Dinilai Janggal, Formappi Soroti Pemenang Tender Gorden DPR
Senin, 09 Mei 2022 - 07:57 WIB
JAKARTA - Ada sejumlah kejanggalan dalam proses tender gorden untuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Hal ini diungkap oleh Penanggung Jawab Bidang Legislasi Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus.
Ia mengaku heran bagaimana bisa perusahaan yang mengajukan nilai kontrak paling mahal yang menang. Padahal ada juga perusahaan lain yang mengajukan penawaran dengan harga yang lebih rendah.
"Bagaimana bisa pemenang tender justru adalah perusahaan yang akan menyedot anggaran, bukan perusahaan yang bisa menberikan selisih harga yang menguntungkan negara. Seolah-olah mau bilang anggaran yang sudah dialokasikan harus dihabiskan tanpa perlu memikirkan efisiensi anggaran yang bisa menguntungkan negara," kata Lucius Karus.
Kejanggalan penentuan harga ini kata dia, seolah-olah mau mengatakan bahwa barang yang diadakan tak penting, yang penting anggaran harus dipakai semua.
"Jadi dari segi efisiensi anggaran tender pengadaan gorden DPR jelas bermasalah. Karena bermasalah, saya kira harus dicari tahu betul apa yang terjadi dalam proses penentuan pemenang tender," ungkapnya.
Ia mewanti-wanti jangan sampai pilihan pemenang tender pada perusahaan yang memberikan tawaran tertinggi karena ada kongkalingkong antara perusahaan pemenang dengan penyelenggara proyek pengadaan.
"Tender jadi semacam prosedur formalitas saja. Mungkin saja keputusan siapa pemenang tender sudah ditentukan sebelum tender dilakukan," tegasnya.
"Penentuan pemenang tender yang mendahului tendernya sendiri tentu saja dilakukan karena ingin memastikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan pelaksana proyek tetapi juga penyelenggara proyek," tambah Lucius.
Ia mengaku heran bagaimana bisa perusahaan yang mengajukan nilai kontrak paling mahal yang menang. Padahal ada juga perusahaan lain yang mengajukan penawaran dengan harga yang lebih rendah.
"Bagaimana bisa pemenang tender justru adalah perusahaan yang akan menyedot anggaran, bukan perusahaan yang bisa menberikan selisih harga yang menguntungkan negara. Seolah-olah mau bilang anggaran yang sudah dialokasikan harus dihabiskan tanpa perlu memikirkan efisiensi anggaran yang bisa menguntungkan negara," kata Lucius Karus.
Kejanggalan penentuan harga ini kata dia, seolah-olah mau mengatakan bahwa barang yang diadakan tak penting, yang penting anggaran harus dipakai semua.
"Jadi dari segi efisiensi anggaran tender pengadaan gorden DPR jelas bermasalah. Karena bermasalah, saya kira harus dicari tahu betul apa yang terjadi dalam proses penentuan pemenang tender," ungkapnya.
Ia mewanti-wanti jangan sampai pilihan pemenang tender pada perusahaan yang memberikan tawaran tertinggi karena ada kongkalingkong antara perusahaan pemenang dengan penyelenggara proyek pengadaan.
"Tender jadi semacam prosedur formalitas saja. Mungkin saja keputusan siapa pemenang tender sudah ditentukan sebelum tender dilakukan," tegasnya.
"Penentuan pemenang tender yang mendahului tendernya sendiri tentu saja dilakukan karena ingin memastikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan pelaksana proyek tetapi juga penyelenggara proyek," tambah Lucius.
tulis komentar anda