Soal Komunikasi dengan Gerindra, Hasto Sebut PDIP Selalu Setia
Jum'at, 27 Mei 2022 - 19:43 WIB
JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan partainya taat aturan main dan selalu setia dalam kerja sama politik. Hal itu dikatakannya saat menanggapi pertanyaan mengenai komunikasi PDIP dengan Partai Gerindra terkait arah koalisi Pilpres 2024.
Hasto menuturkan, PDIP sudah terbiasa membangun kerja sama parpol. “Ketika PDIP bekerja sama, PDIP taat pada aturan main, PDIP taat untuk membangun komitmen bergotong royong bersama, PDIP bukan partai yang suka meninggalkan suatu komitmen di dalam kerja sama itu,” kata Hasto kepada wartawan di sela-sela acara Festival Kopi Tanah Air 2022 di Parkir Timur Selatan Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (27/5/2022).
“Sehingga, kami meyakini dengan konsistensi PDIP untuk selalu setia di dalam kerja sama sebagaimana yang ditunjukkan pada saat mengusung Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf Amin. Ini yang terus kita perkuat,” sambungnya.
Terkait upaya pemasangan Prabowo Subianto dan Puan Maharani di Pilpres 2024, Hasto menjelaskan bahwa bagi PDIP yang paling penting dalam politik pergerakan adalah pergerakan ke bawah, dan partai terus melihat dinamika politik nasional. Namun dari tahapan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sendiri menetapkan untuk pencalonan pasangan capres-cawapres pada September 2023.
Sehingga, kata Hasto, PDIP saat ini memfokuskan energi untuk menggerakkan perekonomian rakyat pascapandemi Covid-19, karena rakyat akan lebih bergembira menyongsong pemilu jika perekonomian rakyat bergerak. Sehingga, pembahasan capres-cawapres 2024 belum menjadi skala prioritas.
“Karena sekiranya pemilu dilaksanakan dalam suasana ekonomi kita bergerak oleh pergerakan rakyat maka rakyat akan bergembira dalam pemilu tersebut. Karena itulah Festival Kopi menjadi bagian dari komitmen PDIP sebagai skala prioritas terpenting sebelum membicarakan pasangan calon untuk Pemilu 2024,” ungkapnya.
Adapun arah koalisi PDIP, Hasto menjelaskan, sebagaimana yang disampaikan Megawati bahwa sistem demokrasi yang dibangun adalah sistem demokrasi Pancasila, sehingga tidak dikenal koalisi sebagaimana sistem parlementer. Menurutnya, yang perlu dibangun adalah kekuatan gotong royong nasional.
“Dan bagi PDIP, pedoman di dalam membangun kerja sama parpol selain aspek ideologi Pancasila, komitmen terhadap konstitusi dan kebinekaan Indonesia dan NKRI, itu juga dari perspektif historis mereka yang telah berkeringat di dalam memerdekakan bangsa Indonesia pada saat 17 Agustus 1945 menjadi mitra strategis PDIP,” pungkasnya.
Hasto menuturkan, PDIP sudah terbiasa membangun kerja sama parpol. “Ketika PDIP bekerja sama, PDIP taat pada aturan main, PDIP taat untuk membangun komitmen bergotong royong bersama, PDIP bukan partai yang suka meninggalkan suatu komitmen di dalam kerja sama itu,” kata Hasto kepada wartawan di sela-sela acara Festival Kopi Tanah Air 2022 di Parkir Timur Selatan Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (27/5/2022).
“Sehingga, kami meyakini dengan konsistensi PDIP untuk selalu setia di dalam kerja sama sebagaimana yang ditunjukkan pada saat mengusung Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf Amin. Ini yang terus kita perkuat,” sambungnya.
Baca Juga
Terkait upaya pemasangan Prabowo Subianto dan Puan Maharani di Pilpres 2024, Hasto menjelaskan bahwa bagi PDIP yang paling penting dalam politik pergerakan adalah pergerakan ke bawah, dan partai terus melihat dinamika politik nasional. Namun dari tahapan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sendiri menetapkan untuk pencalonan pasangan capres-cawapres pada September 2023.
Sehingga, kata Hasto, PDIP saat ini memfokuskan energi untuk menggerakkan perekonomian rakyat pascapandemi Covid-19, karena rakyat akan lebih bergembira menyongsong pemilu jika perekonomian rakyat bergerak. Sehingga, pembahasan capres-cawapres 2024 belum menjadi skala prioritas.
“Karena sekiranya pemilu dilaksanakan dalam suasana ekonomi kita bergerak oleh pergerakan rakyat maka rakyat akan bergembira dalam pemilu tersebut. Karena itulah Festival Kopi menjadi bagian dari komitmen PDIP sebagai skala prioritas terpenting sebelum membicarakan pasangan calon untuk Pemilu 2024,” ungkapnya.
Adapun arah koalisi PDIP, Hasto menjelaskan, sebagaimana yang disampaikan Megawati bahwa sistem demokrasi yang dibangun adalah sistem demokrasi Pancasila, sehingga tidak dikenal koalisi sebagaimana sistem parlementer. Menurutnya, yang perlu dibangun adalah kekuatan gotong royong nasional.
“Dan bagi PDIP, pedoman di dalam membangun kerja sama parpol selain aspek ideologi Pancasila, komitmen terhadap konstitusi dan kebinekaan Indonesia dan NKRI, itu juga dari perspektif historis mereka yang telah berkeringat di dalam memerdekakan bangsa Indonesia pada saat 17 Agustus 1945 menjadi mitra strategis PDIP,” pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda