Moeldoko Motivasi Santri agar Punya Mimpi Besar bahkan Jadi Pemimpin Bangsa
Minggu, 12 Juni 2022 - 08:03 WIB
JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko memotivasi para santri untuk mempunyai impian besar setinggi mungkin dan menjadi pemimpin bangsa. Hal ini dikatakan Moeldoko saat berkunjung di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Mojokerto, Jawa Timur, Jumat 10 Juni 2022.
"Rasulullah pun bersabda, Kullukum ro'in wa kullukum mas'ulun an ra'iyyatih, setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpin," tambahnya.
Mantan Panglima TNI ini juga menceritakan pentingnya pendidikan agama dalam membentuk dirinya sekarang.
"Dulu, saya itu tidurnya di langgar (mushola). Kalau telat bangun salat shubuh, Pak Kiai dulu sudah siap dengan penjalin (sejenis rotan). Disiplin sekali, benar-benar digembleng. Saya enggak akan jadi jenderal kalau tidak digembleng dengan pendidikan agama," ungkap Moeldoko.
Karena menurut Moeldoko mengatakan, serangan kepada unsur-unsur kebudayaan umat itu dilakukan dengan menghilangkan keyakinan, mendegradasi kekuatan ideologi dan menghilangkan kebanggaan atas identitas bangsa.
"Fenomena ini sudah terjadi. Namun saya yakin sistem pendidikan di pesantren-pesantren bisa memperkuat identitas keagamaan sekaligus identitas bangsa," tutup Moeldoko.
"Rasulullah pun bersabda, Kullukum ro'in wa kullukum mas'ulun an ra'iyyatih, setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpin," tambahnya.
Mantan Panglima TNI ini juga menceritakan pentingnya pendidikan agama dalam membentuk dirinya sekarang.
"Dulu, saya itu tidurnya di langgar (mushola). Kalau telat bangun salat shubuh, Pak Kiai dulu sudah siap dengan penjalin (sejenis rotan). Disiplin sekali, benar-benar digembleng. Saya enggak akan jadi jenderal kalau tidak digembleng dengan pendidikan agama," ungkap Moeldoko.
Karena menurut Moeldoko mengatakan, serangan kepada unsur-unsur kebudayaan umat itu dilakukan dengan menghilangkan keyakinan, mendegradasi kekuatan ideologi dan menghilangkan kebanggaan atas identitas bangsa.
"Fenomena ini sudah terjadi. Namun saya yakin sistem pendidikan di pesantren-pesantren bisa memperkuat identitas keagamaan sekaligus identitas bangsa," tutup Moeldoko.
(maf)
tulis komentar anda