PDIP Sesalkan Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia Tak Begitu Disorot Media Internasional
Jum'at, 01 Juli 2022 - 08:24 WIB
JAKARTA - Langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) , karena mau memberi solusi dan menjadi penengah atas konflik antara Ukraina dan Rusia terus mendapat sambutan positif. Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP Effendi Simbolon mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih atas sikap Presiden Jokowi tersebut.
Karena, hal ini memang menjadi usulannya sejak Maret 2022 lalu kepada Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi.
"Saya jujur di Raker mengatakan itu ke Menlu. Waktu di Raker itu masih bertanya, oh urusan kita urusan apa, segala macam, tapi saya mendorong untuk ada Bung Karno-Bung Karno baru yang memang masuk melahirkan terobosan," kata Effendi dalam diskusi di Media Center DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (1/7/2022).
Baca juga: Jokowi Bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin
Effendi mengakui, memang ada hambatan dalam upaya ini. Seperti misalnya, perlu ada kepastian tidak masuk NATO, tidak masuk Uni Eropa bagi wilayah yang berbudaya dan berbahasa Rusia itu harus dilepas dari wilayah kedaulatan Ukraina.
Namun, ia juga mendengar bahwa proses Jokowi ke Kiev ini sangat diuntungkan karena hasil pertemuan G-7 di Jerman sangat kondusif, dan hanya dua negara Canada dan Amerika yang tidak memberikan persetujuan secara terbuka, 5 lagi negara lainnya mendorong dan maju masuk melakukan terobosan.
"Bahkan saya dengar informasinya Emmanuel Macron sendiri minta agar sepulang dari Kiev dan Moskow dia mendapatkan langsung laporannya dari Bapak Jokowi, kalau enggak bisa singgah di Paris paling tidak kita langsung mendapatkan report, karena itu one on one mereka, tidak ada yang mendampingi pertemuan itu, bahkan Menlu pun tidak ikut mendampingi," ungkapnya.
Kemudian, politikus PDIP ini tidak tahu apakah kunjungan Jokowi ke Moskow juga dalam rangka mengajak untuk berdamai melalui tahapan gencatan senjata kemudian masuk dalam perundingan, dan apakah Presiden Jokowi menawarkan juga sebagai mediator dan tempat untuk berunding, seperti misalnya Turki, Jerman, dan Polandia.
"Apakah beliau menawarkan, kalau beliau menawarkan. Saya kira lompatan yang luar biasa, misalnya pertemuannya di mana saja, misalnya di Labuan Bajo," ujarnya.
Karena, hal ini memang menjadi usulannya sejak Maret 2022 lalu kepada Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi.
"Saya jujur di Raker mengatakan itu ke Menlu. Waktu di Raker itu masih bertanya, oh urusan kita urusan apa, segala macam, tapi saya mendorong untuk ada Bung Karno-Bung Karno baru yang memang masuk melahirkan terobosan," kata Effendi dalam diskusi di Media Center DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (1/7/2022).
Baca juga: Jokowi Bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin
Effendi mengakui, memang ada hambatan dalam upaya ini. Seperti misalnya, perlu ada kepastian tidak masuk NATO, tidak masuk Uni Eropa bagi wilayah yang berbudaya dan berbahasa Rusia itu harus dilepas dari wilayah kedaulatan Ukraina.
Namun, ia juga mendengar bahwa proses Jokowi ke Kiev ini sangat diuntungkan karena hasil pertemuan G-7 di Jerman sangat kondusif, dan hanya dua negara Canada dan Amerika yang tidak memberikan persetujuan secara terbuka, 5 lagi negara lainnya mendorong dan maju masuk melakukan terobosan.
"Bahkan saya dengar informasinya Emmanuel Macron sendiri minta agar sepulang dari Kiev dan Moskow dia mendapatkan langsung laporannya dari Bapak Jokowi, kalau enggak bisa singgah di Paris paling tidak kita langsung mendapatkan report, karena itu one on one mereka, tidak ada yang mendampingi pertemuan itu, bahkan Menlu pun tidak ikut mendampingi," ungkapnya.
Kemudian, politikus PDIP ini tidak tahu apakah kunjungan Jokowi ke Moskow juga dalam rangka mengajak untuk berdamai melalui tahapan gencatan senjata kemudian masuk dalam perundingan, dan apakah Presiden Jokowi menawarkan juga sebagai mediator dan tempat untuk berunding, seperti misalnya Turki, Jerman, dan Polandia.
"Apakah beliau menawarkan, kalau beliau menawarkan. Saya kira lompatan yang luar biasa, misalnya pertemuannya di mana saja, misalnya di Labuan Bajo," ujarnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda