Isu Airlangga Bakal Didongkel, Rocky Gerung: Akan Terjadi Pembelahan di Golkar
Kamis, 12 Mei 2022 - 09:06 WIB
JAKARTA - Pengamat politik Rocky Gerung menilai, upaya menggoyang kepemimpinan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto adalah persekongkolan antara mereka yang membenci Airlangga karena persaingan politik 2024, dan mereka yang ingin mengambil alih Golkar.
Menurut Rocky, mereka yang ingin mengambil alih Golkar, mengambil kesempatan membujuk Presiden untuk tidak ragu, lakukan pembelahan di Golkar.
"Kira-kira begitu yang akan terjadi. Bisa kita bayangkan, akan terjadi pembelahan di Golkar, itu rumus yang sudah biasa lah," ujar Rocky
Menurut Rocky, Airlangga menjadi sasaran karena beberapa alasan, seperti wacana tiga periode atau perpanjangan masa jabatan, dan kebijakan tentang larangan ekspor CPO.
"Sebetulnya ide tiga periode itu kan, Airlangga hanya mengucapkan ulang. Membaca kira-kira keinginan Presiden Jokowi, lalu dia ucapkan tiga periode itu, yang ternyata berbalik. Lalu dia terpaksa disalahkan," ujar Rocky.
"Demikian juga soal CPO, Airlangga sebenarnya kasih solusi rasional. Tetapi orang-orang di sekitar presiden, yang juga berupaya mencari muka, yang menghajar Airlangga," tambahnya.
Di internal Partai Golkar sendiri, alasan yang digunakan untuk menggoyang Airlangga adalah elektabilitas Airlangga sebagai capres yang rendah.
"Nanti belakangan akan disebutkan bahwa Airlangga itu memang pantas digusur karena big data mengatakan, Airlangga tidak pantas jadi presiden. Jadi kesimpulan itu akan dibuat untuk memback up keputusan. Ya, hal yang normal aja," ungkap Rocky.
Menurut Rocky, mereka yang ingin mengambil alih Golkar, mengambil kesempatan membujuk Presiden untuk tidak ragu, lakukan pembelahan di Golkar.
"Kira-kira begitu yang akan terjadi. Bisa kita bayangkan, akan terjadi pembelahan di Golkar, itu rumus yang sudah biasa lah," ujar Rocky
Menurut Rocky, Airlangga menjadi sasaran karena beberapa alasan, seperti wacana tiga periode atau perpanjangan masa jabatan, dan kebijakan tentang larangan ekspor CPO.
"Sebetulnya ide tiga periode itu kan, Airlangga hanya mengucapkan ulang. Membaca kira-kira keinginan Presiden Jokowi, lalu dia ucapkan tiga periode itu, yang ternyata berbalik. Lalu dia terpaksa disalahkan," ujar Rocky.
"Demikian juga soal CPO, Airlangga sebenarnya kasih solusi rasional. Tetapi orang-orang di sekitar presiden, yang juga berupaya mencari muka, yang menghajar Airlangga," tambahnya.
Di internal Partai Golkar sendiri, alasan yang digunakan untuk menggoyang Airlangga adalah elektabilitas Airlangga sebagai capres yang rendah.
"Nanti belakangan akan disebutkan bahwa Airlangga itu memang pantas digusur karena big data mengatakan, Airlangga tidak pantas jadi presiden. Jadi kesimpulan itu akan dibuat untuk memback up keputusan. Ya, hal yang normal aja," ungkap Rocky.
tulis komentar anda