Ustaz Yusuf Mansur Tanggapi Pembakaran Al-Qur'an di Swedia: Tidak Elok
Rabu, 20 April 2022 - 16:43 WIB
JAKARTA - Ustaz Yusuf Mansur menanggapi pembakaran salinan Al-Qur'an oleh Rasmus Paludan, pemimpin partai sayap kanan Swedia, Stram Kurs. Pembekaran kitab suci umat Islam itu dilakukan di wilayah berpenduduk muslim di Swedia, Kamis (14/4/2022) pekan lalu.
Menurut Ustaz Yusuf Mansur, selama ini Swedia menikmati rizki dari kaum muslim. Banyak umat Islam yang datang ke negara itu, baik untuk sekadar jalan-jalan, belajar, bekerja, membuka usaha, dan seminar.
Perbuatan Rasmus Paludan yang membakar salinan Al-Quran tentu tidak elok dari sisi pariwisata. Apalagi dia merupakan seorang politisi. "Bisa membuat malas dan takut ke Swedia. Dan ini kan berarti ngaruh ke ekonomi," kata Yusuf Mansur dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/4/2022).
Lebih dari itu, menurut pendiri Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an (DaQu) itu, pembakaran salinan Al-Qur'an itu juga tidak elok dari sisi agama, persaudaran, dan kebaikan sesama manusia.
Untuk diketahui, Rasmus Paludan telah membakar salinan Al-Qur'an di daerah berpenduduk Muslim di Swedia, Kamis (14/4/2022). Menurut laporan TRT World, Senin (18/4/2022), Rasmus Paludan, ditemani oleh polisi, pergi ke ruang publik terbuka di Linkoping selatan pada hari Kamis dan meletakkan salinan kitab suci umat Islam dan membakarnya sambil mengabaikan protes dari para Muslim.
Sekitar 200 demonstran berkumpul di alun-alun untuk memprotes. Kelompok itu mendesak polisi untuk tidak membiarkan pemimpin rasis itu melakukan tindakannya. Setelah polisi mengabaikan desakan tersebut, insiden pecah dan kelompok tersebut menutup jalan untuk lalu lintas, melempari polisi dengan batu.
Baca juga: Kecam Pembakaran Al-Qur'an, Helmy Faishal: Mencederai Keyakinan Umat Beragama
Menurut Ustaz Yusuf Mansur, selama ini Swedia menikmati rizki dari kaum muslim. Banyak umat Islam yang datang ke negara itu, baik untuk sekadar jalan-jalan, belajar, bekerja, membuka usaha, dan seminar.
Perbuatan Rasmus Paludan yang membakar salinan Al-Quran tentu tidak elok dari sisi pariwisata. Apalagi dia merupakan seorang politisi. "Bisa membuat malas dan takut ke Swedia. Dan ini kan berarti ngaruh ke ekonomi," kata Yusuf Mansur dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/4/2022).
Lebih dari itu, menurut pendiri Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an (DaQu) itu, pembakaran salinan Al-Qur'an itu juga tidak elok dari sisi agama, persaudaran, dan kebaikan sesama manusia.
Untuk diketahui, Rasmus Paludan telah membakar salinan Al-Qur'an di daerah berpenduduk Muslim di Swedia, Kamis (14/4/2022). Menurut laporan TRT World, Senin (18/4/2022), Rasmus Paludan, ditemani oleh polisi, pergi ke ruang publik terbuka di Linkoping selatan pada hari Kamis dan meletakkan salinan kitab suci umat Islam dan membakarnya sambil mengabaikan protes dari para Muslim.
Sekitar 200 demonstran berkumpul di alun-alun untuk memprotes. Kelompok itu mendesak polisi untuk tidak membiarkan pemimpin rasis itu melakukan tindakannya. Setelah polisi mengabaikan desakan tersebut, insiden pecah dan kelompok tersebut menutup jalan untuk lalu lintas, melempari polisi dengan batu.
Baca juga: Kecam Pembakaran Al-Qur'an, Helmy Faishal: Mencederai Keyakinan Umat Beragama
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda