Pengamat Harap Partai Perindo Jadi Terdepan Kampanyekan Politik Sehat dan Cerdas
Senin, 04 Juli 2022 - 14:20 WIB
JAKARTA - Pengamat politik Surokim Abdus Salam berharap Partai Persatuan Indonesia ( Perindo ) menjadi partai yang terdepan dalam mengampanyekan politik sehat dan cerdas.
"Saya berharap Partai Perindo bisa menjadi partai terdepan di dalam mengkampanyekan politik sehat, cerdas, dan damai," kata Surokim dalam keterangannya, Senin (4/7/2022).
Partai Perindo pun harus menjadi parpol yang mampu mereduksi dan meminimalisasi isu-isu hoax serta ujaran kebencian yang berkembang di masyarakat.
"Mampu meminimalisasi politik identitas sebagai barang dagangan dalam politik dan lebih banyak mengembangkan narasi-narasi kebangsaan dalam politik," katanya.
Ia menjelaskan agenda strategis bagi parpol dalam konteks ini adalah dengan terus membangun trust publik melalui politik kemaslahatan. Tentunya, dengan membangun narasi-narasi positif kebangsaan dan kemasyarakatan.
Artinya, politik harus lebih banyak didorong menjadi politik insaniah dan politik robbaniyah untuk minimalisasi hoax dan ujaran kebencian Pemilu 2024.
Baca juga: Angka Stunting Masih Tinggi, Jubir Perindo: Bonus Demografi Indonesia Tahun 2030 Terancam
"Politik hoaks, kebencian, dan konfliktual hanya bisa tumbuh dan berkembang dalam konteks politik," kata pengajar dari Universitas Trunojoyo Madura, Jawa Timur ini.
Sementara politik insaniah dan robbaniyah potensial akan melahirkan energi positif, mengembangkan tenggang rasa, toleran, respek, solider, dan adanya ruang menghargai liyan.
"Saya pikir modal sosial ini harus bisa dijaga semua anak bangsa, sehingga politik kita bisa meningkat marwahnya dan menjadi medium perjuangan yang hakiki," kata Surokim.
"Saya berharap Partai Perindo bisa menjadi partai terdepan di dalam mengkampanyekan politik sehat, cerdas, dan damai," kata Surokim dalam keterangannya, Senin (4/7/2022).
Partai Perindo pun harus menjadi parpol yang mampu mereduksi dan meminimalisasi isu-isu hoax serta ujaran kebencian yang berkembang di masyarakat.
"Mampu meminimalisasi politik identitas sebagai barang dagangan dalam politik dan lebih banyak mengembangkan narasi-narasi kebangsaan dalam politik," katanya.
Ia menjelaskan agenda strategis bagi parpol dalam konteks ini adalah dengan terus membangun trust publik melalui politik kemaslahatan. Tentunya, dengan membangun narasi-narasi positif kebangsaan dan kemasyarakatan.
Artinya, politik harus lebih banyak didorong menjadi politik insaniah dan politik robbaniyah untuk minimalisasi hoax dan ujaran kebencian Pemilu 2024.
Baca juga: Angka Stunting Masih Tinggi, Jubir Perindo: Bonus Demografi Indonesia Tahun 2030 Terancam
"Politik hoaks, kebencian, dan konfliktual hanya bisa tumbuh dan berkembang dalam konteks politik," kata pengajar dari Universitas Trunojoyo Madura, Jawa Timur ini.
Sementara politik insaniah dan robbaniyah potensial akan melahirkan energi positif, mengembangkan tenggang rasa, toleran, respek, solider, dan adanya ruang menghargai liyan.
"Saya pikir modal sosial ini harus bisa dijaga semua anak bangsa, sehingga politik kita bisa meningkat marwahnya dan menjadi medium perjuangan yang hakiki," kata Surokim.
(abd)
tulis komentar anda