Singgung Calon Pemimpin, Fahri Hamzah: Indonesia Butuh Sosok Petarung
Jum'at, 27 Mei 2022 - 06:42 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah mencemaskan masyarakat bila terlalu menyederhanakan sosok pemimpin . Apalagi jelang Pemilu 2024, banyak yang tiba-tiba muncul ke permukaan dan mereka bukan sosok petarung, bahkan populer karena fasilitas negara.
"Kita tidak pernah mendengar dia berpikiran tentang sejarah, tentang transformasi, tentang gagasan-gagasan besar, baik bagi negara kita dan bagi dunia, itu yang agak mengkhawatirkan," tambah Fahri.
Untuk itu mantan Wakil Ketua DPR ini mengajak orang-orang, terutama para aktivis, untuk terus mencermati dengan seksama dinamika jelang Pemilu 2024. Sebab menurutnya, mekanisme politik yang ada tidak memungkinkan orang-orang yang dirasa tepat untuk maju memimpin.
"Tiba-tiba yang memimpin Republik ini uang, bukan gagasan. Karena kita memang punya kemalasan dengan gagasan, tiba-tiba nanti yang punya uang ini (yang memimpin), bukan yang pernah jadi rakyat," sesalnya.
Namun Fahri menegaskan, dirinya bukan anti orang kaya, tapi ia tidak ingin lahirnya sosok-sosok yang hanya karena punya modal besar, lalu merasa pantas untuk memimpin.
"Menurut saya itu tidak fair, tapi sistem kita memfasilitasi kemewahan uang ini untuk memimpin, bukan kemewahan gagasan," terang politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini.
"Kita tidak pernah mendengar dia berpikiran tentang sejarah, tentang transformasi, tentang gagasan-gagasan besar, baik bagi negara kita dan bagi dunia, itu yang agak mengkhawatirkan," tambah Fahri.
Untuk itu mantan Wakil Ketua DPR ini mengajak orang-orang, terutama para aktivis, untuk terus mencermati dengan seksama dinamika jelang Pemilu 2024. Sebab menurutnya, mekanisme politik yang ada tidak memungkinkan orang-orang yang dirasa tepat untuk maju memimpin.
"Tiba-tiba yang memimpin Republik ini uang, bukan gagasan. Karena kita memang punya kemalasan dengan gagasan, tiba-tiba nanti yang punya uang ini (yang memimpin), bukan yang pernah jadi rakyat," sesalnya.
Namun Fahri menegaskan, dirinya bukan anti orang kaya, tapi ia tidak ingin lahirnya sosok-sosok yang hanya karena punya modal besar, lalu merasa pantas untuk memimpin.
"Menurut saya itu tidak fair, tapi sistem kita memfasilitasi kemewahan uang ini untuk memimpin, bukan kemewahan gagasan," terang politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini.
(maf)
tulis komentar anda