Heroik! 69 Pasukan Khusus TNI AU Gugur Ditembak dalam Misi Pengibaran Bendera Merah Putih
Minggu, 20 Maret 2022 - 07:17 WIB
Baca Juga
Pertempuran demi pertempuran dialami Manuhua dan pasukannya. Setelah berhari-hari berada di dalam hutan lebat tanpa perbekalan, Manuhua dan pasukannya memutuskan turun dan masuk ke permukiman warga sekitar untuk mencari makanan. Kedatangan Manuhua langsung diterima oleh warga setempat.
Mereka lalu memberi Manuhua dan pasukannya sagu. Untuk memulihkan tenaga, Manuhua memutuskan untuk bermalam di salah satu rumah di perkampungan tersebut. Ketika waktu menunjukkan pukul 03.00, salah seorang penduduk meminta Manuhua dan pasukannya pindah ke sebuah rumah yang lebih aman. Tanpa curiga, Manuhua mengikuti permntaan penduduk setempat yang ternyata itu adalah jebakan.
Manuhua dan pasukannya dikepung dan dihujani tembakan dari segala arah. Meski kekuatan musuh jauh lebih besar dengan persenjataan lengkap, namun hal itu tidak membuat gentar Manuhua. Dengan gagah berani, Manuhua bertempur habis-habisan. Sayangnya, dalam pertempuran yang tidak seimbang tersebut, Manuhua gugur. ”Saat itu, terdengar dengan jelas pembicaraan tentara Belanda yang mengatakan kalau LU I Manahua dan anak buahnya sudah mati semua kecuali satu yaitu dirinya,” ucap Sutarmono, anak buah Manuhua yang berhasil selamat.
Kibarkan Merah Putih
Sementara itu, pasukan Kopasgat yang dipimpin Letnan Muda Udara (LMU) II Suhadi dengan Komandan Peleton (Danton) SMU Ngarbingan dan SMU Mengko yang semula diterjunkan di Klamono bersama Manuhua, akhirnya diterjunkan di daerah Teminabuan.
Sebanyak 80 prajurit Kopasgat diterjunkan dari pesawat angkut C-130 Hercules. Dipilihnya Hercules lantaran pesawat ini mampu terbang di atas ketinggian 30.000 feet dengan kecepatan 300 NM sehingga mampu mengatasi ancaman pesawat tempur Neptune Belanda. Tepat pukul 02.30, satu persatu prajurit kebanggaan TNI AU itu melompat dari pesawat terjun di kegelapan malam Papua.
Lagi-lagi, pasukan yang diterjunkan harus menghadapi kerasnya alam Papua. Tidak sedikit prajurit Kopasgat yang tersangkut di pohon yang memiliki ketinggian di atas 30 meter, tercebur di rawa-rawa. Bahkan tidak sedikit pula yang mendarat tepat di markas Belanda di Kampung Wersar seperti yang dialami PU I Lili Sumarli, PU I Gunarso dan Kapten Udara (KU) II Alex Sangido serta KU II Wangko. Akibatnya, pertempuran sengit di malam hari tak terhindarkan. Dalam pertempuran yang terjadi pada dini hari tersebut, Kapten Udara (KU) II Alex Sangido dan KU II Wangko ditemukan gugur.
Sementara itu, tentara Belanda yang mendapat serangan mendadak dari Kopasgat langsung kocar-kacir melarikan diri. Setelah berhasil menguasai Kampung Wersar, SMU Mengko kemudian mengeluarkan Bendera Merah Putih dan ranselnya. Setelah memerintahkan anak buahnya menebang pohon setinggi 4 meter, Bendera Merah Putih yang dibawanya langsung diikat dan ditancapkan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda