Survei: Tokoh Mana Pun Berpasangan dengan Ganjar Pranowo Berpotensi Menang

Senin, 25 April 2022 - 19:20 WIB
Hasil survei Charta Politika menyebut Ganjar Pranowo jika diduetkan dengan tokoh mana pun memiliki elektabilitas yang tinggi. FOTO/DOK.SINDOnews
JAKARTA - Tak hanya mengukur dinamika elektoral tokoh secara perorangan, Charta Politika dalam surveinya juga mengukur elektablitas dari simulasi pasangan calon. Hasilnya, Ganjar Pranowo jika diduetkan dengan tokoh mana pun memiliki elektabilitas yang tinggi.

Direktur eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya menyampaikan bahwa dalam simulasi pertama terlihat jelas bahwa elektabilitas pasangan Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno mengungguli pasangan dua pasangan lainnya.

"Kalau kita lihat, Ganjar ada di angka 34,3%, jadi tinggi sekali bisa dikatakan dibandingkan dengan pasangan Anies-Khofifah Indar Parawansa (yang) menyalip posisi Pak Prabowo dengan angka 27,3%, dan Prabowo Subianto-Puan Maharani 23,8%," kata Yunarto dalama rilis survei yang dilakukan secara daring, Senin (25/4/2022).



Pada simulasi kedua, pasangan Ganjar-Erick Thohir memiliki elektabilitas 33,6%, mengungguli Anies-Agus Harimurti Yudhoyono sebesar 27%, dan Prabowo-Puan sebesar 23,3%.

Berikutnya, Ganjar yang dipasangkan dengan Ridwan Kamil memperoleh elektabilitas 34,1%, disusul oleh Anies-AHY 27%, dan Prabowo-Sandiaga 26,5%. Adapun pada simulasi terakhir, elektabilitas duet Ganjar-Khofifah sebesar 33,3%, diikuti Anies-AHY 27,3%, dan Prabowo-Puan 24,5%.

"Mas Ganjar ini paling tinggi dengan Sandi, nomor dua dengan Ridwan Kamil, yang ketiga dengan Mas Erick, yang keempat dengan Khofifah," ujarnya.

Kendati demikian, dia menekankan bahwa kombinasi pasangan tersebut bisa menjadi jaminan. Sebab, survei ini hanya memperkaya hasil survei serupa yang dilaksanakan oleh sejumlah lembaga lainnya.

Baca juga: Survei Charta Politika: Ganjar Teratas, Dibuntuti Prabowo dan Anies

Ia menduga bahwa kemungkinan koalisi pasangan calon presiden calon wakil presiden tidak bisa diterka hingga akhir masa pendaftaran. Sebab, pembentukan koalisi biasanya tidak ditentukan oleh logika survei dan respons publik saja, tetapi juga dinamika politik yang terjadi di belakang panggung.

"Baik itu bagi-bagi jabatan, tawaran mahar, dan lain-lain yang biasanya itu akan menentukan sampai hari akhir masa injury time penentuan pasangan pendaftaran KPU," katanya.
(abd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More