Tak Ingin seperti Ukraina-Rusia, Rekrutmen Kader PDIP Perhitungkan Semua Aspek
Rabu, 22 Juni 2022 - 22:04 WIB
JAKARTA - PDIP dalam merekrut kader, dilakukan dengan memperhitungkan sejumlah aspek. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP, Hasto Kristiyanto.
Hasto menjelaskan memperhitungan sejumlah aspek tersebut karena berkaca dari keputusan konflik Ukraina dengan Rusia. Pasalnya, kader tersebut kelak akan menjadi pemimpin.
Hasto menjelaskan, jika saja Ukraina mau menerapkan pola metode seperti Demokrasi Pancasila, persoalan konflik mereka dengan Rusia dapat dibahas secara bersama-sama.
"Bagaimana agar Rusia tidak tersinggung, bagaimana Barat merasa nyaman, itulah pemimpin, sehingga yang kami cari sosok yang menentukan masa depan bangsa dan negara," jelasnya.
Untuk itu, mantan Anggota DPR RI periode 2004-2009 itu menekankan proses penentuan calon pemimpin di Partainya, sudah merupakan keputusan yang telah disampaikan oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Maka dari itu lanjut Hasto, keputusan Megawati sudah bersifat wajib dan harus ditaati secara disiplin. "(Keputusan Megawati) sebelum menjadi anggota, bahkan ini banyak kepala daerah dari luar partai yang mau bergabung ke PDIP atas inisiatif sendiri, bukan karena kami takut-takuti. Itu pun kami latih dahulu, setelah dilatih kami tanya, apa betul benar mau bergabung ke PDIP," tutur Hasto.
Dengan adanya maksud tersebut, Hasto menyampaikan, metode partainya merekrut calon atau kader itu main-main. Hal ini dilakukan karena menurut Hasto, khawatir apabila adanya anggota baru yang hendak bergabung ke PDIP itu dilatari konflik dari partai sebelumnya.
"Kalau mereka itu berasal dari partai-partai yang juga memiliki kedekatan, ya kita sarankan kalau ada masalah ya musyawarahlah di partai sebelumnya. Karena PDIP menghormati partai lain, kita bukan yang mengambil jalan pintas. Itu yang diharapkan oleh PDIP," pungkasnya.
Hasto menjelaskan memperhitungan sejumlah aspek tersebut karena berkaca dari keputusan konflik Ukraina dengan Rusia. Pasalnya, kader tersebut kelak akan menjadi pemimpin.
Hasto menjelaskan, jika saja Ukraina mau menerapkan pola metode seperti Demokrasi Pancasila, persoalan konflik mereka dengan Rusia dapat dibahas secara bersama-sama.
"Bagaimana agar Rusia tidak tersinggung, bagaimana Barat merasa nyaman, itulah pemimpin, sehingga yang kami cari sosok yang menentukan masa depan bangsa dan negara," jelasnya.
Untuk itu, mantan Anggota DPR RI periode 2004-2009 itu menekankan proses penentuan calon pemimpin di Partainya, sudah merupakan keputusan yang telah disampaikan oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Maka dari itu lanjut Hasto, keputusan Megawati sudah bersifat wajib dan harus ditaati secara disiplin. "(Keputusan Megawati) sebelum menjadi anggota, bahkan ini banyak kepala daerah dari luar partai yang mau bergabung ke PDIP atas inisiatif sendiri, bukan karena kami takut-takuti. Itu pun kami latih dahulu, setelah dilatih kami tanya, apa betul benar mau bergabung ke PDIP," tutur Hasto.
Dengan adanya maksud tersebut, Hasto menyampaikan, metode partainya merekrut calon atau kader itu main-main. Hal ini dilakukan karena menurut Hasto, khawatir apabila adanya anggota baru yang hendak bergabung ke PDIP itu dilatari konflik dari partai sebelumnya.
"Kalau mereka itu berasal dari partai-partai yang juga memiliki kedekatan, ya kita sarankan kalau ada masalah ya musyawarahlah di partai sebelumnya. Karena PDIP menghormati partai lain, kita bukan yang mengambil jalan pintas. Itu yang diharapkan oleh PDIP," pungkasnya.
(maf)
tulis komentar anda