Kasus Aktif Covid-19 Mingguan Terus Naik, Satgas: Ini Alarm yang Patut Diwaspadai
Selasa, 21 Juni 2022 - 21:22 WIB
JAKARTA - Kasus positif mingguan di Indonesia tengah mengalami kenaikan. Selama enam hari berturut-turut kasus terus berada di atas angka 1.000. Terkait ini, Satgas Covid-19 menilai hal tersebut tetap harus diwaspadai.
"Namun dengan jumlah kasus yang selalu kita pertahankan di bawah angka 1.000 selama 2 bulan terakhir. Ini merupakan alarm yang perlu kita waspadai," kata Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers, Selasa (21/6/2022).
Dihat dari kasus mingguan, kata dia, terjadi kenaikan sebesar 105% dari yang sebelumnya 3.388 kasus pada minggu lalu menjadi 7.587 di minggu ini. Wiku menyebut, hal ini juga berpengaruh terhadap kasus aktif yang ikut meningkat dari 4.734 menjadi 8.594 pada minggu ini. "Angka ini disumbang paling banyak oleh DKI Jakarta yaitu naik 2.769 kasus, Jawa Barat naik 686 kasus dan Banten 285 kasus," papar Wiku.
Meski demikian, Wiku menerangkan, apabila kasus positif dan kasus aktif mengalami kenaikan, maka kasus kematian diupayakan harus ditekan dan prosentase kesembuhan harus ditingkatkan. "Namun di minggu terakhir, terjadi kenaikan kematian mingguan dan dari 28 menjadi 44. Meskipun jumlah ini tidak besar dibandingkan jumlah kasus positif, namun saya tekankan bahwa satu kematian saja terbilang nyawa. Dan apabila ada kematian yang mengalami kenaikan maka kita akan evaluasi bersama dan mitigasi agar tidak terus meningkat," ungkap Wiku.
Selain itu, Wiku juga memaparkan prosentase kesembuhan terlihat mengalami sedikit penurunan meskipun masih tinggi angkanya yakni 97,28%. "Angka ini harus terus didorong untuk terus meningkat beriringan dengan upaya penurunan tren kematian," lanjutnya.
Wiku menyebut testing menjadi indikator yang sangat penting di tengah naiknya kasus mingguan. Sebab, dengan testing yang tinggi dapat meningkatkan keakuratan jumlah kasus positif di tengah masyarakat agar segera dapat ditangani dengan baik sesuai gejalanya. "Di minggu ini jumlah orang diperiksa sebesar 340.723 atau mencapai 126,9% dari target WHO. Angka ini mengalami peningkatan selama 3 minggu terakhir dan kedepannya perlu dipertahankan untuk terus meningkat," katanya.
Selain itu jika dilihat dari positivity rate mingguan, di minggu ini terjadi kenaikan selama 4 minggu berturut-turut dari yang sebelumnya 0,33% di minggu ke-4 bulan Mei menjadi 2,53% di minggu ini. "Kabar baiknya positivity rate ini masih di bawah 5% dan masih dapat dikatakan aman. Tentunya angka ini harus tetap kita tekan, sehingga tidak mendekati 5% dengan terus gencar meningkatkan testing di tengah masyarakat," pungkasnya.
"Namun dengan jumlah kasus yang selalu kita pertahankan di bawah angka 1.000 selama 2 bulan terakhir. Ini merupakan alarm yang perlu kita waspadai," kata Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers, Selasa (21/6/2022).
Dihat dari kasus mingguan, kata dia, terjadi kenaikan sebesar 105% dari yang sebelumnya 3.388 kasus pada minggu lalu menjadi 7.587 di minggu ini. Wiku menyebut, hal ini juga berpengaruh terhadap kasus aktif yang ikut meningkat dari 4.734 menjadi 8.594 pada minggu ini. "Angka ini disumbang paling banyak oleh DKI Jakarta yaitu naik 2.769 kasus, Jawa Barat naik 686 kasus dan Banten 285 kasus," papar Wiku.
Meski demikian, Wiku menerangkan, apabila kasus positif dan kasus aktif mengalami kenaikan, maka kasus kematian diupayakan harus ditekan dan prosentase kesembuhan harus ditingkatkan. "Namun di minggu terakhir, terjadi kenaikan kematian mingguan dan dari 28 menjadi 44. Meskipun jumlah ini tidak besar dibandingkan jumlah kasus positif, namun saya tekankan bahwa satu kematian saja terbilang nyawa. Dan apabila ada kematian yang mengalami kenaikan maka kita akan evaluasi bersama dan mitigasi agar tidak terus meningkat," ungkap Wiku.
Baca Juga
Selain itu, Wiku juga memaparkan prosentase kesembuhan terlihat mengalami sedikit penurunan meskipun masih tinggi angkanya yakni 97,28%. "Angka ini harus terus didorong untuk terus meningkat beriringan dengan upaya penurunan tren kematian," lanjutnya.
Wiku menyebut testing menjadi indikator yang sangat penting di tengah naiknya kasus mingguan. Sebab, dengan testing yang tinggi dapat meningkatkan keakuratan jumlah kasus positif di tengah masyarakat agar segera dapat ditangani dengan baik sesuai gejalanya. "Di minggu ini jumlah orang diperiksa sebesar 340.723 atau mencapai 126,9% dari target WHO. Angka ini mengalami peningkatan selama 3 minggu terakhir dan kedepannya perlu dipertahankan untuk terus meningkat," katanya.
Selain itu jika dilihat dari positivity rate mingguan, di minggu ini terjadi kenaikan selama 4 minggu berturut-turut dari yang sebelumnya 0,33% di minggu ke-4 bulan Mei menjadi 2,53% di minggu ini. "Kabar baiknya positivity rate ini masih di bawah 5% dan masih dapat dikatakan aman. Tentunya angka ini harus tetap kita tekan, sehingga tidak mendekati 5% dengan terus gencar meningkatkan testing di tengah masyarakat," pungkasnya.
(cip)
tulis komentar anda