Petani dan Penyuluh Purworejo Percepat Tanam dengan Cara Sebar Petuk
Sabtu, 20 Juni 2020 - 17:55 WIB
PURWOREJO - Para petani di Purworejo yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Kertosari 2 melakukan terobosan untuk menghadapi musim tanam II di tahun ini. Mereka melakukan tanam padi dengan bibit Sebar Petuk.
Percepatan tanam yang dilakukan Poktan Kertosari 2, sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. “Saat ini dunia sedang menghadapi pandemi Covid-19 dan ada prediksi akan terjadi musim kemarau panjang. Untuk itu kita mengajak para petani dan penyuluh untuk mengantisipasinya. Caranya dengan melakukan percepatan tanam, serta memanfaatkan sisa air yang ada di musim hujan,” tutur Mentan SYL, Sabtu (20/6/2020).
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan petani dan penyuluh harus tetap turun ke lapangan usai panen. “Kita baru saja melewati masa panen. Tetapi petani dan penyuluh tidak boleh terlena. Kita harus terus tanam, kita harus menjaga ketahanan pangan nasional agar tidak terjadi krisis pangan saat pandemi ini, atau pun saat kemarau nanti,” kata Dedi Nursyamsi.
Imbauan inilah yang dijalankan Kelompok Tani Kertosari 2 yang berada di Desa Kertosono, Kecamatan Banyuurip, Purworejo. Dalam poktan ini, ada 15 petani yang lahannya dijadikan lokasi demarea. Sistem ini dijalankan agar pada musim tanam 2 tidak kekurangan air. Dengan sistem ini, untuk olah tanah tidak perlu menunggu lama. Setelah panen bisa langsung diolah lagi untuk tanam berikutnya.
Daerah Poktan Kertosari 2 sendiri merupakan wilayah Projek Strategic Irrigation Modernization Urgent Rehabilitation (SIMURP) yang menerapkan pertanian cerdas iklim atau Climatte Smart Agriculture (CSA) dengan memanfaatkan irigasi dari saluran air kedung putri.
Sedangkan sistem petuk atau terowong, adalah sistem dimana pembuatan pembibitan padi dilakukan lebih awal. Pada petakan sawah yang panen lebih awal atau petakan yang dipanen tidak terlalu tua. Sehingga pada saat hamparan selesai panen maka bibit sudah berumur 10 hari. Begitu hamparan selesai panen maka langsung olah tanah selama satu minggu olah tanah selesai. Maka lahan siap ditanam dengan umur bibit sebelum 20 hari.
Poktan Kertosari 2 memiliki luas lahan sawah sekitar 23 hektare dengan produksi rata-rata 8 ton/ha, varietas IR 64 dengan sistem Jajar Legowo. “Sistim tanam padi bibit sebar petuk areal yang biasanya tanam paling akhir sekarang tanam paling awal dibanding areal blok dari desa lainnya,” tutur Muji Syukur, Ketua Poktan Kertosari 2.(swr/nf)
Percepatan tanam yang dilakukan Poktan Kertosari 2, sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. “Saat ini dunia sedang menghadapi pandemi Covid-19 dan ada prediksi akan terjadi musim kemarau panjang. Untuk itu kita mengajak para petani dan penyuluh untuk mengantisipasinya. Caranya dengan melakukan percepatan tanam, serta memanfaatkan sisa air yang ada di musim hujan,” tutur Mentan SYL, Sabtu (20/6/2020).
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan petani dan penyuluh harus tetap turun ke lapangan usai panen. “Kita baru saja melewati masa panen. Tetapi petani dan penyuluh tidak boleh terlena. Kita harus terus tanam, kita harus menjaga ketahanan pangan nasional agar tidak terjadi krisis pangan saat pandemi ini, atau pun saat kemarau nanti,” kata Dedi Nursyamsi.
Imbauan inilah yang dijalankan Kelompok Tani Kertosari 2 yang berada di Desa Kertosono, Kecamatan Banyuurip, Purworejo. Dalam poktan ini, ada 15 petani yang lahannya dijadikan lokasi demarea. Sistem ini dijalankan agar pada musim tanam 2 tidak kekurangan air. Dengan sistem ini, untuk olah tanah tidak perlu menunggu lama. Setelah panen bisa langsung diolah lagi untuk tanam berikutnya.
Daerah Poktan Kertosari 2 sendiri merupakan wilayah Projek Strategic Irrigation Modernization Urgent Rehabilitation (SIMURP) yang menerapkan pertanian cerdas iklim atau Climatte Smart Agriculture (CSA) dengan memanfaatkan irigasi dari saluran air kedung putri.
Sedangkan sistem petuk atau terowong, adalah sistem dimana pembuatan pembibitan padi dilakukan lebih awal. Pada petakan sawah yang panen lebih awal atau petakan yang dipanen tidak terlalu tua. Sehingga pada saat hamparan selesai panen maka bibit sudah berumur 10 hari. Begitu hamparan selesai panen maka langsung olah tanah selama satu minggu olah tanah selesai. Maka lahan siap ditanam dengan umur bibit sebelum 20 hari.
Poktan Kertosari 2 memiliki luas lahan sawah sekitar 23 hektare dengan produksi rata-rata 8 ton/ha, varietas IR 64 dengan sistem Jajar Legowo. “Sistim tanam padi bibit sebar petuk areal yang biasanya tanam paling akhir sekarang tanam paling awal dibanding areal blok dari desa lainnya,” tutur Muji Syukur, Ketua Poktan Kertosari 2.(swr/nf)
(alf)
tulis komentar anda