PPLI Dukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Edukasi Bahaya Merkuri

Jum'at, 01 April 2022 - 08:58 WIB
Hasil pengolahan limbah bermerkuri ditimbun secara aman ke dalam landfill (Dok. PPLI)
BALI - Merkuri selama ini banyak digunakan baik dalam industri pertambangan, pertanian, kosmetik, peralatan listrik, bahkan industri medis. Namun disadari atau tidak, merkuri merupakan bahan kimia yang sangat merusak bila salah memperlakukannya.

Pencemaran merkuri mudah menyebar lewat udara, tanah, dan air. Paparan merkuri yang tinggi juga dapat menyebabkan kerusakan, mulai dari yang bersifat korosif ke kulit secara langsung, kerusakan pada saluran pencernaan, sistem saraf, dan ginjal. Selain itu, merkuri juga berisiko mengganggu berbagai organ tubuh, seperti otak, jantung, paru-paru, hingga sistem kekebalan tubuh, gangguan janin dan fungsi reproduksi perempuan.

Untuk itu edukasi tentang bahaya penggunaan merkuri perlu ditingkatkan, guna menurunkan risiko dampak terhadap kesehatan manusia dan lingkungan yang disebabkan oleh senyawa dan lepasan merkuri.

Demikian kesimpulan yang diperoleh para peserta konferensi internasional COP 4 Minamata di Bali selama hampir satu pekan. "Perlu tindaklanjut serius dalam penguatan edukasi ke publik terkait bahaya merkuri tersebut," ujar utusan dari perusahaan pengolah limbah Bahan Beracun Berbahaya (B3), PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI), Arum Tri Pusposari.

Selain edukasi mengenai bahaya merkuri, publik juga perlu mengetahui bagaimana memperlakukan limbah tersebut. "Masyarakat perlu tahu bahwa tanpa disadari kita hidup dan tinggal dengan dikelilingi merkuri, seperti penggunaan lampu TL, termometer air raksa, tensimeter, amalgam gigi, baterai, lampu bertekanan tinggi dan kosmetik ilegal. " imbuh manager humas PT PPLI tersebut.



Karena tingginya bahaya dan resiko dari penggunaan merkuri, pihaknya mendukung Pemerintah Indonesia untuk menggencarkan edukasi terkait merkuri tersebut.

Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sejak 21 Maret hingga 25 Maret 2022 menggelar Konvensi Minamata tentang Merkuri di Bali dihadiri delegasi 135 negara.

Acara yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) itu dihadiri oleh lebih dari 1.000 peserta termasuk utusan dari PT PPLI.

Konvensi Minamata tentang Merkuri 2022 dihadiri oleh Executive Director of the United Nations Inger La Cour Andersen, Executive Secretary of the Minamata Convention, Monika Stankiewicz, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Siti Nurbaya serta Gubernur Bali I Wayan Koster.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More