Sosok KH Azhar Basyir, ‘Kiai Terakhir’ Muhammadiyah Putra Santri Pendiri NU
Jum'at, 24 Juni 2022 - 13:08 WIB
Foto/ist
Di Muhammadiyah, karier Azhar Basyir dimulai sebagai juru tulis. Dia baru masuk jajaran Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah sampai 1985. Azhar Basyir menggantikan KH AR Fachruddin sebagai ketua umum PP Muhammadiyah pada Muktamar Ke-42 pada 1990.
Kepemimpinan Azhar Basyir disebut menandai era baru Muhammadiyah. Masa kepemimpinan Azhar Basyir disebut sebagai era transformasi kepemimpinan ulama menuju kepemimpinan intelektual. Di bawah kepemimpinannya, Muhammadiyah banyak bergerak lebih aktif dan dinamis.
Ini sesuai dengan etos atau semangat yang ditekankan Azhar Basyir sendiri. Menurut dia, Muhammadiyah juga menganut tasawuf, sebagaimana yang ditulis Buya Hamka dalam buku Tasauf Modern. Orang dapat saja melakukan kegiatan yang berorientasi dunia tanpa meninggalkan zikir.
Tak heran bila Muhammadiyah di bawah kepemimpinan Azhar Basyir intens memunculkan kajian mengurai berbagai persoalan keummatan dan pemikiran keislaman.
Pemimpin Sederhana
Seperti kebanyakan pemimpin Muhammadiyah, Azhar Basyir juga dikenal sebagai sosok yang sederhana dan bersahaja. Dia tak ingin posisi tingginya merepotkan banyak orang dan membuat bengkak anggaran.
Dikisahkan dalam buku Anekdot Tokoh-Tokoh Muhammdiyah (Nur Cholis Huda, 2012) yang dikutip dari laman pwmu.co, suatu ketika Azhar Basyir menghadiri acara salah satu Ranting di Panceng, Gresik, sekitar 50 kilometer dari Surabaya. Acara ternyata baru selesai leps tengah malam.
Panitia pun mengantar Azhar Basyir kembali ke Surabaya dan diinapkan di sebuah hotel di tengah kota. Tetapi sesampainya di hotel, Azhar Basyir bertanya.
tulis komentar anda