Cincin Api di Tanah Terjanji
Rabu, 06 April 2022 - 16:39 WIB
Sementara itu, menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ), sepanjang 2021 telah terjadi 5.402 bencana alam di Indonesia. Dari ribuan kejadian bencana itu, 90% didominasi bencana hidrometeorologi.
"Baik itu hidrometeorologi basah seperti banjir, tanah longsor dan cuaca ekstrem maupun kebakaran hutan," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi, Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers, Jumat (1/4/2022).
Aam, sapaan akrabnya mengatakan, hal tersebut tentunya menjadi perhatian semua pihak. Sebab, jenis bencana alam hidrometeorologi basah terjadi hampir di seluruh pulau yang ada Indonesia. "Dominannya di 2021 kita hidrometeorologi basah sehingga ini menjadi perhatian kita karena tren ini juga kemudian terjadi di 2022," jelasnya.
Karena itu, pihaknya telah memetakan tujuh provinsi yang paling sering terjadi bencana alam hidrometeorologi basah. Ketujuh provinsi itu yakni Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
"Nah dari tujuh provinsi ini dari data yang dimiliki oleh BNPB ini setiap tahun selalu menjadi hotspot dalam artian provinsi-provinsi dengan tingkat kejadian bencana paling tinggi di Indonesia," ungkapnya.
BNPB mengimbau bagi pemerintah daerah di tujuh provinsi tersebut agar benar-benar memerhatikan kondisi lingkungannya untuk dibenahi secara kolektif. "Kami meminta untuk melihat kembali kondisi lingkungan, kondisi sungai, kondisi alam pegunungan yang selama ini menjadi daerah tangkapan air daerah resapan air, kondisi daerah sepanjang aliran sungai yang mungkin selama ini terjadi penyempitan terjadi pendangkalan itu harus benar-benar kita benahi bersama selanjutnya," tandasnya.
Baca pembahasan mengenai Merawat Kesadaran Bencana selengkapnya di iNews.id melalui link berikut https://www.inews.id/tag/kesadaran-bencana
"Baik itu hidrometeorologi basah seperti banjir, tanah longsor dan cuaca ekstrem maupun kebakaran hutan," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi, Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers, Jumat (1/4/2022).
Aam, sapaan akrabnya mengatakan, hal tersebut tentunya menjadi perhatian semua pihak. Sebab, jenis bencana alam hidrometeorologi basah terjadi hampir di seluruh pulau yang ada Indonesia. "Dominannya di 2021 kita hidrometeorologi basah sehingga ini menjadi perhatian kita karena tren ini juga kemudian terjadi di 2022," jelasnya.
Karena itu, pihaknya telah memetakan tujuh provinsi yang paling sering terjadi bencana alam hidrometeorologi basah. Ketujuh provinsi itu yakni Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
"Nah dari tujuh provinsi ini dari data yang dimiliki oleh BNPB ini setiap tahun selalu menjadi hotspot dalam artian provinsi-provinsi dengan tingkat kejadian bencana paling tinggi di Indonesia," ungkapnya.
BNPB mengimbau bagi pemerintah daerah di tujuh provinsi tersebut agar benar-benar memerhatikan kondisi lingkungannya untuk dibenahi secara kolektif. "Kami meminta untuk melihat kembali kondisi lingkungan, kondisi sungai, kondisi alam pegunungan yang selama ini menjadi daerah tangkapan air daerah resapan air, kondisi daerah sepanjang aliran sungai yang mungkin selama ini terjadi penyempitan terjadi pendangkalan itu harus benar-benar kita benahi bersama selanjutnya," tandasnya.
Baca pembahasan mengenai Merawat Kesadaran Bencana selengkapnya di iNews.id melalui link berikut https://www.inews.id/tag/kesadaran-bencana
(poe)
tulis komentar anda