Ini Lima Provinsi dengan Angka Kematian Tertinggi Covid-19
Kamis, 25 Juni 2020 - 18:46 WIB
JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah Penanganan Virus Corona ( Covid-19 ) Achmad Yurianto melaporkan akumulasi angka kematian akibat pandemi Covid-19 hingga 25 Juni 2020 tercatat sebanyak 2.620 orang.
“Kasus meninggal 47 orang sehingga totalnya jadi 2.620 orang,” ungkap Yuri di Media Center Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Kamis (25/6/2020).
Tercatat ada lima provinsi dengan angka kematian tertinggi. Yakni Jawa Timur sebanyak 764 orang, DKI Jakarta 608 orang, Kalimantan Selatan 175 orang, Jawa Barat 173 orang, dan Sulawesi Selatan 155 orang. (Baca juga: Positif Covid-19 Menjadi 50.187, Jawa Timur Sumbang Kasus Baru Terbanyak)
Dari data ini, akumulasi angka kematian di Jawa Timur melampaui DKI Jakarta yang menjadi episentrum penyebaran Covid-19. Selain itu, penambahan kasus positif paling tinggi juga ada di Jawa Timur sebanyak 247 kasus. Sehingga, akumulasi kasus positif Covid-19 di Jawa Timur sebanyak 10.545 kasus.
“Kalau kita lihat sebarannya, maka kita lihat di Provinsi Jawa Timur hari ini melaporkan 247 kasus baru dan juga melaporkan 241 orang sembuh,” ungkap Yuri.
Yuri mengatakan, kabupaten/kota yang terdampak Covid-19 sebanyak 446 di 34 provinsi. Sementara jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 37.294 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 13.323 orang.
Yuri pun mengingatkan bahwa bahwa penularan Covid-19 masih terjadi. “Dari fakta yang kita lakukan setiap melakukan penyelidikan epidemiologi, setiap kita melakukan tracing, dari kasus positif yang kita rawat, selalu faktor tidak menjaga jarak, faktor tidak menggunakan masker ini adalah faktor utama yang menyebabkan penularan,” katanya.
Karena itu, Yuri mengingatkan sekali lagi bahwa harus meyakini Covid-19 masih ada. “Terapkan kebiasaan-kebiasaan baru kita, tidak boleh lagi menjalankan kebiasaan lama yang merasa aman dengan tidak menggunakan masker, yang merasa aman dengan tidak menjaga jarak,” tandasnya.
Inilah kebiasaan baru yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari karena apabila ini dilakukan secara serempak, secara bersama-sama, secara terus-menerus, maka akan menjadi sebuah kekuatan besar untuk mencegah penyebaran Covid-19.
“Kasus meninggal 47 orang sehingga totalnya jadi 2.620 orang,” ungkap Yuri di Media Center Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Kamis (25/6/2020).
Tercatat ada lima provinsi dengan angka kematian tertinggi. Yakni Jawa Timur sebanyak 764 orang, DKI Jakarta 608 orang, Kalimantan Selatan 175 orang, Jawa Barat 173 orang, dan Sulawesi Selatan 155 orang. (Baca juga: Positif Covid-19 Menjadi 50.187, Jawa Timur Sumbang Kasus Baru Terbanyak)
Dari data ini, akumulasi angka kematian di Jawa Timur melampaui DKI Jakarta yang menjadi episentrum penyebaran Covid-19. Selain itu, penambahan kasus positif paling tinggi juga ada di Jawa Timur sebanyak 247 kasus. Sehingga, akumulasi kasus positif Covid-19 di Jawa Timur sebanyak 10.545 kasus.
“Kalau kita lihat sebarannya, maka kita lihat di Provinsi Jawa Timur hari ini melaporkan 247 kasus baru dan juga melaporkan 241 orang sembuh,” ungkap Yuri.
Yuri mengatakan, kabupaten/kota yang terdampak Covid-19 sebanyak 446 di 34 provinsi. Sementara jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 37.294 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 13.323 orang.
Yuri pun mengingatkan bahwa bahwa penularan Covid-19 masih terjadi. “Dari fakta yang kita lakukan setiap melakukan penyelidikan epidemiologi, setiap kita melakukan tracing, dari kasus positif yang kita rawat, selalu faktor tidak menjaga jarak, faktor tidak menggunakan masker ini adalah faktor utama yang menyebabkan penularan,” katanya.
Karena itu, Yuri mengingatkan sekali lagi bahwa harus meyakini Covid-19 masih ada. “Terapkan kebiasaan-kebiasaan baru kita, tidak boleh lagi menjalankan kebiasaan lama yang merasa aman dengan tidak menggunakan masker, yang merasa aman dengan tidak menjaga jarak,” tandasnya.
Inilah kebiasaan baru yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari karena apabila ini dilakukan secara serempak, secara bersama-sama, secara terus-menerus, maka akan menjadi sebuah kekuatan besar untuk mencegah penyebaran Covid-19.
(nbs)
Lihat Juga :
tulis komentar anda