Cerita Unik Yogie S Memet, Satu-satunya Danjen Kopassus Rangkap 3 Jabatan atas Perintah Panglima TNI

Sabtu, 16 April 2022 - 14:27 WIB
Seperti sebelumnya, Jenderal Jusuf tetap mempertahankan Yogie sebagai Danjen Kopassandha sekaligus Pangdam Siliwangi. Dengan kata lain, Yogie tertulis dalam sejarah sebagai perwira tinggi yang memegang tiga jabatan strategis TNI sekaligus.

Tapi tentu saja rangkap jabatan itu tak seterusnya. Jabatan Danjen Kopassandha akhirnya selesai ketika terjadi pergantian Menhankam/Pangab. Posisinya sebagai orang nomor satu di Kopassus digantikan Kolonel Inf Wismoyo Arismunandar.

“Sementara itu, jabatan Pangdam Siliwangi juga dilepaskan kemudian. Letjen Yogie S Memet juga melepskan jabatan Panglima Kowilhan II setelah ada reorganisasi ABRI yang melikuidasi Kowilhan padaa 1985. Berarti rekor letjen dengan tiga jabatan penting tidak pernah dipecahkan siapa pun,” tulis Atmadji.

Profil dan Biodata Yogie S Memet

Lahir pada 16 Mei 1929 dari pasangan R Memet Bratasuganda dan Alniyah, Yogie merupakan anak keempat dari 11 bersaudara. Sebagaimana kebanyakan anak-anak yang lahir di zaman penjajahan, Yogie tergerak untuk membela Bumi Pertiwi dengan turut berjuang melawan colonial.

Yogie muda bergabung dengan Tentara Pelajar Batalyon 400 di Cirebon. Dari situ perjalanannya sebagai serdadu terus berlanjut. Yogie bahkan menanjak sebagai Danyon 330/Kujang Kodam Siliwangi. Di masa kepemimpinannya, Yon 330 dipercaya untuk menumpas gerombolan DI/TII Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan. Saat itu, Pangdam XIV/Hasanuddin Kolonel M Jusuf yang kelak menjadi Pangab.

“Pada 17 Agustus 1964, Presiden Soekarno memberikan ultimatum kepada Kodam Hasanuddin bahwa hidup atau mati, Kahar Muzakkar harus ditangkap. RPKAD (Kopassus) juga mendapat penugasan di bawah Yonif 330/Para Kujang pimpinan Mayor Yogie S Memet untuk membantu Kodam Hasanuddin,” tulis Iwan Santosa dan EA Natanegara dalam buku Kopassus untuk Indonesia: Profesionalisme Prajurit Kopassus

Atas perintah itu, Yogie bertekad tidak akan pulang ke Bandung sebelum pasukannya menangkap Kahar. Hebatnya, dia bahkan melakukan ‘tirakat’ khusus agar operasi itu sukses.

“Sang komandan, Mayor Yogie S Memet berpuasa, jauh-jauh hari sebelum bulan puasa (Ramadhan) tiba sebagai rasa prihatinnya karena tekad mereka belum terpenuhi,” kata Atmadji.

Namun sejarah mencatat operasi itu sukses besar. Pasukan Yon 330/Para Kujang berhasil menemukan tempat persembunyian Kahar Muzakkar. Dalam sebuah penggerebekan kilat saat subuh, pasukan yang dikomando Kolonel Solichin GP (kepala staf operasi) telah mengepung dan segera menyerang. Baku tembak hanya terjadi limat menit. Kahar Muzzakar tewas, tepat di Hari Idul Fitri 3 Februari 1965.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More