Survei Ketahanan Keluarga saat Pandemi COVID-19: Jabar Tertinggi Diikuti Banten dan DKI
Sabtu, 20 Juni 2020 - 10:02 WIB
JAKARTA - Ketahanan keluarga diuji di saat pandemi COVID-19 , khususnya wilayah yang dilakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Keluarga dinilai perlu menjadi perhatian karena institusi terkecil di masyarakat yang menjadi pondasi bagi ketahanan ketahanan nasional dan ketahanan negara.
Bila ketahanan keluarga lemah, maka ketahanan nasional juga lemah. Ketahanan keluarga merupakan kemampuan sebuah keluarga dalam mengatasi permasalahan ancaman, hambatan dan gangguan yang datang baik dari dalam maupun dari luar yang dapat mengakibatkan konflik dan perpecahan dalam keluarga, serta kemampuan keluarga dalam mengembangkan potensi anggota keluarga dalam mencapai tujuan dan cita-cita dalam sebuah keluarga. (Baca juga: Update Corona: Positif 43.803 Orang, 17.349 Sembuh dan 2.373 Meninggal)
Fenomena ini membuat Akademisi Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana (UMB) yang diketuai Muhammad Iqbal dan Adiyo Roebianto melakukan penelitian yang berjudul "Gambaran Tingkat Ketahanan Keluarga di Provinsi Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat Saat Pandemi COVID-19".
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran ketahanan keluarga di Provinsi Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat selama masa pandemi COVID-19. Aspek ketahanan keluarga apakah yang paling rendah dan tinggi secara rata–rata dari tiap provinsi tersebut? Provinsi manakah yang memiliki ketahanan keluarga paling tinggi secara rata-rata diantara ketiga provinsi tersebut.
Ketua Tim Peneliti yang juga Dekan Fakultas Psikologi UMB, Muhammad Iqbal dan Anggota Adiyo Roebianto mengatakan bahwa hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat memiliki skor ketahanan keluarga yang paling tinggi, diikuti Banten dan terakhir DKI Jakarta. Secara keseluruhan DKI Jakarta memiliki ketahanan keluarga yang rendah dibandingkan Jawa Barat dan Banten.
"Meskipun demikian, secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan pada hampir semua aspek ketahanan keluarga," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima SINDOnews, Sabtu (20/5/2020).
Menurutnya, secara umum masing-masing daerah memiliki kekuatan dan kelemahan dalam askpek ketahahan keluarga. Jawa Barat unggul dalam aspek ketahanan psikologis dan ketahanan agama, namun lemah dalam aspek ketahanan sosial. Banten kuat dalam aspek ketahanan fisik dan ekonomi, namun lemah dalam aspek ketahanan agama.
"Sedangkan daerah DKI Jakarta kuat dalam aspek ketahanan sosial, namun lemah dalam aspek ketahanan fisik dan psikologis," jelas Iqbal.
Dia melanjutkan rekomendasi peneliti kepada Pemprov DKI Jakarta agar lebih memperhatikan pada program bantuan ekonomi, kesehatan fisik, kesejahteran psikologis warganya, serta akses layanan dan program kesehatan mental harus diperkuat. Sedangkan untuk Pemprov Banten fokus kepada program yang mampu meningkatkan ketahanan agama warganya dan Pemprov Jawa Barat fokus kepada kegiatan yang meningkatkan aspek ketahanan sosial bagi warganya.
Survei ini dilakukan secara online saat PSBB berlangsung, mengambil populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat dari wilayah Provinsi Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non-probability sampling (convenient sampling) dengan total sampel sebesar 714 (n). Teknik Analisa data yang digunakan yaitu statistika deskriptif dan uji beda mean (F-Test). (Baca juga: Gugus Tugas Sebut Covid-19 di Tanah Air Semakin Terkendali)
Instrumen penelitian ini menggunakan 25 item skala ketahanan keluarga yang disusun penulis tahun 2019. Adapun dimensi ketahanan keluarga ini terdiri dari ketahanan fisik, psikis, ekonomi, sosial dan agama.
Lihat Juga: 20% Dana Desa untuk Ketahanan Pangan, Partai Perindo Siap Berkolaborasi untuk Wujudkan Swasembada
Bila ketahanan keluarga lemah, maka ketahanan nasional juga lemah. Ketahanan keluarga merupakan kemampuan sebuah keluarga dalam mengatasi permasalahan ancaman, hambatan dan gangguan yang datang baik dari dalam maupun dari luar yang dapat mengakibatkan konflik dan perpecahan dalam keluarga, serta kemampuan keluarga dalam mengembangkan potensi anggota keluarga dalam mencapai tujuan dan cita-cita dalam sebuah keluarga. (Baca juga: Update Corona: Positif 43.803 Orang, 17.349 Sembuh dan 2.373 Meninggal)
Fenomena ini membuat Akademisi Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana (UMB) yang diketuai Muhammad Iqbal dan Adiyo Roebianto melakukan penelitian yang berjudul "Gambaran Tingkat Ketahanan Keluarga di Provinsi Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat Saat Pandemi COVID-19".
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran ketahanan keluarga di Provinsi Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat selama masa pandemi COVID-19. Aspek ketahanan keluarga apakah yang paling rendah dan tinggi secara rata–rata dari tiap provinsi tersebut? Provinsi manakah yang memiliki ketahanan keluarga paling tinggi secara rata-rata diantara ketiga provinsi tersebut.
Ketua Tim Peneliti yang juga Dekan Fakultas Psikologi UMB, Muhammad Iqbal dan Anggota Adiyo Roebianto mengatakan bahwa hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat memiliki skor ketahanan keluarga yang paling tinggi, diikuti Banten dan terakhir DKI Jakarta. Secara keseluruhan DKI Jakarta memiliki ketahanan keluarga yang rendah dibandingkan Jawa Barat dan Banten.
"Meskipun demikian, secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan pada hampir semua aspek ketahanan keluarga," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima SINDOnews, Sabtu (20/5/2020).
Menurutnya, secara umum masing-masing daerah memiliki kekuatan dan kelemahan dalam askpek ketahahan keluarga. Jawa Barat unggul dalam aspek ketahanan psikologis dan ketahanan agama, namun lemah dalam aspek ketahanan sosial. Banten kuat dalam aspek ketahanan fisik dan ekonomi, namun lemah dalam aspek ketahanan agama.
"Sedangkan daerah DKI Jakarta kuat dalam aspek ketahanan sosial, namun lemah dalam aspek ketahanan fisik dan psikologis," jelas Iqbal.
Dia melanjutkan rekomendasi peneliti kepada Pemprov DKI Jakarta agar lebih memperhatikan pada program bantuan ekonomi, kesehatan fisik, kesejahteran psikologis warganya, serta akses layanan dan program kesehatan mental harus diperkuat. Sedangkan untuk Pemprov Banten fokus kepada program yang mampu meningkatkan ketahanan agama warganya dan Pemprov Jawa Barat fokus kepada kegiatan yang meningkatkan aspek ketahanan sosial bagi warganya.
Survei ini dilakukan secara online saat PSBB berlangsung, mengambil populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat dari wilayah Provinsi Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non-probability sampling (convenient sampling) dengan total sampel sebesar 714 (n). Teknik Analisa data yang digunakan yaitu statistika deskriptif dan uji beda mean (F-Test). (Baca juga: Gugus Tugas Sebut Covid-19 di Tanah Air Semakin Terkendali)
Instrumen penelitian ini menggunakan 25 item skala ketahanan keluarga yang disusun penulis tahun 2019. Adapun dimensi ketahanan keluarga ini terdiri dari ketahanan fisik, psikis, ekonomi, sosial dan agama.
Lihat Juga: 20% Dana Desa untuk Ketahanan Pangan, Partai Perindo Siap Berkolaborasi untuk Wujudkan Swasembada
(kri)
tulis komentar anda