini didirikan pada 31 Maret 1962. Pasukan yang mempunyai ciri khas memakai topeng tengkorak ini berkedudukan langsung di bawah Koarmada dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
Pembentukan Kopaska merupakan instruksi langsung Presiden Soekarno. Hal ini didasari karena hubungan Indonesia dan Belanda memanas terkait perebutan Irian Barat kala itu.
Soekarno kemudian meminta agar dibentuk Pasukan Katak yang dapat menyerang armada Angkatan Laut Belanda alias Koninklijk Marine (KM) yang memblokade Indonesia. Menteri Panglima AL Laksamana Madya Raden Eddy Martadinata lalu menindaklanjuti perintah Bung Karno.
Tanpa pemberitahuan sebelumnya, Laksdya Raden Eddy kemudian melaksanakan upacara peresmian berdirinya Kopaska di area kolam renang Senayan ketika para calon instruktur Kopaska sedang berlatih. Karena dadaka, upacara peresmian dilaksanakan dengan anggota upacara para instruktur yang sedang berlatih sehingga tidak menggunakan pakaian resmi, bahkan tidak bersepatu. Peresmian yang mendadak ini dikarenakan tim akan diterjunkan ke Operasi Trikora membebaskan Irian Barat.
Tugas utama dari Kopaska adalah peledakan/demolisi bawah air termasuk sabotase/penyerangan rahasia ke kapal lawan dan sabotase pangkalan musuh, torpedo berjiwa (kamikaze), penghancuran instalasi bawah air, pengintaian, mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar serta antiteror di laut/maritime counter terorism. Jika tidak sedang ditugaskan dalam suatu operasi, prajurit Kopaska dapat ditugaskan menjadi pengawal pribadi VIP seperti Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.
Saat ini, Kopaska terbagi menjadi tiga Komando yakni, Satuan Komando Pasukan Katak Armada I di Pondok Dayung, Jakarta Utara; Satuan Komando Pasukan Katak Armada II di Surabaya; dan Satuan Komando Pasukan Katak Armada III di Sorong.
Untuk menjadi prajurit Kopaska tidak sembarangan. Anggota Kopaska dipilih dari orang-orang terbaik dari TNI AL. Mereka juga harus sudah pernah bertugas di kapal TNI AL minimal dua tahun.
Pendidikan Kopaska diawali dengan latihan fisik yang luar biasa. Ini dilakukan agar para prajurit bisa menyelam dan melakukan pertempuran di bawah air. Oleh karena itu banyak yang tidak berhasil saat pendidikan untuk mendapat brevet Kopaska.
Genap berusia 60 tahun, pasukan komando yang memiliki semboyan Tan Hana Wighna Tan Sirna atau tidak ada rintangan yang tak dapat diatasi ini didirikan pada 31 Maret 1962. Pasukan yang mempunyai ciri khas memakai topeng tengkorak ini berkedudukan langsung di bawah Koarmada dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
Pembentukan Kopaska merupakan instruksi langsung Presiden Soekarno. Hal ini didasari karena hubungan Indonesia dan Belanda memanas terkait perebutan Irian Barat kala itu.
Soekarno kemudian meminta agar dibentuk Pasukan Katak yang dapat menyerang armada Angkatan Laut Belanda alias Koninklijk Marine (KM) yang memblokade Indonesia. Menteri Panglima AL Laksamana Madya Raden Eddy Martadinata lalu menindaklanjuti perintah Bung Karno.
Tanpa pemberitahuan sebelumnya, Laksdya Raden Eddy kemudian melaksanakan upacara peresmian berdirinya Kopaska di area kolam renang Senayan ketika para calon instruktur Kopaska sedang berlatih. Karena dadaka, upacara peresmian dilaksanakan dengan anggota upacara para instruktur yang sedang berlatih sehingga tidak menggunakan pakaian resmi, bahkan tidak bersepatu. Peresmian yang mendadak ini dikarenakan tim akan diterjunkan ke Operasi Trikora membebaskan Irian Barat.
Tugas utama dari Kopaska adalah peledakan/demolisi bawah air termasuk sabotase/penyerangan rahasia ke kapal lawan dan sabotase pangkalan musuh, torpedo berjiwa (kamikaze), penghancuran instalasi bawah air, pengintaian, mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar serta antiteror di laut/maritime counter terorism. Jika tidak sedang ditugaskan dalam suatu operasi, prajurit Kopaska dapat ditugaskan menjadi pengawal pribadi VIP seperti Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.
Saat ini, Kopaska terbagi menjadi tiga Komando yakni, Satuan Komando Pasukan Katak Armada I di Pondok Dayung, Jakarta Utara; Satuan Komando Pasukan Katak Armada II di Surabaya; dan Satuan Komando Pasukan Katak Armada III di Sorong.
Untuk menjadi prajurit Kopaska tidak sembarangan. Anggota Kopaska dipilih dari orang-orang terbaik dari TNI AL. Mereka juga harus sudah pernah bertugas di kapal TNI AL minimal dua tahun.
Pendidikan Kopaska diawali dengan latihan fisik yang luar biasa. Ini dilakukan agar para prajurit bisa menyelam dan melakukan pertempuran di bawah air. Oleh karena itu banyak yang tidak berhasil saat pendidikan untuk mendapat brevet Kopaska.
Lihat Juga :
tulis komentar anda