Pantun Anies Baswedan: Kembali Bersama PKS, Esok Penuh dengan Harapan
Minggu, 29 Mei 2022 - 17:27 WIB
JAKARTA - Dalam pidato kebangsaannya di acara Milad ke-20 PKS, Gubernur DKI Anies Baswedan menyampaikan pantun bahwa dirinya bersama dengan PKS di hari esok dengan penuh harapan. Apakah pantun ini isyarat untuk Pemilu Presiden (Pilpres) 2024?
Anies awalnya menyampaikan terima kasihnya kepada PKS, PAN, dan PKB yang telah membantu mengawal Pemerintahan Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang ia pimpin selama 4,5 tahun ini.
"Saya menyampaikan bahwa pertama amanat yang diembankan oleh Partai Keadilan Sejahtera di Jakarta bersama dengan fraksi PKS DPRD DKI Jakarta telah kita laksanakan dengan sebaik-baiknya di Jakarta, terima kasih PKS yang mendampingi bersama. Terima kasih juga Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga ikut mendampingi, PKB dan teman-teman semua di sini yang ikut di dalam perjalanan kita," kata Anies di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (29/5/2022).
Anies menggarisbawahi, dengan kondisi Indonesia yang warna-warni dan sangat beragam, pada 100 tahun yang lalu berkumpul bersama memilih untuk bersatu meraih kemerdekaan hakiki, menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bangsa Indonesia memilih bersatu karena punya tujuan yang sama. Karena asal-usul yang berbeda tidak bisa dipersatukan, yang mempersatukan adalah tujuan.
Karenanya, sambung Anies, yang menarik dari Indonesia pada Bhinneka Tunggal Ika itu bukan kata bhinnekanya, tetapi tunggalnya. Banyak negeri lain yang lebih bhinneka dari Indonesia tapi mereka tidak bisa bersatu. Di Indonesia yang bhinneka tapi tetap tunggal, memilih untuk satu dan itulah yang membuat Indonesia menjadi unik.
"Persatuan inilah yang harus kita jaga sama-sama, keragaman adalah karunia Tuhan, persatuan adalah ikhtiar kita dan kita telah berhasil mengikhtiarkan persatuan yang ada di Indonesia ini," ujarnya.
Baca juga: Kode PKS untuk Anies Baswedan sebagai Capres 2024
Dalam rangka itu, kata Anies, dirinya di Jakarta mengikhtiarkan bagaimana agar menghadirkan rasa kesetaraan dan keadilan. Dengan begitu, pihaknya berharap adanya perasaan persatuan. "4,5 tahun ini alhamdulillah di Jakarta tenang, teduh, aman, damai. InsyaAllah ini kita jaga terus sama-sama ke depan dan persatuan ini kita jaga dengan memberikan kesetaraan kesempatan," kata Anies.
Mengakhiri pidatonya, Anies pun membacakan dua pantun. Pantun pertama, diperuntukkan untuk Milad PKS ke-20 agar bisa terus berkolaborasi melayani Indonesia. "Izinkan saya mengakhiri dengan membacakan sebuah pantun, boleh ya?," tanya Anies.
"Ramai hari Minggu warga bergowes, Walau lelah kaki tapi hati bahagia, Selamat Milad ke-20 untuk PKS, Terus berkolaborasi melayani Indonesia," ucap Anies disambut tepuk tangan.
Sementara pada pantun kedua, Anies merasa kebersamaannya dengan PKS dalam mendukung pemerintahannya di DKI penuh dengan kenangan. Pantun itu juga mengandung isyarat bahwa Anies ingin terus bersama PKS di hari esok.
"Sepeda Habib Salim melaju kencang di jalan, Habib Abu Bakar dan Bang Syaikhu mengikuti naik kendaraan, Bersama PKS kemarin penuh dengan kenangan, Kembali bersama PKS esok penuh dengan harapan," tutup Anies disambut tepuk tangan meriah dari kader dan simpatisan PKS yang hadir.
Anies awalnya menyampaikan terima kasihnya kepada PKS, PAN, dan PKB yang telah membantu mengawal Pemerintahan Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang ia pimpin selama 4,5 tahun ini.
"Saya menyampaikan bahwa pertama amanat yang diembankan oleh Partai Keadilan Sejahtera di Jakarta bersama dengan fraksi PKS DPRD DKI Jakarta telah kita laksanakan dengan sebaik-baiknya di Jakarta, terima kasih PKS yang mendampingi bersama. Terima kasih juga Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga ikut mendampingi, PKB dan teman-teman semua di sini yang ikut di dalam perjalanan kita," kata Anies di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (29/5/2022).
Anies menggarisbawahi, dengan kondisi Indonesia yang warna-warni dan sangat beragam, pada 100 tahun yang lalu berkumpul bersama memilih untuk bersatu meraih kemerdekaan hakiki, menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bangsa Indonesia memilih bersatu karena punya tujuan yang sama. Karena asal-usul yang berbeda tidak bisa dipersatukan, yang mempersatukan adalah tujuan.
Karenanya, sambung Anies, yang menarik dari Indonesia pada Bhinneka Tunggal Ika itu bukan kata bhinnekanya, tetapi tunggalnya. Banyak negeri lain yang lebih bhinneka dari Indonesia tapi mereka tidak bisa bersatu. Di Indonesia yang bhinneka tapi tetap tunggal, memilih untuk satu dan itulah yang membuat Indonesia menjadi unik.
"Persatuan inilah yang harus kita jaga sama-sama, keragaman adalah karunia Tuhan, persatuan adalah ikhtiar kita dan kita telah berhasil mengikhtiarkan persatuan yang ada di Indonesia ini," ujarnya.
Baca juga: Kode PKS untuk Anies Baswedan sebagai Capres 2024
Dalam rangka itu, kata Anies, dirinya di Jakarta mengikhtiarkan bagaimana agar menghadirkan rasa kesetaraan dan keadilan. Dengan begitu, pihaknya berharap adanya perasaan persatuan. "4,5 tahun ini alhamdulillah di Jakarta tenang, teduh, aman, damai. InsyaAllah ini kita jaga terus sama-sama ke depan dan persatuan ini kita jaga dengan memberikan kesetaraan kesempatan," kata Anies.
Mengakhiri pidatonya, Anies pun membacakan dua pantun. Pantun pertama, diperuntukkan untuk Milad PKS ke-20 agar bisa terus berkolaborasi melayani Indonesia. "Izinkan saya mengakhiri dengan membacakan sebuah pantun, boleh ya?," tanya Anies.
"Ramai hari Minggu warga bergowes, Walau lelah kaki tapi hati bahagia, Selamat Milad ke-20 untuk PKS, Terus berkolaborasi melayani Indonesia," ucap Anies disambut tepuk tangan.
Sementara pada pantun kedua, Anies merasa kebersamaannya dengan PKS dalam mendukung pemerintahannya di DKI penuh dengan kenangan. Pantun itu juga mengandung isyarat bahwa Anies ingin terus bersama PKS di hari esok.
"Sepeda Habib Salim melaju kencang di jalan, Habib Abu Bakar dan Bang Syaikhu mengikuti naik kendaraan, Bersama PKS kemarin penuh dengan kenangan, Kembali bersama PKS esok penuh dengan harapan," tutup Anies disambut tepuk tangan meriah dari kader dan simpatisan PKS yang hadir.
(abd)
tulis komentar anda