3 Ajudan Soeharto yang Kariernya Meroket hingga Menjadi Kapolri
Senin, 27 Juni 2022 - 06:08 WIB
Bintang Sutanto di kepolisian bersinar terang. Mengawali karier sebagai Pamapta di jajaran Polda Metro Jaya, seiring berjalannya waktu dia dipromosikan sebagai Kapolsek Kebayoran Lama, Kapolsek Kebayoran Baru, Kapolres Sumenep, dan Kapolres Sidoarjo.
Setelah memimpin teritorial, Sutanto ditarik ke Mabes Polri sebagai Paban Asrena Polri (1994-1995). Polisi kelahiran 30 September ini selanjutnya diutus ke Istana, menjadi ajudan Presiden Soeharto pada 1995-1998.
Sutanto menjadi saksi bagaimana Soeharto menghadapi hari-hari akhir sebagai orang nomor satu di negeri ini. Menurut Sutanto dalam buku "Pak Harto The Untold Stories", Pak Harto dengan rasional lebih mengedepankan aspirasi rakyat, menjunjung tinggi demokrasi, dan menghormati hukum.
Selepas menjadi ajudan Soeharto, karier Sutanto terus melejit. Dia tercatat dipercaya sebagai Wakapolda Metro Jaya. Setelah itu dipromosikan sebagai Kapolda Sumatera Utara. Kepemimpinan Sutanto di Sumut mengukir catatan tersendiri. Di masanya itulah perang melawan perjudian dilakukan habis-habisan.
Sutanto kemudian menjadi Kapolda Jawa Timur (2000-2002). Kemudian, dia dimutasi sebagai Kalemdiklat Polri. Dia lalu menyandang pangkat bintang tiga saat dipromosikan sebagai Kalakhar Badan Narkotika Nasional (BNN).
Namanya menguat sebagai calon Kapolri setelah SBY menjadi Presiden ke-6 RI pada Oktober 2004. Kebetulan Sutanto dan SBY merupakan rekan angkatan. Sutanto lulusan terbaik Akpol 73, SBY peraih Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama Akmil 1973.
Jenderal Polisi Sutanto pun menjadi Kapolri, menggantikan Jenderal Da'i Bachtiar. Sutanto menjabat Kapolri sejak 8 Juli 2005 hingga 30 September 2008.
Sutanto kemudian juga diangkat menjadi Kepala Badan Intelijen Negara Indonesia (BIN) sejak 22 Oktober 2009 hingga 19 Oktober 2011.
Setelah memimpin teritorial, Sutanto ditarik ke Mabes Polri sebagai Paban Asrena Polri (1994-1995). Polisi kelahiran 30 September ini selanjutnya diutus ke Istana, menjadi ajudan Presiden Soeharto pada 1995-1998.
Sutanto menjadi saksi bagaimana Soeharto menghadapi hari-hari akhir sebagai orang nomor satu di negeri ini. Menurut Sutanto dalam buku "Pak Harto The Untold Stories", Pak Harto dengan rasional lebih mengedepankan aspirasi rakyat, menjunjung tinggi demokrasi, dan menghormati hukum.
Selepas menjadi ajudan Soeharto, karier Sutanto terus melejit. Dia tercatat dipercaya sebagai Wakapolda Metro Jaya. Setelah itu dipromosikan sebagai Kapolda Sumatera Utara. Kepemimpinan Sutanto di Sumut mengukir catatan tersendiri. Di masanya itulah perang melawan perjudian dilakukan habis-habisan.
Sutanto kemudian menjadi Kapolda Jawa Timur (2000-2002). Kemudian, dia dimutasi sebagai Kalemdiklat Polri. Dia lalu menyandang pangkat bintang tiga saat dipromosikan sebagai Kalakhar Badan Narkotika Nasional (BNN).
Baca Juga
Namanya menguat sebagai calon Kapolri setelah SBY menjadi Presiden ke-6 RI pada Oktober 2004. Kebetulan Sutanto dan SBY merupakan rekan angkatan. Sutanto lulusan terbaik Akpol 73, SBY peraih Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama Akmil 1973.
Jenderal Polisi Sutanto pun menjadi Kapolri, menggantikan Jenderal Da'i Bachtiar. Sutanto menjabat Kapolri sejak 8 Juli 2005 hingga 30 September 2008.
Sutanto kemudian juga diangkat menjadi Kepala Badan Intelijen Negara Indonesia (BIN) sejak 22 Oktober 2009 hingga 19 Oktober 2011.
(zik)
Lihat Juga :
tulis komentar anda