Mobil Listrik G20, Komitmen Indonesia Kembangkan Teknologi Ramah Lingkungan
Kamis, 21 April 2022 - 11:54 WIB
Agenda utama presidensi G20 Indonesia sebagaimana arahan Presiden RI mengerucut pada tiga bidang yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital dan transisi energi. Ketiga agenda tersebut selain bertujuan untuk mewujudkan vaksinasi yang merata, juga diharapkan mempercepat digitalisasi dan mengarahkan koordinasi kesepakatan global terkait pembiayaan perubahan iklim.
Teknologi yang ramah lingkungan perlu dipertimbangkan. Selain itu antara pasokan (supply) dan permintaan (demand) juga harus seimbang. Namun, jika supply dari energi ini belum mampu memenuhi kebutuhan nasional, maka pemerintah akan berupaya untuk menambah defisit energi ini dengan energi yang lebih ramah lingkungan.
Dikutip dari G20pedia, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan prinsip dan strategi Net Zero Emission yang akan diusung di pertemuan G20. Pertama, pengurangan energi fosil dengan: carbon tax & trading, co-firing PLTU dengan EBT, serta retirement PLTU. Kedua, peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri. Ketiga, pemanfaatan carbon capture & storage (CCS). Keempat, peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan. Kelima, kendaraan listrik di sektor transportasi.
Kementerian ESDM akan memaparkan fokus isu transisi energi dari keamanan energi hingga teknologi dalam forum pembahasan dan kerja sama di Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty atau KTT G20. Energy Transitions Working Group (ETWG) menitikberatkan fokus pada keamanan energi, akses dan efisiensi energi, serta transisi energi untuk menuju sistem energi yang rendah karbon, termasuk juga pada investasi dan inovasi pada teknologi yang lebih bersih dan efisien.
Lewat forum besar G20, Indonesia berkesempatan mendorong upaya kolektif dunia dalam mewujudkan kebijakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi global secara inklusif. Indonesia pun memiliki kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia, dukungan penuh terhadap transisi energi global.
Sebab, negara-negara anggota G20 menyumbang sekitar 75% dari permintaan energi global. Maka dari itu, negara-negara G20 memegang tanggung jawab besar dan peran strategis dalam mendorong pemanfaatan energi bersih. ETWG memfokuskan pembahasan pada keamanan energi, akses, dan efisiensi, serta transisi ke sistem energi rendah karbon, termasuk juga investasi dan inovasi dalam teknologi yang lebih bersih dan efisien.
Mobil Listrik
Presiden Joko Widodo pada akhir Maret 2022 meresmikan dua Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging di Bali. Jokowi menilai Indonesia memiliki kesempatan baik untuk menunjukkan komitmennya terhadap pengurangan emisi C02 kepada dunia.
Teknologi yang ramah lingkungan perlu dipertimbangkan. Selain itu antara pasokan (supply) dan permintaan (demand) juga harus seimbang. Namun, jika supply dari energi ini belum mampu memenuhi kebutuhan nasional, maka pemerintah akan berupaya untuk menambah defisit energi ini dengan energi yang lebih ramah lingkungan.
Dikutip dari G20pedia, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan prinsip dan strategi Net Zero Emission yang akan diusung di pertemuan G20. Pertama, pengurangan energi fosil dengan: carbon tax & trading, co-firing PLTU dengan EBT, serta retirement PLTU. Kedua, peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri. Ketiga, pemanfaatan carbon capture & storage (CCS). Keempat, peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan. Kelima, kendaraan listrik di sektor transportasi.
Kementerian ESDM akan memaparkan fokus isu transisi energi dari keamanan energi hingga teknologi dalam forum pembahasan dan kerja sama di Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty atau KTT G20. Energy Transitions Working Group (ETWG) menitikberatkan fokus pada keamanan energi, akses dan efisiensi energi, serta transisi energi untuk menuju sistem energi yang rendah karbon, termasuk juga pada investasi dan inovasi pada teknologi yang lebih bersih dan efisien.
Lewat forum besar G20, Indonesia berkesempatan mendorong upaya kolektif dunia dalam mewujudkan kebijakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi global secara inklusif. Indonesia pun memiliki kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia, dukungan penuh terhadap transisi energi global.
Sebab, negara-negara anggota G20 menyumbang sekitar 75% dari permintaan energi global. Maka dari itu, negara-negara G20 memegang tanggung jawab besar dan peran strategis dalam mendorong pemanfaatan energi bersih. ETWG memfokuskan pembahasan pada keamanan energi, akses, dan efisiensi, serta transisi ke sistem energi rendah karbon, termasuk juga investasi dan inovasi dalam teknologi yang lebih bersih dan efisien.
Mobil Listrik
Presiden Joko Widodo pada akhir Maret 2022 meresmikan dua Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging di Bali. Jokowi menilai Indonesia memiliki kesempatan baik untuk menunjukkan komitmennya terhadap pengurangan emisi C02 kepada dunia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda