Zulkifli Hasan Bertemu Gibran, Bahas Sejumlah Persoalan
Rabu, 30 Maret 2022 - 22:05 WIB
JAKARTA - Wali Kota Surakarta yang juga putera pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming, menerima Ketua Umum (Ketum) Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas).
Baca juga: Yusril dan Zulhas Berpeluang Masuk Kabinet, Ini Alasannya
"Saya diundang Mas Gibran makan soto dan Tengkleng khas Solo," kata Zulhas, di sela-sela agenda safari politiknya di Jawa Tengah yang mendatangi Loji Gandrung, Rabu (30/3/2022).
Setibanya di kantor Wali Kota Solo, Zulhas langsung disambut Gibran. Pertemuan dilaksanakan secara tertutup selama 1 jam lebih. Banyak hal dibicarakan dalam pertemuan itu, Gibran tak menampik jika di antaranya ada pembicaraan politik.
Tetapi, spekulasi yang mengaitkan pertemuan itu dengan rumor bahwa putera presiden itu akan maju pada Pilkada DKI mendatang, ditepis Gibran. "Ndak, masih jauh itu. Saya tidak ditembung (dipinang)," ujar Gibran.
Lebih lanjut Gibran menceritakan kedatangan Zulhas ke Solo kali ini. "Saya menerima Wakil Ketua MPR RI, Bapak Zulkifli Hasan, di Loji Gandrung. Pertemuan hangat dan diskusi ringan. Pak Zul menikmati soto dan tengkleng, katanya enak. Di sela-sela pertemuan, beliau turut sampaikan pesan untuk terus menjaga NU dan Muhammadiyah sebagai benteng NKRI," ucap Gibran.
Gibran dan Zulhas memang dikenal cukup dekat bahkan sebelum putera sulung presiden itu menjadi Wali Kota Solo.
"Sudah bertemu berkali-kali. Bahkan dulu Mas Gibran ke rumah saya di Widya Chandra. Waktu mau maju menjadi cawalkot saat Pilkada. Pesan saya sejak dulu selalu sama, jaga NU dan Muhammadiyah. Itu caranya menjaga NKRI," ujarnya.
Zulhas juga dikenal sebagai mentor politik Gibran. Pertemuan antara Zulhas dan Gibran kali ini terasa istimewa dan mendatangkan sejumlah spekulasi menyusul santernya isu reshuffle kabinet.
Para pengamat menyebutkan, Jokowi akan melakukan kocok ulang kabinet untuk mengakomodasi PAN di pemerintahan. Akademisi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Mohammad Abdul Hakim menyebut bahwa pertemuan antara Zulhas dan Gibran bisa dibaca sebagai simbol politik.
"Meningkatnya intensitas pertemuan Ketum dengan Gibran akhir-akhir ini saya baca sebagai proses negosiasi politik yang sudah mulai babak akhir," tutupnya.
Baca juga: Yusril dan Zulhas Berpeluang Masuk Kabinet, Ini Alasannya
"Saya diundang Mas Gibran makan soto dan Tengkleng khas Solo," kata Zulhas, di sela-sela agenda safari politiknya di Jawa Tengah yang mendatangi Loji Gandrung, Rabu (30/3/2022).
Setibanya di kantor Wali Kota Solo, Zulhas langsung disambut Gibran. Pertemuan dilaksanakan secara tertutup selama 1 jam lebih. Banyak hal dibicarakan dalam pertemuan itu, Gibran tak menampik jika di antaranya ada pembicaraan politik.
Tetapi, spekulasi yang mengaitkan pertemuan itu dengan rumor bahwa putera presiden itu akan maju pada Pilkada DKI mendatang, ditepis Gibran. "Ndak, masih jauh itu. Saya tidak ditembung (dipinang)," ujar Gibran.
Lebih lanjut Gibran menceritakan kedatangan Zulhas ke Solo kali ini. "Saya menerima Wakil Ketua MPR RI, Bapak Zulkifli Hasan, di Loji Gandrung. Pertemuan hangat dan diskusi ringan. Pak Zul menikmati soto dan tengkleng, katanya enak. Di sela-sela pertemuan, beliau turut sampaikan pesan untuk terus menjaga NU dan Muhammadiyah sebagai benteng NKRI," ucap Gibran.
Gibran dan Zulhas memang dikenal cukup dekat bahkan sebelum putera sulung presiden itu menjadi Wali Kota Solo.
"Sudah bertemu berkali-kali. Bahkan dulu Mas Gibran ke rumah saya di Widya Chandra. Waktu mau maju menjadi cawalkot saat Pilkada. Pesan saya sejak dulu selalu sama, jaga NU dan Muhammadiyah. Itu caranya menjaga NKRI," ujarnya.
Zulhas juga dikenal sebagai mentor politik Gibran. Pertemuan antara Zulhas dan Gibran kali ini terasa istimewa dan mendatangkan sejumlah spekulasi menyusul santernya isu reshuffle kabinet.
Para pengamat menyebutkan, Jokowi akan melakukan kocok ulang kabinet untuk mengakomodasi PAN di pemerintahan. Akademisi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Mohammad Abdul Hakim menyebut bahwa pertemuan antara Zulhas dan Gibran bisa dibaca sebagai simbol politik.
"Meningkatnya intensitas pertemuan Ketum dengan Gibran akhir-akhir ini saya baca sebagai proses negosiasi politik yang sudah mulai babak akhir," tutupnya.
(maf)
tulis komentar anda