Ibadah Tak Hanya Ritual di Masjid
Sabtu, 25 April 2020 - 06:35 WIB
Sosiolog Sigit Rohadi menegaskan, tidak mudah untuk mengubah rutinitas yang sudah menjadi tradisi setiap tahun, semua aktivitas keramaian dan salat tarawih di masjid seakan-akan hilang. Namun, hal ini sudah tepat dilakukan sebagai jalan memutus rantai penyebaran Covid-19.
"Adanya imbauan untuk melakukan ibadah di rumah ini bersifat masif karena dalam kondisi darurat sehingga hal tersebut sudah tepat," ucapnya.
Dalam ilmu sosiologi, Sigit menjelaskan interaksi antarmanusia itu tidak mesti bertemu langsung, tidak harus bersentuhan atau bertatap muka langsung. Interaksi antarmanusia bisa dilakukan melalui media cetak, media online, dan elektronik.
Dekat Keluarga
Ibadah Ramadan saat ini membuat umat muslim tidak bisa melakukan ritual ibadah terutama salat tarawih dan tadarus di masjid untuk mencegah penyebaran virus korona. Cendikiawan muslim Quraish Shihab menekankan bahwa ibadah bukan hanya bersifat ritual yang dilakukan di masjid.
“Ibadah itu banyak. Dalam bahasa Alquran itu amal soleh. Semua amal kegiatan yang positif. Jadi, kita bisa beribadah di rumah,” ungkap Quraish saat mengisi dialog dengan tema “Ibadah Ramadhan di Rumah” di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, kemarin.
Ibadah bisa dengan melakukan sedekah kepada orang lain. “Saya menganjurkan mungkin selama ini ada gudang yang tidak kita lihat di sana bertumpuk barang-barang yang tidak digunakan, di lemari kita juga banyak baju-baju; karena sibuk, kita tidak melihatnya dan tidak dipakai. Pilihlah itu dan disedekahkan kepada orang lain. Itu ibadah yang luar biasa,” katanya.
Apalagi, saat ini ketika sedang menjalankan semuanya dari rumah menjadi kesempatan untuk melaksanakan ibadah dan belajar bersama dengan keluarga. Quraish mengatakan, untuk mengatasi kejenuhan selama pembatasan sosial berskalan besar (PSBB) bisa melakukan ibadah dengan mendekatkan diri dengan keluarga.
“Belajar berusaha, memahami lebih baik lagi anak-anak saya, dan saya berusaha untuk mengingat kebaikan-kebaikan. Berusaha dan merenung tentang kesalahan dan kekurangan-kekurangan saya. Dan itu bisa dilakukan dan itu bagian dari ibadah.”
Quraish menambahkan bahwa kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan membangun diri dan membangun masyarakat itu juga dinamakan ibadah. “Kalau kalau memang ibadah itu hanya salat, apalah artinya beberapa menit salat dengan kesempatan kita 24 jam sehari," jelasnya.
"Adanya imbauan untuk melakukan ibadah di rumah ini bersifat masif karena dalam kondisi darurat sehingga hal tersebut sudah tepat," ucapnya.
Dalam ilmu sosiologi, Sigit menjelaskan interaksi antarmanusia itu tidak mesti bertemu langsung, tidak harus bersentuhan atau bertatap muka langsung. Interaksi antarmanusia bisa dilakukan melalui media cetak, media online, dan elektronik.
Dekat Keluarga
Ibadah Ramadan saat ini membuat umat muslim tidak bisa melakukan ritual ibadah terutama salat tarawih dan tadarus di masjid untuk mencegah penyebaran virus korona. Cendikiawan muslim Quraish Shihab menekankan bahwa ibadah bukan hanya bersifat ritual yang dilakukan di masjid.
“Ibadah itu banyak. Dalam bahasa Alquran itu amal soleh. Semua amal kegiatan yang positif. Jadi, kita bisa beribadah di rumah,” ungkap Quraish saat mengisi dialog dengan tema “Ibadah Ramadhan di Rumah” di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, kemarin.
Ibadah bisa dengan melakukan sedekah kepada orang lain. “Saya menganjurkan mungkin selama ini ada gudang yang tidak kita lihat di sana bertumpuk barang-barang yang tidak digunakan, di lemari kita juga banyak baju-baju; karena sibuk, kita tidak melihatnya dan tidak dipakai. Pilihlah itu dan disedekahkan kepada orang lain. Itu ibadah yang luar biasa,” katanya.
Apalagi, saat ini ketika sedang menjalankan semuanya dari rumah menjadi kesempatan untuk melaksanakan ibadah dan belajar bersama dengan keluarga. Quraish mengatakan, untuk mengatasi kejenuhan selama pembatasan sosial berskalan besar (PSBB) bisa melakukan ibadah dengan mendekatkan diri dengan keluarga.
“Belajar berusaha, memahami lebih baik lagi anak-anak saya, dan saya berusaha untuk mengingat kebaikan-kebaikan. Berusaha dan merenung tentang kesalahan dan kekurangan-kekurangan saya. Dan itu bisa dilakukan dan itu bagian dari ibadah.”
Quraish menambahkan bahwa kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan membangun diri dan membangun masyarakat itu juga dinamakan ibadah. “Kalau kalau memang ibadah itu hanya salat, apalah artinya beberapa menit salat dengan kesempatan kita 24 jam sehari," jelasnya.
tulis komentar anda