Kemendagri Sebut Ada Dua Indikator Sukses Pilkada Serentak 2020
Rabu, 17 Juni 2020 - 17:08 WIB
Oleh karena itu, dia mengatakan Kemendagri akan mengerahkan seluruh sumber daya untuk menyukseskan Pilkada Serentak 2020 bersama dengan elemen-elemen pemangku kepentingan lainnya.
"Minggu lalu kami mengadakan webinar dengan PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), da memyampaikan pegalaman ini. Pihak IDI mengatakan siap mendukung. Bukan hanya pasif tetapi juga ikut dalam supervisi dan mentoring ketika protokol kesehatan itu diterapkan. Harapan kami rumah sakit yang tergabung dalam Arsada dan PERSI juga akan bergerak dalam arah yang sama. Rumah sakit memiliki peran vital dan unik dalam Pilkada ini," kata Kastorius.
Pilkada Serentak 2020 menjadi unik, kata Kastorius, karena adanya keharusan penerapan protokol kesehatan dengan disiplin yang tinggi. Hal itu telah dirumuskan secara detail oleh seluruh elemen yang turut pada proses penyelengaraan yang pada akhirnya diputuskan oleh KPU.
Dalam kaitan ini, sambung Kastorius, keterlibatan narasumber yang kredibel untuk berbicara tentang kesehatan, yang dimotori oleh para dokter dan rumah sakit, sangat diperlukan.
Dia mengatakan, peran para profesional kesehatan dan rumah sakit dapat membantu masyarakat memperoleh keyakinan bahwa penyelenggaraan pilkada yang dipersiapkan secara matang akan dapat terlaksana dengan aman, dengan perlindungan dan pencegahan yang tepat terhadap risiko tertular Covid-19.
Kastorius mengisahkan pengalaman Korea Selatan yang mengadakan pemilu pada 15 April lalu dengan partisipasi politik mencapai lebih dari 62%, tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Hal itu menyebabkan Korea Selatan dijadikan sebagai salah satu rujukan pelaksanaan pemilu di tengah pandemi karena berhasil melaksanakannya tanpa menyebabkan penularan Covid-19.
"Kemarin atas dasar itu Menteri Dalam Negeri sudah menerima Dubes Korsel di Kemendagri, dan dalam pertemuan diterangkan secara jelas bahwa pemilu di tengah pandemi sangat dimungkinkan berhasil bila kita mampu meyakinkan masyarakat, kontestan dan penyelenggara pemilu bahwa pemilu tidak mengancam keselamatan dan kesehatan apabila dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang benar. Untuk meyakinkan itu tentu diharapkan keterlibatan elemen-elemen masyarakat yang kredibel terhadap protokiol kesehatan, dalam hal ini para dokter dan rumah sakit," tuturnya.
Webinar Kemendgari yang diwakili oleh Dirjen Otda, Akmal Malik Piliang, Staf Khusus Mendagri, Kastorius Sinaga bersama Ketua Umum Asosiasi Rumah Sakit Daerah (Arsada) R Heru Aryadi, MPH dan Ketua Umum Persi Kuntjoro A Purwanto dengan topik Sinerjitas Penerapan Protokol Kesehatan Dalam Pilkada Serentak 9 Desember 2020.
"Minggu lalu kami mengadakan webinar dengan PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), da memyampaikan pegalaman ini. Pihak IDI mengatakan siap mendukung. Bukan hanya pasif tetapi juga ikut dalam supervisi dan mentoring ketika protokol kesehatan itu diterapkan. Harapan kami rumah sakit yang tergabung dalam Arsada dan PERSI juga akan bergerak dalam arah yang sama. Rumah sakit memiliki peran vital dan unik dalam Pilkada ini," kata Kastorius.
Pilkada Serentak 2020 menjadi unik, kata Kastorius, karena adanya keharusan penerapan protokol kesehatan dengan disiplin yang tinggi. Hal itu telah dirumuskan secara detail oleh seluruh elemen yang turut pada proses penyelengaraan yang pada akhirnya diputuskan oleh KPU.
Dalam kaitan ini, sambung Kastorius, keterlibatan narasumber yang kredibel untuk berbicara tentang kesehatan, yang dimotori oleh para dokter dan rumah sakit, sangat diperlukan.
Dia mengatakan, peran para profesional kesehatan dan rumah sakit dapat membantu masyarakat memperoleh keyakinan bahwa penyelenggaraan pilkada yang dipersiapkan secara matang akan dapat terlaksana dengan aman, dengan perlindungan dan pencegahan yang tepat terhadap risiko tertular Covid-19.
Kastorius mengisahkan pengalaman Korea Selatan yang mengadakan pemilu pada 15 April lalu dengan partisipasi politik mencapai lebih dari 62%, tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Hal itu menyebabkan Korea Selatan dijadikan sebagai salah satu rujukan pelaksanaan pemilu di tengah pandemi karena berhasil melaksanakannya tanpa menyebabkan penularan Covid-19.
"Kemarin atas dasar itu Menteri Dalam Negeri sudah menerima Dubes Korsel di Kemendagri, dan dalam pertemuan diterangkan secara jelas bahwa pemilu di tengah pandemi sangat dimungkinkan berhasil bila kita mampu meyakinkan masyarakat, kontestan dan penyelenggara pemilu bahwa pemilu tidak mengancam keselamatan dan kesehatan apabila dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang benar. Untuk meyakinkan itu tentu diharapkan keterlibatan elemen-elemen masyarakat yang kredibel terhadap protokiol kesehatan, dalam hal ini para dokter dan rumah sakit," tuturnya.
Webinar Kemendgari yang diwakili oleh Dirjen Otda, Akmal Malik Piliang, Staf Khusus Mendagri, Kastorius Sinaga bersama Ketua Umum Asosiasi Rumah Sakit Daerah (Arsada) R Heru Aryadi, MPH dan Ketua Umum Persi Kuntjoro A Purwanto dengan topik Sinerjitas Penerapan Protokol Kesehatan Dalam Pilkada Serentak 9 Desember 2020.
(dam)
tulis komentar anda