Mensos Paparkan Inovasi Pemberdayaan Kelompok Rentan di Kongres Kewirausahaan Global
Selasa, 29 Maret 2022 - 16:30 WIB
Kemensos juga meningkatkan kesehatan mental pengungsi, mengganti pendapatan dan aset mereka yang hilang karena bencana. Untuk pemberdayaan penyandang disabilitas, Kemensos memberikan pekerjaan di balai dan loka. Mereka membuat alat bantu sesuai kebutuhan spesifik dan mendapat upah yang membantu mereka keluar dari garis kemiskinan sesuai standar Bank Dunia sebesar USD 1,9 per hari.
Produk buatan mereka, seperti tongkat pintar untuk penyandang disabilitas netra yang dilengkapi dengan GPS dan detektor api/asap bermanfaat bagi yang membutuhkan. Kursi roda untuk penderita cerebral palsy dan motor roda tiga juga dimodifikasi, disesuaikan dan dikhususkan untuk mengakomodasi kedisabilitasan mereka. “Ini membantu meningkatkan mobilitas dan mengembangkan potensi diri mereka” kata Mensos.
Untuk tuna wisma, Kemensos menyediakan tempat tinggal di rusunawa mulai 2021. Saat ini sudah siap dihuni 200 keluarga di dua Balai Kemensos di Bekasi dan Bambu Apus, Jakarta Timur.
Kemensos juga menyediakan pusat galeri kewirausahaan yakni Sentra Kreasi Atensi atau SKA. SKA telah didirikan di 28 dari 41 balai di seluruh Indonesia. Galeri SKA menampilkan hasil berkebun, kuliner, dan produk buatan industri rumahan, serta menyediakan kios untuk penjahit, salon, dan spa. Semua ini dilakukan oleh eks-gepeng dan pedagang kaki lima.
Kebijakan Mensos juga mendukung kehidupan masyarakat adat, dengan program yang tetap menghormati budaya mereka seraya meningkatkan pendidikan anak-anak, fasilitas kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya.
Untuk mempercepat pemberdayaan masyarakat di Indonesia Timur, khususnya di Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Papua, Kemensos mengintesifkan pembangunan akses ekonomi dan pasar dengan membangun sistem transportasi sendiri dari fiber, speedboat hingga sepeda motor listrik.
“Kami juga mendukung peralihan ke pertanian dan perikanan modern, dari hulu hingga ke hilir, dan pengolahan makanan. Kebijakan itu berjalan untuk Suku Anak Dalam di Jambi, Badui di Jawa Barat, hingga Asmat di Papua,” kata Mensos.
Dalam pemaparannya, Mensos juga menampilkan video tentang sosok Gading Ogi Saputra. Anak 17 tahun itu menyandang disabilitas ganda. Sehari-hari ia berjualan makanan dan minuman ringan, mengelilingi Kota Pekalongan dengan sepeda kayu roda tiga.
Atas kegigihannya, Gading mendapat bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) dari Kemensos berupa motor roda tiga yang disesuaikan dengan kondisi fisiknya.
Berkat motor listrik roda tiga itu, omzet dagangannya naik. Dengan sepeda, Gading mendapat Rp500 ribu/hari. Namun dengan motor listrik roda tiga, omzet jualan naik menjadi Rp1 juta/hari, serta bisa menabung Rp300 ribu/hari. Sukses Gading telah menginspirasi banyak orang. CM
Produk buatan mereka, seperti tongkat pintar untuk penyandang disabilitas netra yang dilengkapi dengan GPS dan detektor api/asap bermanfaat bagi yang membutuhkan. Kursi roda untuk penderita cerebral palsy dan motor roda tiga juga dimodifikasi, disesuaikan dan dikhususkan untuk mengakomodasi kedisabilitasan mereka. “Ini membantu meningkatkan mobilitas dan mengembangkan potensi diri mereka” kata Mensos.
Untuk tuna wisma, Kemensos menyediakan tempat tinggal di rusunawa mulai 2021. Saat ini sudah siap dihuni 200 keluarga di dua Balai Kemensos di Bekasi dan Bambu Apus, Jakarta Timur.
Kemensos juga menyediakan pusat galeri kewirausahaan yakni Sentra Kreasi Atensi atau SKA. SKA telah didirikan di 28 dari 41 balai di seluruh Indonesia. Galeri SKA menampilkan hasil berkebun, kuliner, dan produk buatan industri rumahan, serta menyediakan kios untuk penjahit, salon, dan spa. Semua ini dilakukan oleh eks-gepeng dan pedagang kaki lima.
Kebijakan Mensos juga mendukung kehidupan masyarakat adat, dengan program yang tetap menghormati budaya mereka seraya meningkatkan pendidikan anak-anak, fasilitas kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya.
Untuk mempercepat pemberdayaan masyarakat di Indonesia Timur, khususnya di Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Papua, Kemensos mengintesifkan pembangunan akses ekonomi dan pasar dengan membangun sistem transportasi sendiri dari fiber, speedboat hingga sepeda motor listrik.
“Kami juga mendukung peralihan ke pertanian dan perikanan modern, dari hulu hingga ke hilir, dan pengolahan makanan. Kebijakan itu berjalan untuk Suku Anak Dalam di Jambi, Badui di Jawa Barat, hingga Asmat di Papua,” kata Mensos.
Dalam pemaparannya, Mensos juga menampilkan video tentang sosok Gading Ogi Saputra. Anak 17 tahun itu menyandang disabilitas ganda. Sehari-hari ia berjualan makanan dan minuman ringan, mengelilingi Kota Pekalongan dengan sepeda kayu roda tiga.
Atas kegigihannya, Gading mendapat bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) dari Kemensos berupa motor roda tiga yang disesuaikan dengan kondisi fisiknya.
Berkat motor listrik roda tiga itu, omzet dagangannya naik. Dengan sepeda, Gading mendapat Rp500 ribu/hari. Namun dengan motor listrik roda tiga, omzet jualan naik menjadi Rp1 juta/hari, serta bisa menabung Rp300 ribu/hari. Sukses Gading telah menginspirasi banyak orang. CM
tulis komentar anda