Masuk Musim Pancaroba, Masyarakat Diminta Waspada Cuaca Ekstrem
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, sebagian wilayah Indonesia telah memasuki musim pancaroba pada bulan April 2022 ini. Oleh karena itu, BNPB meminta masyarakat waspada potensi cuaca ekstrem.
Baca Juga: musim pancaroba
"Jadi ada beberapa kali angin kencang tanpa hujan juga kita alami di bulan Maret dan mungkin akan berlangsung sampai pertengahan April, puting beliung maupun hujan intensitas dengan durasi pendek," paparnya.
Namun kata Aam sapaan akrabnya, masyarakat harus tetap waspada kemungkinan terjadinya hujan dengan intensitas tinggi dalam durasi panjang.
"Tentu saja tidak mengurangi kewaspadaan kita di beberapa tempat yang masih memungkinkan terjadinya hujan dengan intensitas tinggi dalam durasi panjang," tuturnya.
Sehingga, dalam upaya kesiapsiagaan kepada seluruh masyarakat Indonesia diimbau pertama, harus membiasakan diri melihat prakiraan cuaca.
"Ini kita biasakan dan kita coba mulai menjadi gaya hidup kita juga, sehingga kita bisa tahu apabila kita akan berencana beraktivitas di luar ruangan. Kita tahu nanti di tempat kita akan beraktivitas apakah akan terjadi cuaca ekstrem, hujan, petir, dan lain-lain," jelasnya.
Kemudian kata Aam, jika terjadi cuaca ekstrem pada saat sedang beraktivitas di luar ruang, maka hindari pohon besar, hindari papan reklame maupun tiang listrik yang besar karena ini adalah sumber dari potensi risiko yang bisa berakibat pada luka maupun fatalitas.
Selain itu, Aam meminta beberapa tempat mungkin di bagian Utara Kalimantan, bagian utara Sulawesi Serikat terjadi hujan deras dengan waktu lebih dari 1 jam secara terus-menerus dan jarak pandang kurang dari 50 hingga 100 m. Bagi masyarakat bagi warga, bagi saudara-saudara yang ada di sempadan sungai dan di sempadan lereng, segera evakuasi mandiri.
"Setelah hujan berhenti tunggu dulu satu hingga dua jam, pastikan tidak ada kenaikan abnormal muka air di sungai, pastikan tidak ada potensi gerakan tanah jika kita ada di kemiringan, baru kita kembali ke rumah masing-masing," ungkapnya.
Baca Juga: musim pancaroba
"Jadi ada beberapa kali angin kencang tanpa hujan juga kita alami di bulan Maret dan mungkin akan berlangsung sampai pertengahan April, puting beliung maupun hujan intensitas dengan durasi pendek," paparnya.
Namun kata Aam sapaan akrabnya, masyarakat harus tetap waspada kemungkinan terjadinya hujan dengan intensitas tinggi dalam durasi panjang.
"Tentu saja tidak mengurangi kewaspadaan kita di beberapa tempat yang masih memungkinkan terjadinya hujan dengan intensitas tinggi dalam durasi panjang," tuturnya.
Sehingga, dalam upaya kesiapsiagaan kepada seluruh masyarakat Indonesia diimbau pertama, harus membiasakan diri melihat prakiraan cuaca.
"Ini kita biasakan dan kita coba mulai menjadi gaya hidup kita juga, sehingga kita bisa tahu apabila kita akan berencana beraktivitas di luar ruangan. Kita tahu nanti di tempat kita akan beraktivitas apakah akan terjadi cuaca ekstrem, hujan, petir, dan lain-lain," jelasnya.
Kemudian kata Aam, jika terjadi cuaca ekstrem pada saat sedang beraktivitas di luar ruang, maka hindari pohon besar, hindari papan reklame maupun tiang listrik yang besar karena ini adalah sumber dari potensi risiko yang bisa berakibat pada luka maupun fatalitas.
Selain itu, Aam meminta beberapa tempat mungkin di bagian Utara Kalimantan, bagian utara Sulawesi Serikat terjadi hujan deras dengan waktu lebih dari 1 jam secara terus-menerus dan jarak pandang kurang dari 50 hingga 100 m. Bagi masyarakat bagi warga, bagi saudara-saudara yang ada di sempadan sungai dan di sempadan lereng, segera evakuasi mandiri.
"Setelah hujan berhenti tunggu dulu satu hingga dua jam, pastikan tidak ada kenaikan abnormal muka air di sungai, pastikan tidak ada potensi gerakan tanah jika kita ada di kemiringan, baru kita kembali ke rumah masing-masing," ungkapnya.
(maf)