Penyebaran Covid-19, Waspada Gelombang Kedua di Depan Mata
Selasa, 16 Juni 2020 - 06:57 WIB
Sebagian permukiman di Beijing Barat dan Barat Daya telah masuk dalam zona "kuning", termasuk Financial Street, pusat perbankan dan firma keuangan. Wilayah tersebut kini diwajibkan pembatasan pergerakan kendaraan, penyemprotan disinfektan, dan pemeriksaan suhu. Adapun wilayah yang berdekatan dengan Xinfandi masuk dalam zona "merah" sehingga di lockdown.
Pemerintah Beijing telah melakukan pemeriksaan terhadap 76.499 orang, sekitar 59 orang positif Covid-19. Juru Bicara Komisi Kesehatan Beijing, Gao Xiaojun, mengatakan sebanyak 8.950 orang yang telah mengunjungi Xinfandi juga telah diperiksa. Sejauh ini, baru sekitar 6.075 sample yang sudah selesai diuji.
Wabah tersebut menyebabkan pemerintah di daerah lainnya mengimbau warganya agar tidak mengunjungi ibu kota, kecuali darurat. Selain itu, warga yang keluar dari Beijing akan diperiksa dan diisolasi selama 14 hari sebelum diperbolehkan beraktivitas di daerah lain. Pasien baru juga ditemukan di Provinsi Liaoning dan Hebei. Semuanya diyakini berkaitan dengan wabah baru di Beijing. Begitupun dengan satu pasien baru di Sichuan.
Berkebalikan dengan Beijing, di tengah ancaman gelombang kedua, theme park Disneyland di Hong Kong menyatakan akan kembali membuka bisnis pada 18 Juni mendatang. Namun, jumlah tiket dan pengunjung yang diperbolehkan masuk dibatasi. Selain itu, mereka akan diperiksa sebelum dapat menikmati berbagai wahana.
Keputusan itu dikeluarkan menyusul tidak adanya pasien baru Covid-19 dalam beberapa hari terakhir di Hong Kong. Sejauh ini, jumlah pasien Covid-19 di Hong Kong mencapai 1.110 orang, 4 di antaranya meninggal dunia. Sama seperti Taiwan, Hong Kong berhasil menanggulangi penyebaran Covid-19 secara baik. (Baca juga: Penerapan SE Angkutan Penumpang Era New Normal Banyak Dilanggar)
Mayoritas restoran dan tempat berbelanja di dalam kompleks Disneyland juga akan diperbolehlan membuka bisnis, tapi dengan kapasitas terbatas. Antrean pengunjung dan pembeli juga perlu diawasi dan diatur sehingga tidak terlalu berdekatan. Layanan penginapan juga akan membuka layanan secara bertahap.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengaku sudah menerima informasi temuan baru di Beijing dari otoritas terkait China. "Pemeriksaan genetik manusia dan lingkungan sedang berlanjut. WHO berharap hasilnya dapat segera dirilis sedini mungkin," ungkap WHO, dikutip Reuters. WHO memahami pemeriksaan tersebut membutuhkan waktu dan mempercayai China akan segera merilis setelah analisis laboratorium selesai dan lengkap.
Ahli epidemiologi mengatakan sampel genetik yang diambil dari lapangan menunjukkan wabah di Xinfandi berasal dari Eropa. "Hasil pemeriksaan awal membuktikan virus ini berasal dari luar negeri. Tapi, kami tidak tahu bagaimana virus itu dapat sampai ke pasar Xinfandi," kata Yang Peng.
Sekjen Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan dunia masih panjang dari hal aman dari virus corona. "Pertarungan belum selesai. Semua orang tetap rawan terserang virus dan ancaman itu sangat nyata,"katanya.
Organisasi Buruh Internasional (ILO) dan UNICEF memperingatkan dalam jangka panjang, puluhan juta rakyat miskin akan terkena virus corona. "Pandemi ini akan menggangu pendapatan keluarga," kata Kepala ILO GUy Ryder. (Lihat videonya: Pelaku Usaha Sambut Baik Masa PSBB Transisi di Jakarta)
Pemerintah Beijing telah melakukan pemeriksaan terhadap 76.499 orang, sekitar 59 orang positif Covid-19. Juru Bicara Komisi Kesehatan Beijing, Gao Xiaojun, mengatakan sebanyak 8.950 orang yang telah mengunjungi Xinfandi juga telah diperiksa. Sejauh ini, baru sekitar 6.075 sample yang sudah selesai diuji.
Wabah tersebut menyebabkan pemerintah di daerah lainnya mengimbau warganya agar tidak mengunjungi ibu kota, kecuali darurat. Selain itu, warga yang keluar dari Beijing akan diperiksa dan diisolasi selama 14 hari sebelum diperbolehkan beraktivitas di daerah lain. Pasien baru juga ditemukan di Provinsi Liaoning dan Hebei. Semuanya diyakini berkaitan dengan wabah baru di Beijing. Begitupun dengan satu pasien baru di Sichuan.
Berkebalikan dengan Beijing, di tengah ancaman gelombang kedua, theme park Disneyland di Hong Kong menyatakan akan kembali membuka bisnis pada 18 Juni mendatang. Namun, jumlah tiket dan pengunjung yang diperbolehkan masuk dibatasi. Selain itu, mereka akan diperiksa sebelum dapat menikmati berbagai wahana.
Keputusan itu dikeluarkan menyusul tidak adanya pasien baru Covid-19 dalam beberapa hari terakhir di Hong Kong. Sejauh ini, jumlah pasien Covid-19 di Hong Kong mencapai 1.110 orang, 4 di antaranya meninggal dunia. Sama seperti Taiwan, Hong Kong berhasil menanggulangi penyebaran Covid-19 secara baik. (Baca juga: Penerapan SE Angkutan Penumpang Era New Normal Banyak Dilanggar)
Mayoritas restoran dan tempat berbelanja di dalam kompleks Disneyland juga akan diperbolehlan membuka bisnis, tapi dengan kapasitas terbatas. Antrean pengunjung dan pembeli juga perlu diawasi dan diatur sehingga tidak terlalu berdekatan. Layanan penginapan juga akan membuka layanan secara bertahap.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengaku sudah menerima informasi temuan baru di Beijing dari otoritas terkait China. "Pemeriksaan genetik manusia dan lingkungan sedang berlanjut. WHO berharap hasilnya dapat segera dirilis sedini mungkin," ungkap WHO, dikutip Reuters. WHO memahami pemeriksaan tersebut membutuhkan waktu dan mempercayai China akan segera merilis setelah analisis laboratorium selesai dan lengkap.
Ahli epidemiologi mengatakan sampel genetik yang diambil dari lapangan menunjukkan wabah di Xinfandi berasal dari Eropa. "Hasil pemeriksaan awal membuktikan virus ini berasal dari luar negeri. Tapi, kami tidak tahu bagaimana virus itu dapat sampai ke pasar Xinfandi," kata Yang Peng.
Sekjen Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan dunia masih panjang dari hal aman dari virus corona. "Pertarungan belum selesai. Semua orang tetap rawan terserang virus dan ancaman itu sangat nyata,"katanya.
Organisasi Buruh Internasional (ILO) dan UNICEF memperingatkan dalam jangka panjang, puluhan juta rakyat miskin akan terkena virus corona. "Pandemi ini akan menggangu pendapatan keluarga," kata Kepala ILO GUy Ryder. (Lihat videonya: Pelaku Usaha Sambut Baik Masa PSBB Transisi di Jakarta)
tulis komentar anda